Makam Syekh Ismail Rahman
Alhamdulillah, tadi saya dapat berziarah ke makam Syekh Ismail Rahman di Tanjung Haro Sikabu Kabu. Beliau merupakan anak kandung dari Maulana Syekh Abdurrahman Al-Khalidi Kumango as-Sammani al-Madani.
Beliau Syekh Ismail Rahman lahir pada tanggal 10 oktober 1918 dan wafat pada 24 februari 2003. Semasa hidup, beliau Syekh Ismail Rahman pernah membuat satu buku yang berisi tentang Silek Kumango, yang disana banyak menerangkan tentang bagaimana yang sebenarnya daripada Silek Kumango tersebut. Alhamdulillah, dengan izin Allah saya memiliki buku tersebut.
Menurut penuturan Pak Ismasril yang merupakan anak kandung dari Syekh Ismail Rahman ketika semasa beliau hidup Syekh Ismail Rahman, ditipkan oleh ayah beliau di Surau Balubuih untuk menuntut ilmu dengan Maulana Syekh Mudo Abdul Qadim. Dan dari beberapa cerita dari Pak Ismasril yang cukup membuat saya merinding yakni ketika bagaimana kepergian dari Maulana Syekh Abdurrahman Kumango, yang mungkin tak banyak yang akan dapat saya uraikan disini, namun yang Maulana Syekh Abdurrahman Al-Khalidi sebelum kepergian beliau, beliau telah mengetahui kapan waktu dan tanggal ataupun hari beliau akan berpulang. Sungguh suatu karomah yang sangat luar biasa dari seorang wali tanah Minang tersebut.
Tambahan, anak-anak dari Maulana Syekh Abdurrahman Al-Khalidi Kumango sangat mematuhi perintah dari ayahnya, bagaimana demikian? Syekh Kumango adalah sosok yang sangat tegas dan bijaksana tidak boleh sembarangan orang masuk ke kamar beliau / ruangan pribadi daripada beliau, kecuali beliau sendiri yang memanggil, menurut keterangan dari Pak Ismasril yang beliau terima langsung dari ayah beliau. Di surau tersebut ada suatu ruangan khusus dan kamar bagi Syekh Kumango, yang mana kamar tersebut dipenuhi oleh buku-buku.
Baca Juga: Ulama-ulama Sufi Minangkabau
***
Semoga dengan seringnya kita membaca ataupun mendengar kisah orang-orang shaleh dapat mempupuk rasa kecintaan kita terhadap ulama. Sebagaimana yang telah disampaikan oleh Imam Hasan al-Basri ketika ditanya tentang amalan yang mendekatkan diri kepada Allah dan yang menyelamatkan pada hari akhir. “Cintailah para aulia atau ulama (orang yang dekat dengan Allah) dan berharap ketika Allah menatap hati para kekasihnya, di sana tertulis namamu. Dan itu akan membuat Allah membiarkan engkau bersama mereka di tempat terbaik-Nya.”
Ulama adalah orang-orang yang berjuang di jalan agama melalui ilmu. Mereka adalah orang-orang yang mewarisi Nabi dalam menjaga dan mensyiarkan ilmu-ilmu-Nya. Dari lisan dan amal mereka, umat mendapati khazanah pengetahuan untuk tetap berpegang pada kebenaran di atas al-Qur’an dan as-Sunnah.
Dengan mencintai ulama maka pasti yang ditemukan adalah kebaikan dan keberkahan. Mengambil tangan ulama lalu menciumnya adalah hal indah yang didapat dari mereka yang mencintai ulama. Apalagi, menziarahi dan bersilaturahim kepadanya.
Sebut sebuah hadis, “Barangsiapa mengunjungi orang alim maka ia seperti mengunjungi aku, barangsiapa berjabat tangan kepada orang alim, ia seperti berjabat tangan denganku, barangsiapa duduk bersama orang alim maka ia seperti duduk denganku di dunia, dan barangsiapa yang duduk bersamaku di dunia maka Allah mendudukkanya pada hari kiamat bersamaku.” (Kitab Lubabul Hadis).
Dari Abu Harairah RA, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mengunjungi orang alim, maka aku menjamin kepadanya dimasukkan surga oleh Allah.” (Kitab Tanqihul Qaul).
Semoga keberkahannya meliputi kita semua, Amin, Allahumma Amin.
Leave a Review