Di Muaro Labuah berdiri satu Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) yang subur (maju). Memang di daerah Muaro Labuah banyak guru-guru agama yang lepasan (lulusan) Tarbiyah Islamiyah Canduang, maka mereka tidak mau mendirikan sekolah terpencil-pencil (masing-masing) malahan mereka menyusun tenaga menjadi satu di pasar Muaro Labuah semuanya sehingga sekolahnya menjadi besar. Dalam urusan gurupun mereka di sanapun tidak berpacu-pacu menjadi guru kepala, malahan sama saja bagi mereka pangkat guru bantu dan guru kepala asal sekolahnya maju. Satu keadaan yang harus menjadi tjonto. (Majalah Soearti 1 Juni 1938 hal. 22)
Guru-guru yang dimaksud dalam majalah di atas adalah Buya Ilyas Yatim, Buya Hasyim Ismail, dan Buya Ja’far Dt. R. Pendapatan alumni Madrasah Tarbiyah Islamiah (MTI) Canduang Bukittingi pada tahun 1935. Sekembali dari mengaji dengan Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli timbul hasrat bagi alumni tersebut untuk membangun MTI di Muara Labuh.
Pada bulan Ramadhan 1354 H/1935 M bertempat di sebuah Surau Kampung Tarandam dilaksanakan musyawarah untuk mendirikan sekolah agama yang diberi nama Madrasah Tarbiyah Islamiah ( MTI ) Muara Labuh. Ketiga Buya pendiri sekaligus ditetapkan sebagai pengurusnya Ilyas Yatim, Hasyim Ismail, dan Ja’far Dt. R. Pendapatan. Kemudian ketiga orang tersebut yang diangkat menjadi pengurus dan berusaha mencari tempat belajar dan usaha mereka itu berhasil, yaitu menyewa rumah Dt. R. Santoso yang terletak di belakang Pasar Muara Labuh sedangkan alat – alat belajar seperti meja, kursi dan yang lainnya berasal dari bantuan masyarakat.
Baca Juga: Majalah al-Mizan Edisi 17 April 1938 dan Bahan Perenungan bagi Warga Tarbiyah
Baca Juga: PPTI Malalo, Tarbiyah Islamiyah tepi Danau Singkarak
Satu tahun berikutnya yaitu pada Tanggal 31 Desember 1936 dimulai penerimaan murid baru dan sekaligus ditetapkan sebagai hari lahirnya MTI Muaro Labuah. Lulusan pertama MTI ini sebanyak 23 orang yaitu pada bulan Agustus 1942 dan diadakan perayaan besar dalam pemberian Ijazah yang diberikan/ dibai’atkan oleh ulama besar pendiri Tarbiyah Islamiyah Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli yang datang dari Candung Bukittinggi. Dalam kesempatan yang sama sekaligus dilantik Buya Ilyas Yatim menjadi direktur/rais ‘am menggantikan Buya Hasyim Ismail yang telah meninggal dan juga M. Ali Yatim dilantik untuk menjadi guru dan beliau juga dari Canduang Bukittinggi.
MTI Muaro Labuah dulu sebagai MTI Cabang atau kelas jauh dari MTI Canduang sehingga pada masa awal ijazah alumninya ditandatangani oleh Maulana Syekh Sulaiman Arrasuli. Demikian cara para pendahulu memuliakan guru, sehingga beberapa kali bertemu dan berkenalan dengan guru-guru muda dari MTI Muaro Labuah dan saya memperkenalkan diri sebagai alumni MTI Canduang, komentar pertama mereka selalu soal sejarah itu bahwa dulu MTI Muaro Labuah adalah cabang atau kelas jauh dari MTI Canduang.[]
Leave a Review