scentivaid mycapturer thelightindonesia

Abu Muhammad Darimi; Ulama, Pimpinan Dayah, dan Murid Abu Sabang Lamno

Abu Muhammad Darimi; Ulama, Pimpinan Dayah, dan Murid Abu Sabang Lamno
Foto: Abu Muhammad Darimi/Dok. Penulis

Abu Muhammad Darimi bin Nyak Badai adalah ulama yang melanjutkan kepemimpinan agama masyarakat Leupee Lamno Aceh Jaya setelah wafatnya guru besar mereka Syekh Aidarus Pimpinan Dayah Bustanul Aidarusiyah. Semenjak kecil telah tampak sisi keutamaan pada diri Abu Muhammad Darimi dengan keluhuran budinya, sehingga pamannya Teungku Syekh Haji Aidarus bin Teungku Haji Sulaiman menaruh perhatian khusus Teungku Muhammad Darimi kecil yang sering disebut dengan Teungku Nyakmi.

Mengawali belajarnya, Abu Muhammad Darimi belajar langsung kepada Syekh Aidarus yang juga paman beliau dari jalur ibu.  Teungku Syekh Aidarus sendiri merupakan murid dari Teungku Haji Muhammad Arif dan Teungku Chik Ahmad Tanoh Mirah, Pendiri Dayah Bungcala Aceh Besar teman seperjuangan Teungku Chik Di Tiro. Kepada kedua ulama tersebut Syekh Aidarus memperdalam kajian keilmuan, sehingga mengantarkan beliau menjadi seorang ulama yang mendalam ilmunya. Sebelum membuka Dayah Bustanul Aidarusiyah yang sering disebut dengan singkatan BUSAIDA. Syekh Aidarus pernah pula belajar beberapa tahun di Makkah dan berguru kepada para ulama Makkah walaupun tidak begitu lama, karena keadaan Aceh ketika itu sedang dalam kondisi perang dengan Belanda.

Syekh Aidarus memiliki keahlian dalam bidang ilmu Fikih dan Nahwu. Sehingga ilmu-ilmu inilah yang lebih menonjol pada murid-muridnya. Demikian pula dengan Abu Muhammad Darimi sangat menguasai ilmu fikih dan nahwu seperti gurunya Syekh Aidarus. Di antara teman seperguruannya ketika belajar kepada Syekh Aidarus adalah Abu Salim Mahmudi. Beliau mengikuti seluruh jenjang pendidikan dari tingkat awal sampai kajian tinggi dan kitab-kitab besar kepada Teungku Syekh Aidarus dan Abu Muhammad Darimi adalah satu-satunya pewaris ilmu Syekh Aidarus tersebut. Sehingga tidak mengherankan setelah wafatnya Syekh Aidarus sekitar tahun 1953, beliau yang ketika itu masih sangat muda, melanjutkan kepemimpinan dayah, dimana usia beliau belum sampai 25 tahun.

Baca Juga: Abu Haji Salim Mahmudi Lamno; Ulama Karismatik dan Ahli Tasawuf Lamno

Selain kepada Syekh Aidarus, Abu Muhammad Darimi juga pernah belajar kepada beberapa ulama lainnya dalam beberapa cabang keilmuan secara singkat dan cepat, lebih kepada pendalaman dan tabaruk saja. Beliau disebutkan pernah belajar ilmu falak kepada Abu Muhammad Shaleh Lambhuk sekitar enam bulan. Belajar Tarekat Syattariah kepada Abu Haji Hasan Kruengkalee, bahkan beliau diberikan berbagai macam ijazah langsung dari Abu Kruengkalee. Selain kepada Abu Kruengkalee, beliau pernah pula belajar Tarekat Naqsyabandiyah kepada Teungku Syekh Muhammad Waly al-Khalidy, dimana beliau memperdalam kajian tasauf terutama Tarekat Naqsyabandiyah.

Sekitar tahun 1962, setelah wafatnya Syekh Muda Waly, beliau pernah pula belajar pengantar Kitab al Mahalli yang disebut dengan Khutbah Mahalli kepada murid Abuya Muda Waly yaitu Abu Abdul Aziz Samalanga atau yang dikenal dengan Abon Samalanga. Setelah ditempa berbagai ilmu, telah mengantarkannya menjadi seorang ulama yang luas keilmuannya. Selain belajar dari para ulama yang lebih tua darinya, beliau secara rutin mengikuti pengajian di Mesjid Sabang Lamno yang diasuh oleh Abu Asnawi Ramli yang dikenal dengan Aba Asnawi, pimpinan Dayah Budi Lamno dan dahulunya pernah menjadi murid Abu Muhammad Darimi. Karena Aba Asnawi pernah belajar di Dayah BUSAIDA, Mudi Mesra dan Budi Lamno.

Sebagai figur karismatik, Abu Muhammad Darimi dengan penuh tanggung jawab telah mengayomi masyarakat, khususnya Lamno dengan berbagai petuah bijak dan fatwa-fatwa keagamaan yang mencerahkan, dan dengan sikap yang luhur yang telah beliau contohkan dalam kehidupannya. Bahkan ketawadhu’an yang begitu melekat pada sosok Abu Muhammad Darimi. Dimana banyak orang yang datang meminta ijazah Tarekat dan doa kepada beliau, namun beliau selalu mengalihkan kepada ulama lainnya yang lebih tua darinya yaitu Abu Salim Mahmudi yang sama-sama pernah belajar kepada Teungku Syekh Aidarus, dan kedua-duanya adalah ulama dan panutan masyarakat Lamno. Namun itulah keluhuran budi yang begitu melekat pada beliau.

Baca Juga: Abu Mudi Samalanga; Ulama Karismatik dan Guru Besar Dayah Aceh

Banyak nilai keteladanan yang telah ditinggalkan untuk para murid-muridnya. Sehingga masyarakat Lamno merasakan kiprah keulamaan dan keilmuan Abu Muhammad Darimi. Beliau juga menjadi ulama penting dengan sanad keilmuan yang beliau miliki dari para tokoh ulama seperti: Syekh Haji Aidarus, Syekh Hasan Kruengkalee, Abu Muhammad Shaleh Lambhuk, Abuya Syekh Muda Waly al-Khalidy dan Abu Abdul Aziz Samalanga. Setelah kiprah yang besar untuk masyarakatnya, dalam usia 79 wafatlah ulama karismatik Abu Muhammad Darimi bin Nyak Badai. [] Rahimahullah Rahmatan Wasi’atan.

Nurkhalis Mukhtar El-Sakandary
Ketua STAI al Washliyah Banda Aceh; Pengampu Pengajian Rutin TAFITAS Aceh; dan Penulis Buku Membumikan Fatwa Ulama