Tarbiyah Islamiyah Koto Panjang
Pendiri
Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Koto Panjang Lamposi didirikan dan dipimpin sampai akhir hayatnya oleh Buya Syekh Haji Muchtar Engkau Lakung. Beliau dilahirkan pada 18 Oktober 1913, anak pertama dari dua orang bersaudara. Ayah beliau bernama Engku Zaini, khatib tetap pada masjid setempat. Ibu beliau bernama Danin, guru mengaji bagi anak-anak puteri.
Allah SWT mentakdirkan, masa kanak-kanak dua bersaudara itu tidak begitu cerah. Ketika Muchtar berusia 8 tahun, usia yang sangat membutuhkan belaian kasih sayang ibu, ibunya Danin berpulang ke Rahmatullah. Dalam struktur kehidupan matrilineal seperti di Minangkabau, anak kecil yang ditinggal ibunya lebih menderita dari pada ditinggalkan ayah, karena garis keturunan dan pemeliharaan anak ada ditangan pihak wanita. Pengasuhan Muchtar dan Halwani adiknya, dilakukan oleh neneknya yang sudah tua. Muchtar yang masih kanak-kanak, di samping harus mengasuh adiknya yang masih kecil, juga memelihara dirinya sendiri, serta harus membantu neneknya dalam urusan rumah tangga.
Baca Juga: Syekh Mukhtar Engku Lakuang (1913-1978)
Empat tahun kemudian, setelah neneknya berpulang ke Rahmatullah, Muchtar dan Halwani adiknya, diasuh oleh saudara ayah yang tua (pak tua), yang bernama Madin, yang tinggal bersama keluarganya di Surau Chaniago. Tidak lama kemudian, kedua bersaudara itu dibawa ayahnya ke rumah Sinah, istrinya yang lain, yang menerima kehadirannya dengan kasih sayang. Di bawah asuhan ibu tiri inilah, kedua kakak beradik itu dibesarkan.
Barulah kemudian, dalam usia 12 tahun, yaitu tahun 1925, Muchtar belajar pada sekolah agama setempat, dibawah pimpinan Haji Abdul Latif. Disamping Haji Abdul Latif, di sekolah ini mengajar juga Engku Busthami dan Nuru Engku nan Halus dari nagari Magek, Bukittinggi. Kepada beliau bertiga inilah Muchtar menimba ilmu pengetahuan agama. Sesuai dengan kebiasaan mengaji masa itu, pada sore hari Muchtar belajar di surau Haji Muhammad Sa’id, dan malamnya mengaji di surau Engku Busthami, gurunya pada pagi hari.
Pada tahun 1927, Muchtar mengaji pada Haji Thalud di Batu Payung Gadut, untuk kurun waktu yang tidak terlalu lama. Kemudian, berguru kepada Syekh Haji Abdul Wahid as-Shalihy, seorang ulama terkemuka Di Minangkabau masa itu, di Tabek Gadang, Suliki.
Baca Juga: MTI Putri Bengkaweh; Banjak Bitjara dan Banjak Bekerdja
Ditempat yang baru ini, Muchtar juga belajar Thariqat Naqsyabandi pada Syekh Haji Abdul Wahid al Khalidi. Pada tahun 1934, Muchtar mendapat ijazah dari Syekh Abdul Wahid as-Shalihy yang madrasahnya ketika itu bernama Madrasah Tarbiyah Islamiyah, tercatat sebagai madrasah dengan nomor induk 3 dari madrasah yang bergabung dibawah Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI). Sejak itu, Muchtar menyandang gelar Engku Lakung, gelar pusaka suku Piliang, yang disandang Muchtar selama hayatnya.
(Bersambung)…Madrasah Tarbiyah Islamiyah Koto Panjang – Lampasi (Bagian 2)
Leave a Review