Mekar yang Terluka
Mekar yang Terluka
Oleh: Adilla Destiani
Aku selalu melakukannya sampai hatiku babak belur
Tidak peduli apa yang akan dilemparkan oleh dunia yang tak mundur
Tidak akan rehat membuat pikiran akur
Sampai rasa pahit dibawa tidur
Karena aku tidak akan menyerah
Tidak, belum
Lelah hidup tanpa benar-benar hidup, namun aku masih bisa
Apa yang aku mau, apa yang aku katakan
Tak pernah dikira akan begitu lama bertahan
Hanya perlu ruang sekecil saja untuk bernafas
Hanya perlu ruang tuk jadi diri sendiri
Jiwa tumbuh seperti mawar
Berhasil melewati segenap tatapan duri
Dan aku tahu itu akan membuat berdarah
Kini gadis telah menjadi wanita yang kutatap di cermin
Terkadang sakit sekali rasanya
Harus mengatakan pada diri “aku baik-baik saja”
Saat sesungguhnya kuingin berkata
“Jangan berpikir tentang apa yang telah hilang darimu”
Serupa Bintang
oleh Adilla Destiani
Terkadang merasa sangat kecil dibandingkan dengannya
Padahal ukurannya serupa piksel berwarna kunang-kunang dengan binarnya
Terkadang merasa sangat besar dibandingkan dengannya
Padahal hanya diamati dari potret patokannya
Titik utama telah terpatri bintik pesonanya
Antara satu dengan yang lainnya berhampiran
Bisa saja benci, iri, cemas tatkala dibandingkan
Berada jauh tinggi, setitik mungil di antara ratusan teman
Mungkin tak ada rasa cemburu, tidak aman, dan persaingan
Lantaran mereka tahu setiap masing punya kelebihan
Manusia itu serupa bintang
Sebagian cahaya sedang berambisi
Sebagian cahaya sedang tersesat
Sebagian cahaya percaya diri
Sebagian cahaya sembunyi dan meredup
Malam yang senyap dan gelap
Mengapa terlihat nyaman dan berharga
Karena adanya kita jawabannya
Keberadaan yang bersinar dan sangat berarti
Serupa bintang
Baca Juga: Puisi-puisi Wahyu Hidayat
sugab✨