Karamah Ilmu Imam al-Ghazali
Jujur, saat belajar Ihya Ulumiddin, salah satu niat saya adalah, bahwa pada Kamis pagi, saya akan tulis satu intisari paling membekas yang saya dapatkan dalam kajian dengan Buya Zamzami Rabu malam di Pondok beliau, Ashhabul Yamin.
Namun agaknya ini hanya jadi angan-angan. Bukan karena tidak ada nafahat yang membekas, namun setiap baris, kalimat, bahkan kata di dalamnya benar-benar dipilih dengan cermat, sehingga saya tidak bisa meringkasnya hanya menjadi satu postingan. Istilah orang sekarang, “Isinya daging semua!”
Jadi dari pada saya ringkaskan materinya, lebih baik saya ajak saja para sahabat untuk ikuti kajian Ihya Ulumiddin, dimanapun sahabat berada, dari guru yang bersanad bersambung kepada Imam Ghazali, seterusnya kepada Rasulullah.
Baca Juga: Pemikiran Al-Ghazali tentang Al-Qur’an, Tafsir, dan Takwil
***
Kalau dalam ilmu fikih yang titik beratnya adalah akal-pikiran, matannya disyarahkan (matan, bukan mantan lho ya!), syarahnya dihasyiahkan, kemudian kadang syarahnya malah ditalkhishkan kembali, lalu disyarah kembali.*
Namun kitab-kitab tasawuf semisal Ihya ataupun Hikam, jika ditalkhish, zuq ruhaninya akan hilang, dan alumnus talkhishannya tak akan mendapatkan malakah ruhaniyah sebagaimana orang yang mempelajari seluruhnya dibawah bimbingan asy-Syaikh al-Murabbi.
Maka tak heran jika Imam Nawawi (seorang ulama Syafi’i Asy’ari yang bahkan kalangan ahli bid’ah pun tak bisa terlepas dari jasa beliau) memuji Ihya Ulumiddin dengan perkataan beliau yang masyhur, “Hampir-hampir Ihya itu menjadi Alquran,” saking luar biasa dan banyaknya penuntut ilmu yang mempelajarinya. Dan pujian ini sebenarnya juga bukan pujian baru, karena sebelumnya al-Kitab karya Imam Sibawaih juga dipuji sebagai “Alqurannya para pakar ilmu nahu,”
Baca Juga: Kenapa Sebagian Orang Alergi dengan Kitab Ihya Ulumiddin?
Semoga Allah berikan kita ilmu, dan Allah manfaatkan kita dengan ilmu tersebut. Semoga Allah kasihi para ulama, guru serta orang tua kita. Semoga Allah sampaikan kita kepada nihayah hidayah, dan Allah permudah kita dalam menjalani bidayahnya.
Semoga Allah selalu menuntun kita untuk jadi lebih baik..
***
*Matan adalah buku dasar. Syarah adalah penjelasan matan. Hasyiyah adalah penjelasan syarah.
Leave a Review