Berikut ini sebuah dialog tentang dalil Malam Nishfu Sya’ban antra ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dan salafi.
Salafi: “Dalil Amaliah malam Nishfu Sya’ban adalah daif atau palsu. Tidak boleh diamalkan!”
Aswaja: “Belum pernah baca hadis ini, ya?
عَنْ مُعَاذِ بن جَبَلٍ عَن ِالنَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ
Dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Sungguh Allah memperhatikan hambanya (dengan penuh rahmat) pada malam Nishfu Sya’ban, kemudian Ia akan mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan musyahin (orang munafik yang menebar kebencian antar sesama umat Islam)” (HR Thabrani fi Al Kabir No.6639, Daruquthni fi Al Nuzul 68, Ibnu Majah No. 1380, Ibnu Hibbann No. 5757, Ibnu Abi Syaibah No. 150, Al Baihaqi fi Syu’ab al Iman No. 6352, dan Al Bazzar fi Al Musnad 2389).
Baca Juga: Hukum Menghidupkan Malam Nishfu Sya’ban
Salafi: “Itu pasti hadis lemah!”
Aswaja: “Belum khatam ngaji kitabnya Syekh Albani, ya? Hadis di atas dinilai Sahih. Silahkan cek dan baca as-Silsilat ash-Shahihah 4/86.”
Salafi: “..mmm.. Tapi kan tidak diamalkan ulama Salaf!”
Aswaja: “Silahkan simak riwayat para Tabiin yang merupakan generasi Salaf:
Amaliah Malam Nishfu Sya’ban dilakukan pertama kali oleh para Tabi’in (generasi setelah Sahabat Nabi) di Syam Syria, seperti Khalid bin Ma’dan, Makhul, Luqman bin ‘Amir dan sebagainya, mereka mengagungkannya dan beribadah di malam tersebut. Dari mereka inilah kemudian orang-orang mengambil keutamaan Nishfu Sya’ban.” (Syekh al-Qasthalani dalam Mawahib al-Ladunniyah II/259 yang mengutip dari Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaif al-Ma’arif 151).
Baca Juga: Yasinan di Malam Nishfu Sya’ban
Salafi: “Pasti ketiga Tabiin itu perawi hadis daif!”
Aswaja: “Silahkan cek di Sahih Bukhari dan Muslim, Khalid bin Ma’dan dan Makhul adalah perawi Sahih. Andaikan mereka melakukan Bidah di malam Nishfu Sya’ban maka sudah pasti Imam Bukhari dan Muslim akan mencoret namanya dari daftar perawi Sahih!”
Salafi: “Ya sudah, Lana a’maluna wa lalum a’malukum“.[]
Leave a Review