scentivaid mycapturer thelightindonesia

Burung-burung dan Binatang Juga Berpuasa ‘Asyura

Oleh Afriul Zikri

Kenapa dinamakan ‘Asyura?
Karena ia jatuh pada urutan hari ke-10 bulan Muharram. Syekh Sulaiman al-Jamal (w.1204 H) memaparkan dalam “Futuhat Al-Wahhab bi Taudhihi Syarhi Manhaj Ath-Thullab” atau yang lebih kita kenal dengan “Hasyiyah al-Jamal” alasan lain kenapa dinamai tanggal 10 Muharram dengan ‘Asyura adalah dikarenakan pada hari itu Allah memberikan 10 kemuliaan (karamat) kepada 10 para nabi.

Di beberapa literatur kitab nasehat disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw berkata kepada Saiduna Umar r.a :

-Sesungguhnya Allah menciptakan langit, bumi, matahari, bulan, bintang, ‘arays, kursy pada hari ‘Asyura.
-Allah menciptakan Adam a.s, memasukkan beliau ke surga dan menerima taubat beliau pada hari ‘Asyura.
-Nabi Ibrahim a.s dilahirkan, diselamatkan dari kobaran api serta mendapatkan hidayah pada hari ‘Asyura.

-Nabi Musa diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir’aun, diturunkan Taurat kepada beliau serta Fir’aun ditenggelamkan oleh Allah pada hari ‘Asyura.
-Nabi Isa a.s dilahirkan dan diangkat ke langit pada hari ‘Asyura.
-Nabi Idris a.s diangkat ke suatu tempat yang tinggi juga pada hari ‘Asyura.
-Kapal Nabi Nuh a.s berlabuh di bukit Judi pada hari ‘Asyura
-Nabi Yusuf dikeluarkan dari penjara pada hari ‘Asyura
-Taubat kaum nabi Yunus diterima pada hari ‘Asyura
-Nabi Sulaiman diberikan kekuasaan / kerajaan pada hari ‘Asyura
-Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan paus pada hari ‘Asyura
-Penglihatan Nabi Ya’kub kembali normal pada hari ‘Asyura
-Penyakit nabi Ayub disembuhkan pada hari ‘Asyura
-Nabi Daud diampuni oleh Allah pada hari ‘Asyura
-Hujan pertama kali turun adalah pada hari ‘Asyura
-Saiduna Husain bin Aly r.a terbunuh pada hari Asyura
-Pada hari Asyura adalah jadwal penukaran kain penutup Ka’bah (kiswah) setiap tahunnya.
-Setiap tgl 10 Muharam (‘Asyura) Nabi Muhammad Saw mengumpulkan perempuan perempuan yang menyusui beliau dan anak-anak beliau lalu memberikan pesan kepada mereka : “Jangan beri mereka minum / susui mereka hari ini hingga datang malam hari!”

Bahkan juga ada berita bahwa burung-burung serta hewan liar lainnya berpuasa pada hari tersebut. Burung pertama yang berpuasa ‘Asyura adalah burung Surad (Bentet).

Bahkan beliau mengabarkan bahwa dalam beberapa hadist diceritakan pernah beberapa orang melakukan eksperimen dengan membawa potongan daging lalu dibawa ke daerah padang pasir (yang banyak hewan liarnya), ketika sampai disana mereka melemparkan daging itu kepada hewan-hewan liar, para hewan tersebut hanya melihat dan memperhatikan daging itu dan sesekali juga melihat matahari, ketika matahari telah terbenam (waktu berbuka) hewan-hewan tersebut berdatangan kearah daging itu lalu memakannya” – Keterangan oleh Syekh Aly Syabromalisi (w.1087 H)-.

Diceritakan juga dari Fathul Asmar beliau berkata : “Setiap hari kebiasaanku adalah memotong roti kecil-kecil untuk kuberikan kepada semut, namun anehnya ketika hari Asyura mereka tidak memakan roti itu kecuali setelah maghrib”.

Baca Juga: Hukum Berpuasa di Pertengahan Kedua Bulan Sya’ban


Pada hari ‘Asyura kita dianjurkan berpuasa berdasarkan banyak hadist Rasulullah dan fadilahnya adalah dapat menghapuskan dosa satu tahun belakang.
Imam Bukhari dalam sahih beliau meriwayatkan sebuah hadist dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلَّا هَذَا الْيَوْمَ يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Aku tidak pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sengaja berpuasa pada suatu hari yang beliau istimewakan dibanding hari-hari lainnya kecuali hari ‘Asyura’ dan bulan ini, yaitu bulan Ramadhan”.

Puasa Asyura menghapuskan dosa 1 tahun sebelumnya. Dalam riwayat imam Muslim disebutkan, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda :

وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ

“Adapun puasa pada hari ‘Asyura`, aku memohon kepada Allah agar puasa tersebut bisa menghapus dosa setahun sebelumnya.”

Dosa apa yang dihapuskan?
Yaitu dosa-dosa kecil yang tidak ada kaitannya dengan dosa kepada manusia.
Imam Nawawi (w.676 H) berkomentar : “Seandainya seorang tersebut tidak memiliki dosa kecil, mudah-mudahan bisa juga menjadi pengkikis dosa-dosa besar”
Namun Ibnu al-Munzir (w.318 H) berpendapat bahwa dosa yang dihapuskan adalah semua dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Pendapat beliau ini diamini juga oleh Mujalla bin Jumai’ Abul Ma’aly al-qurosy al-makhzumi (w.550 H) Sahibu adz-Dzakhair. Beliau berkomentar : “Mengkhususkan ‘penghapusan dosa’ itu untuk dosa kecil adalah tindakan seolah-olah mengatur Allah, padahal ampunan Allah itu maha luas”. Imam Syams ar-Ramli (w. 1004 H) lebih condong dan mendukung pendapat kedua ini”.
Seandainya seseorang itu tidak memiliki dosa maka akan menjadi tambahan kebaikan baginya.

Penyebab awal puasa pada tanggal 10 Muharram ini (‘Asyura) adalah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam datang dan menetap di Madinah, beliau menemui kebiasaan orang Yahudi berpuasa pada tanggal 10 Muharram ini, ketika Rasulullah menanyakan alasan mereka berpuasa, mereka menjawab karena pada hari itu adalah mereka (Bani Israil) diselamatkan dari kejaran musuh Allah, yaitu Firaun dan bala tentaranya, sehingga nabi Musa berpuasa dan memerintahkan mereka berpuasa. Kemudian nabi mengomentari bahwa beliau lebih berhak terhadap nabi Musa dibandingkan umat Yahudi, sehingga nabi berpuasa dan juga memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Hal ini direkam oleh Imam Bukhari dalam Shahih beliau :

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَدِمَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمَدِينَةَ فَرَأَى الْيَهُودَ تَصُومُ يَوْمَ عَاشُورَاءَ فَقَالَ مَا هَذَا قَالُوا هَذَا يَوْمٌ صَالِحٌ هَذَا يَوْمٌ نَجَّى اللَّهُ بَنِي إِسْرَائِيلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى قَالَ فَأَنَا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ

“Dari Ibnu ‘Abbas radliallahu ‘anhuma berkata: “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah sampai dan tinggal di Madinah, Beliau melihat orang-orang Yahudi melaksanakan puasa hari ‘Asyura’ lalu Beliau bertanya: “Kenapa kalian mengerjakan ini?” Mereka menjawab: “Ini adalah hari kemenangan, hari ketika Allah menyelamatkan Bani Isra’il dari musuh mereka lalu Nabi Musa Alaihissalam menjadikannya sebagai hari berpuasa”. Maka Beliau bersabda: “Aku lebih berhak dari kalian terhadap Musa”. Lalu Beliau memerintahkan untuk berpuasa.”

Selain puasa ‘Asyura, kita juga dianjurkan berpuasa 1 hari sebelum hari ‘Asyura, yaitu tanggal 9 Muharram, yang disebut sebagai hari Tasu’a, gunanya adalah untuk menyelisihi orang-orang Yahudi yang juga berpuasa di tanggal 10 Muharram tersebut. Sekalipun puasa Tasu’a belum pernah dilakukan oleh Rasulullah, namun beliau telah berkeinginan dan berencana untuk berpuasa pada hari itu, dan keinginan atau rencana (الهمة) dari Rasullullah adalah juga hadist sebagaimana yang telah disebutkan oleh para ulama. Sebagaiman disebutkan oleh Imam Muslim dalam sahih beliau :

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَئِنْ بَقِيتُ إِلَى قَابِلٍ لَأَصُومَنَّ التَّاسِعَ

“Dari Ibnu Abbas radliallahu ‘anhuma, ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Seandainya tahun depan aku masih hidup, niscaya saya benar-benar akan berpuasa pada hari ke sembilan (Muharram).”

Sebagaimana puasa ‘Asyura menghapuskan dosa satu tahun yang berlalu. Begitu juga puasa Tasu’a (9 Muharram) sebagaimana keterangan Imam Muhammad al-Khatib asy-Syaubari (w. 1069 H). Berbeda halnya dengan puasa Arafah yang mana puasa Arafah menghapuskan dosa dua tahun (berlalu dan akan datang).

Kenapa dibedakan?
Para ulama menjelaskan bahwa Hari Arafah adalah hari muhammady yaitu hari Nabi Muhammad Saw atau hanya dikhususkan untuk umat nabi Muhammad Saw sedangkan hari Asyura adalah hari Musawy yaitu hari nabi Musa sebagaimana keterangan Imam Syams ar-Ramli. Namun didalam literatur lain seperti Nihaayatz Zain, karena hari Asyuro adalah hari para nabi yang lain. Dan Nabi kita Muhammad Saw adalah nabi terbaik bahkan makhluk terbaik.

Selain berpuasa pada hari Asyura kita juga dianjurkan untuk melapangkan rezeki untuk keluarga dan karib kerabat, bersedekah untuk fakir miskin dengan tanpa terbebani (sesuai kemampuan). Seandainya tidak memiliki sesuatu untuk disedekahkan maka hendaklah kita berperilaku baik dan tidak menyakiti siapapun.

Baca Juga: Semarak Hari Baik Bulan Baik dengan Ziarah Makam


Terakhir, Syekh Sulaiman al-Jamal memberikan doa yang mujarab untuk dibaca pada hari Asyura yang telah diakui kemanjurannya. Beliau menukil ini dari para ulama sufi “barang siapa yang membaca doa ini pada hari Asyura maka dia tidak akan mati pada tahun itu. Sebaliknya, orang yang ajalnya telah sampai maka Allah mengilhami dia untuk tidak membacanya :

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ اللَّهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ اللَّهُ أَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ مِلْءَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْ اللَّهِ إلَّا إلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ اللَّهُ أَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِاَللَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ، وَالْوِتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا

Imam Ibnu Hajar al-Asqolani (w. 852 H) juga menyebutkan doa di atas dan menyebutkan mujarobatnya bahwa siapa yang membacanya pada hari Asyura maka hatinya tidak akan mati.

Sayyidi Aly al-Ajhury menukilkan bahwa siapa yang membaca kalimat dibawah ini (serupa dengan kutipan di penghujung doa Syekh Sulaiman al-Jamal diatas) 70 kali maka Allah akan menjaga dia dari kejahatan pada tahun itu.

Semoga Allah selalu menguatkan iman dan imun kita, sehingga mampu beribadah diwaktu-waktu yang telah Allah istimewakan

Afriul Zikri
Mahasiswa S1 Universitas Al-Azhar, Kairo