scentivaid mycapturer thelightindonesia

Anak Siak Tarbiyah Islamiyah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H

Anak Siak Tarbiyah Islamiyah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H

Tarbiyah Islamiyah Memperingati Maulid Nabi Tarbiyah Islamiyah Memperingati Maulid Nabi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H/2020 M di MTI Candung, Kab. Agam, Sumatera Barat berlangsung khidmat pada Selasa, 3 November 2020. Tema acara ini adalah “Meneladani Nabi Muhammad SAW sebagai Manusia Beradat dan Berbudaya”. Acara ini diikuti para guru dan santri MTI Canduang serta warga sekitar madrasah. Acara berlangsung di Aula Pertemuan MTI Canduang. Acara yang diselenggarakan MTI Canduang dan jaringan media Kaji Surau TV dan web tarbiyahislamiyah.id ini juga disiarkan secara langsung lewat kanal Youtube Kajisurau TV dan Instagram @kajisurautv. Rekaman acara tetap bisa disaksikan di kedua media sosial anak siak tersebut.

Dalam kegiatan peringatan Maulid ini dibacakan Qasidah Barzanji. Barzanji dilantunkan oleh Grup Shalawat Syifaul Qulub pimpinan Buya Ronal Andany. Grup Selawat ini beranggotakan anak-anak siak yang sedang menuntut ilmu agama Islam di MTI Canduang. 

Acara pokok peringatan Maulid kali ini adalah taushiyah dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Taushiyah disampaikan oleh Buya Apria Putra Angku Mudo Khalis, dari Mungka, Payakumbuh, Kab. Lima Puluh Kota. Dalam taushiyahnya, Buya Apria Putra menyampaikan sejarah Maulid. Tak lupa pula beliau membeberkan alasan dan dalil mengapa kelahiran Nabi diperingati dengan membacakan Barzanji dan berbagai qasidah puji-pujian lainnya. Secara khusus dijelaskan pula mengapa dalam pembacaan Barzanji ada prosesi berdiri (mahal al-qiyam), terutama pada saat membaca bait shalawat thala’al badru ‘alaina sampai akhir.

Baca Juga: Meneladani Sang Qudwah

Buya Apria Putra menekankan bahwa inti peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah pembacaan sejarah kelahiran Nabi. Sejarah kelahiran itu telah disusun dengan bait-bait yang indah oleh para pujangga Arab terdahulu, salah satunya adalah Imam Barzanji. Dalam taushiyahnya, dia menambahkan bahwa Syekh Sulaiman Arrasuli juga menggubah sebuah karangan berjudul Tsamaratul Ihsan fi Waladati Sayyidil Insan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad.

Salah satu poin yang juga disampaikan Buya Apria Putra adalah pukulan rebana pengiring bacaan Barzanji bukan hanya sekadar bebunyian musik untuk penghibur hati atau berindah-indah.  Bunyi pukulan rebana itu adalah ekspresi zikir dari seseorang yang sedang menyimak atau membaca Barzanji. Dalam pukulan-pukulan itu terkandung zikir Allah…Allah…Allah.

Hikmah peringatan Maulid yang bisa dipetik oleh umat Islam adalah memunculkan himmah (semangat) dalam beragama. Selain itu juga dapat mempertebalkan keimanan kepada Allah sebab dalam kisah maulid terdapat banyak kejadian di luar adat dan akal sehat. Dan, yang paling penting, adalah mempererat hubungan rohani dengan Nabi SAW.

Terkait dengan tema kegiatan Maulid kali ini, Buya Apria menyampaikan bahwa teladan yang bisa diambil dari Nabi Muhammad SAW adalah dari sunnah-sunnah beliau. Di dalam sunnah-sunnah itu terdapat unsur adat dan budaya yang bisa dipetik hikmahnya oleh ummatnya. Dia mencontohkan beberapa sunnah Nabi yang mewujud jadi adat kebiasaan sampai sekarang di tengah masyarakat Minangkabau, antara lain: kebiasaan Nabi membakar sesuatu yang menimbulkan asap beraroma harum (kemenyan); Nabi membiarkan sahabat-sahabatnya bergembira di masjid dengan membaca qasidah-qasidah; Nabi menyuruh umatnya mempelajari bahasa Arab. Inilah di antara sunnah Nabi yang kemudian dalam perjalanan waktu menjadi adat dan budaya di berbagai masyarakat muslim.

Baca Juga: Maulid di Minangkabau (1): Barzanji dan Syaraful Anam

Acara peringatan Maulid kali ini ditutup dengan pembacaan doa dan tahlil yang dipimpin Buya Apria Putra. []

Inyiak Ridwan Muzir
Anak siak Tarbiyah Islamiyah, anggota Surau Tuo Institute Yogyakarta