Benteng Akidah Islam
Setelah bersafari dakwah di 50 Kota. Kiai Idrus dan Kiai Ma’ruf ke negeri bawah Gunung Marapi, Lasi, Agam. Tujuan beliau pertama kali ke Pondok Pesantren Ashhabul Yamin (PPAY). Pondok pesantren yang didirikan oleh Abuya Zamzami Yunus pada tahun 1992.
Dalam pertemuan kali ini, Kiai Idrus mengisi kegiatan daurah kuliah umum. Berikut berita acaranya.
Sebelum memulai inti pelajaran beliau menguatkan betapa dekat dan hangatnya Perti dengan NU. Kedua ormas ini sama-sama memilki satu paham keislaman.
“Nahdlatul Ulama dan Persatuan Tabiyah Islamiyah hanya beda baju, kalau isinya sama. Sama-sama Islam Ahlus Sunnah wa Jamaah.” Ungkap kiai.
Lanjutnya, kiai memulai daurah kali ini dengan mengatakan bahwa kita sekarang ini berada pada masa yang penuh fitnah dan tantangan. Salah satu fitnah yang pedih itu adalah fitnah terhadap akidah Aswaja. Hingga fitnah ini mampu membuat orang-orang keluar dari Aswaja serta membencinya. Beliau juga menyebut bahwa untuk menghadang fitnah-fitnah itu harus dilawan oleh orang-orang dari pondok pesantren salaf seperti Ashabul Yamin misalnya.
Tapi, kiai pun khawatir dengan pondok-pondok pesantren itu sekarang. Karena, sudah kurangnya jumlah ulama-ulama kita, bukan cuma kurang itu saja, malahan kita kekurangan orang-orang yang paham kitab kuning pula.
Tantangan Aswaja di Indonesia pada hari ini sangatlah banyak. Kenapa? Karena banyaknya lahir aliran-aliran semenjak NU dan Perti lahir dan ada hingga sampai sekarang. Contoh, wahabi, syi’ah, kebathinan, dan masih ada 3000-an lagi aliran sesat di Indonesia menurut Kiai Idrus setelah melakukan penelitian pada tahun lalu, 2019.
Menurut beliau jika kita runut jumlahnya. Setiap 1 provinsi di Indonesia bisa memilki 200 macam aliran. Setiap aliran itu memilki stadiumnya masing-masing. Ada yang stadium sesat, sesat lagi menyesatkan orang, dan mengakibatkan kufur/murtad.
Bagi beliau jawaban dari menyelamatkan Aswaja hanya bisa didapati dari orang-orang seperti kita. Jawaban yang paling relevan untuk Islam yang sedang dirundung fitnah oleh aliran sesat. Siapa yang menyelamatkan? Yaitu, orang-orang yang belajar ke pondok pesantren, belajar kitab kuning, bermuzakarah, dan bermunazharah. Mereka Ahlus Sunnah wal Jamaah pada masa sekarang yang menjadi benteng akidah umat Islam.
Di Minangkabau, Kiai Idrus sudah melihat, bahwa salah satu penyelamat Aswaja itu ia temukan di Pondok Pesantren Ashabul Yamin. Ada Abuya Zamzami Yunus dan anak-anak siaknya yang menjadi benteng Aswaja di tanah bertuah, Minangkabau.
Dari perbuatan siapakah Aswaja haru kita lindungi? Kebanyakan orang-orang yang beraliran sesat. Orang-orang salafi-wahabi yang mereka memilki banyak cara untuk menyesatkan penganut Aswaja. Ada dengan cara yang paling dekat yaitu secara finansial. Mereka menggoda kita dengan uang, memberi kebutuhan pokok, seperti beras dan lauk pauk. Ada pula untuk merayu pemuda dan pemudi terpelajar dengan memberikan beasiswa pendidikan. Rata-rata mereka itu menyediakan sekolah, pondok pesantren, dan perguruan tinggi secara gratis. Hal itu semua sama juga dengan menukar agamanya dengan sedikit keuntungan dunia. Maka tepat dan bisa dikatakan bahwa orang-orang yang mengikuti ajaran aliran sesat itu mendapatkan bayaran sebagai bukti dari pengakuannya kepada aliran sesat.[]
Salam ta’dhim kagem kyai Ma’ruf Khozin, semoga tidak terbius Idrus Ramli yang mencoba bikin NU tandingan.