scentivaid mycapturer

Mayoritas Adalah Jamaah Persatuan Tarbiyah, Tunggu Dulu!

Jamaah Persatuan Tarbiyah
Foto/Dok. mtipasia.com acara 40 hari Buya Awiskarni Husin

Jamaah Persatuan Tarbiyah Jamaah Persatuan Tarbiyah Jamaah Persatuan Tarbiyah

Benarkah Persatuan Tarbiyah redup tak bersinar di ranah asalnya? Apa standar ukur yang dipakai? Inilah pertanyaan yang ditujukan terkait tulisan kemarin.

Baiklah. Indikator mundurnya sebuah organisasi, kurangnya minat masyarakat terhadap paham keagamaan tertentu, disebutkan oleh Michael S. Northcott antara lain adalah pertama, kurangnya partisipasi masyarakat dalam aktivitas maupun upacara keagamaan.

Di ranah asalnya, partisipasi dalam aktivitas dan upacara aktivitas keagamaan Persatuan Tarbiyah tidak hanya kurang, tapi hampir-hampir tidak ada.

Aktivitas maupun upacara keagamaan di sini, tentu saja aktivitas yang menjadi tradisi Persatuan Tarbiyah yang membedakannya dengan organisasi lain. Dalam konteks ini, persoalan qunut atau sayyidina dalam salat atau persoalan puasa, haji dan ibadah mahdhan lainnya tidak termasuk di dalamnya. Karena hal itu dapat diidentifikasi dalam organisasi selain Persatuan Tarbiyah.

Baca Juga: Di Riau Persatuan Tarbiyah Bersinar

Bila ditelurusi dalam sejarah, khusus untuk Persatuan Tarbiyah, tradisi yang melekat dalam masyarakat Persatuan Tarbiyah antara lain tradisi membaca Dalail al-Khairat dan rebana secara khas, yang dapat disaksikan ketika memperingati hari-hari baik, terutama di saat memperingati kelahiran Nabi saw.

Sekarang, tradisi ini, di Sumatera Barat hanya bisa kita temukan di beberapa kampung saja, itu pun skala kecil dan tidak atas dasar keorganisasian melainkan karena telah mendarah daging dalam masyarakat.

Apalagi tradisi keagamaan Persatuan Tarbiyah? Ya jangan tanya saya lah. Tanya pengurus Persatuan Tarbiyah. Kalau mereka tidak mengerti, suruh mundur saja dari kepengurusan. Eh. Maaf.. Masa disuruh mundur, maju saja susah.

Ukuran kedua, bahwa Persatuan Tarbiyah mengalami kemunduran di ranah asalnya adalah menurunnya angka keanggotaan. Sekarang siapa yang bisa menyebutkan jumlah berapa ulama Persatuan Tarbiyah? Berapa sarjana Persatuan Tarbiyah? Berapa jumlah Pemuda Tarbiyah?

Mungkin ada yang akan menjawab, kan semua alumni Pesantren Tarbiyah, semua alumni surau dan masyarakat ahlussunnah wal jamaah dan bermazhab Syafi’i di Sumatera Barat, merupakan orang Persatuan Tarbiyah. Tunggu dulu!

Mestinya begitu. Tapi pada kenyataannya, banyak masyarakat tidak mengenal apa itu Persatuan Tarbiyah. Bahkan masyarakat terpelajar pun tidak mengenalnya. Demikian halnya dengan banyak alumni Persatuan Tarbiyah yang tidak mengenal Persatuan Tarbiyah itu apa dan tak sedikit pula sudah tergabung dengan organisasi lain.

Baca Juga: Kemanakah Biduk Tarbiyah Islamiyah Akan Berlayar?

Lho kan ada banyak baliho Persatuan Tarbiyah di sudut-sudut Kota Padang? Ndak mungkinlah orang tidak kenal Persatuan Tarbiyah. Sumbar tidak hanya Padang bro! kan baliho ada juga di luar Kota Padang. Meski baliho Persatuan Tarbiyah sampai ke puncak Gunung Merapi, Singgalang dan Gunung Pasaman pun, orang tidak akan mengenal apa itu Persatuan Tarbiyah. Kenapa? Aduh gak nih, jawabnya.

Kalau dulu ada isitlah Islam KTP untuk orang yang karena dalam KTPnya ditulis Islam, maka dalam konteks Persatuan Tarbiyah, dapat disebut Persatuan Tarbiyah baliho atau ahlussunnah waljamaah wal baliho.

Coba deh kalau berani, pengurus lakukan survei, apakah masyarakat di Sumbar kenal dengan Persatuan Tarbiyah? Kalau ntar hasilnya malu-maluin, ya ndak usah dipublikasi. Gampangkan? Hal ini supaya pengurus nggak ke-geeran.

Jadi, kalau pengurus masih saja menyebut bahwa mayoritas masyarkat Sumatera Barat adalah Jamaah Persatuan Tarbiyah, itu tak lain dari klaim kosong belaka. Wallahu A’lam

Muhammad Yusuf el-Badri

Ciputat, 13/10/2017

Muhammad Yusuf el-Badri
Alumni MTI Pasia, IV Angkek, Kab Agam dan Alumni Bahasa dan Sastra Arab IAIN Imam Bonjol Padang.