scentivaid mycapturer thelightindonesia

Di Riau Persatuan Tarbiyah Bersinar

Di Riau Persatuan Tarbiyah Bersinar
Foto/Dok. https://www.facebook.com/TARBIYAHPERTI/photos/pcb.1863601887288966/1863601370622351/

Persatuan Tarbiyah Bersinar Persatuan Tarbiyah Bersinar Persatuan Tarbiyah Bersinar

Tepat satu tahun Islah organisasi yang didirikan pada tahun 1928 oleh tiga serangkai ulama, Syekh Abdul Wahid, Syekh Sulaiman Arrasuli dan Syekh Muhammad Jamil, telah menjadi titik balik untuk kebangkitan umat Islam Indonesia. Tanda-tanda itu mulai terlihat, langsung atau tidak langsung.

Satu persatu ulama Persatuan Tarbiyah muncul sebagai rujukan umat dalam beragama. Dan kehadiran itu, benar-benar menjadi pemersatu di antara umat yang selama ini berselisih tentang hal yang bersifat furu’/cabang agama. Sebut saja Buya Abdul Somad, ulama dan pendakwah yang kini menjadi rujukan masyarakat Muslim melayu, lintas daerah dan negara dunia. Tentang kenapa Buya Abdul Somad diterima masyarakat Muslim melayu, akan dibahas dalam tulisan lain.

Dikukuhkannya pengurus organisasi Persatuan Tarbiyah di Riau, mulai dari provinsi hingga daerah, tentu saja menjadi semangat baru bagi generasi muda Islam, terutama generasi Persatuan Tarbiyah. Karena tak ada lagi dualisme kepengurusan dalam tubuh Persatuan Tarbiyah, meski ada riak sekelompok kecil mereka yang menurutkan egoismenya. Tapi itu akan segera berakhir. Semoga!

Yang menjadi pertanyaan banyak orang, tentu saja keberadaan Persatuan Tarbiyah di ranah tempat asalnya. Di tempat asal tumbuhnya Persatuan Tarbiyah redup seperti perasaan pemuda baper saat pernikahan Raisa yang disusul Cyntia Bella. Redup entah kapan akan bersinar.

Kenapa bisa begitu? Melihat realitas di lapangan ada beberapa hal pokok yang perlu menjadi perhatian. Pertama, Persatuan Tarbiyah di ranah asalnya seakan bertumpu pada uang, bukan keilmuan. Itulah sebabnya selama bertahun-tahun para pemukanya memilih orang kaya, bukan ulama.

Baca Juga: Islam dan Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Tanah Rejang (Refleksi Menyambut 92 Tahun Persatuan Tarbiyah Islamiyah)

Saat ini memang, sulit menggerakkan organisasi tanpa uang, tapi tidaklah semestinya semata-mata bersandar pada hal yang bersifat materil semata. Atau jangan-jangan sudah banyak yang tidak percaya bahwa orang yang membantu agama Allah, akan dibantu oleh Allah.

Persoalan kedua, adalah hubungan antar sekolah, sebagai lumbung kader ulama, yang dibangun atas dasar superior-inferior, adanya hegemoni ide dan kuasa serta sikap merasa berhak atas persatuan. sehingga organisasi diurus tidak berdasarkan kompetensi keilmuan, tetapi berdasar logika politik praktis belaka. Siapa yang menang, maka dialah pemegang kunci gerbong.

Ketiga, berubahnya generasi muda Persatuan Tarbiyah menjadi kelompok elite. Sikap merasa tertinggal dari alumni sekolah agama dalam bidang kerja profesional maupun pemerintahan, membuat intelektual Persatuan Tarbiyah menggasak kaderisasi ke arah yang politis dan meninggalkan surau. Sehingga banyak surau diurus oleh orang tanpa kapasitas keagamaan. Bahkan tak sedikit pula surau yang berpindah tangan.

Dengan tiga hal itu, saya sangsi apakah tujuan pemuka dan intelektual Persatuan Tarbiyah memegang tampuk organisasi untuk mempertahankan Iktikad Ahlussunnah. Karena kenyataan menunjukkan tidak ada upaya sungguh-sungguh untuk itu. Di samping lebih banyak dimanfaatkan untuk batu loncatan karier politik, cari nama dan pengembangan usaha.

Kalau malu belum dibagi, para pemuka Persatuan Tarbiyah yang menghuni tanah kelahirannya, perlu mempertimbangkan tiga hal ini. Wallahu a’lam.

Baca Juga: Kemanakah Biduk Tarbiyah Islamiyah Akan Berlayar?


Bersinarlah Selalu Tarbiyah kita
(karena dulunya)
Sudah sama tahu dan sama kenal
Sudah tersiar kemana-mana

Kepada para Abuya, Umi, Ustad dan Ustazah yang dilantik sebagai pengurus Persatuan Tarbiyah di wilayah Provinsi Riau, Ucapan Selamat dipuhunkan. Semoga Allah membantu dan menjaga perjuangan Buya/Umi/Ustaz dan Ustazah.

Ciputat, 12/10/2017

Muhammad Yusuf el-Badri
Alumni MTI Pasia, IV Angkek, Kab Agam dan Alumni Bahasa dan Sastra Arab IAIN Imam Bonjol Padang.