Puisi Achmad Zulkifli Altinus Puisi Achmad Zulkifli Altinus
Ketika Hujan
Oleh: Achmad Zulkifli Altinus
——————
Hujan menjarah lamunanmu yang duduk
termangu di tepi jendela kamar waktu
sore hampir memejamkan cahaya
di pelupuk matanya.
Dalam butir-butir air yang berkejaran itu
(yang memecah dalam udara dingin)
kau teringat akan seorang yang senantiasa
menyediakan punggungnya untuk kau hidup,
yang membopongmu ke kamar saat terlelap
di depan TV (waktu kau kecil), yang mengajari
“lukamu adalah gurumu”, yang menyembunyikan
lelahnya dari sepasang matamu, yang kini senyumnya
hanya tinggal dalam album atau terjebak bingkai
foto pada dinding.
Kaupun menyadari, hujan diluar jendela
baru saja berhenti ketika rindumu menjelma
sepasang anak sungai yang mengalir di pipi
dari sepasang mata yang enggan diusik suara dan kata.
Kuala Kapuas, 2020.
Nasi
Oleh: Achmad Zulkifli Altinus
——————
Beberapa butir nasi
telah dengan rela menyerahkan diri
pada
perut para hamba.
Agar ia senantiasa khusyuk mendengarmu
mengucap kalimat syukur itu.
Kuala Kapuas, 2021.
Baca Juga: Tiga Puisi Rika Rahmawati
Capung
Oleh:Achmad Zulkifli Altinus
——————
(1)
Pernah pada suatu
hari, capung yang biasa
hinggap pada jari-
jari bunga Anggrek itu
merasa terkejut; melihat
seorang pemburu berdarah-
darah keluar hutan, sambil
menggerutu:
“sial, senjata makan tuan!”
(2)
Capung yang suka
menjentik-jentikan ekornya
di tubuh telaga itu
lama sudah tak terlihat,
semenjak aroma busuk
dan limbah mulai betah
tinggal di sana.
Kuala Kapuas, 2020.
Tugas Sebuah Buku
Oleh: Achmad Zulkifli Altinus
——————
Sebuah buku tak cukup
dibaca 1-2 kali. Tugas buku
adalah dibaca dan membaca.
Dibaca adalah tugas buku
paling mulia, mengajarkanmu
berbagai perangai ilmu dan makna.
Membaca matamu adalah tugas buku
paling sederhana, menyaksikan nyala
matamu atau redup kantukmu.
Kuala Kapuas, 2021.
Aorta
Oleh: Achmad Zulkifli Altinus
——————
Tentu. Ada yang mengalir seperti sungai
dalam dirimu.
Hilir-mudik di balik bilik jantungmu.
Menyapa setiap sel tubuhmu.
Yang tak pernah merasa usai
bersaing dengan denyut jarum
jam di tanganmu itu.
Kuala Kapuas, 2020
Baca Juga: Dua Puisi Syahida Aghnia: Tentang Nama dan Malaikat Bersendi Perak
Leave a Review