scentivaid mycapturer thelightindonesia

Mengenal Siapa Ulama yang Harus Diikuti

Mengenal Siapa Ulama yang Harus Diikuti

Ulama yang mana harus diikuti? Berikut caranya menentukannya.

——-

Bukan aku, kau atau KUA yang menentukan seseorang ulama atau tidak. Tapi para ulama senior sebelumnyalah yang menentukan; dia itu ulama atau tidak. Lalu yang menentukan ulama senior sebelumnya sebagai ulama siapa? Ya, ulama senior sebelumnya lagi. Begitu terus sampai pada masa Rasulullah Saw.

Nabi Muhammad Saw. pernah mengatakan pada umatnya; jika orang yang paling paham halal dan haram itu Ubay, rang yang paling paham masalah faraidh itu Zaid, Ali itu pintu ilmu, Ibnu Mas’ud itu gunung ilmu yang berjalan, orang yang diberi ilham pada setiap pendapatnya dari umatku itu Umar dll. Mereka itu rekomendasi Nabi saw pada umatnya untuk dijadikan rujukan untuk menanyakan masalah agama sepeninggal beliau.

Lalu mereka juga merekomendasikan pada umat nama lain yang akan meneruskan mereka sepeninggal mereka kelak bahkan ketika mereka hidup di antara yang paling terkenal adalah Abadilah Arbaah, Hasan, Husein, dll. Begitu seterusnya sampai hari ini tradisi itu berlanjut dan insyaallah tidak pernah terputus sampai hari kiamat.

Lalu di zaman ini ada orang yang ngomong menurutku atau feelingku berkata bahwa fulan dan fulan bukan ulama dengan alasan a,b,c,d sampai z. Ulama itu menurutku harusnya seperti ini dan itu. Lah ente siapa menentukan ini ulama atau bukan? Feeling ente itu wahyu dari jibril? Syarat menentukan ini ulama atau bukan dari ente atau lebih tepatnya dari nafsu ente. Kalau begitu kacau sekali agama ini, bisa dipahami menurut semua orang, apalagi orang kayak ente atau ane yang masih baperan.

Makanya kata ulama “kalau bukan karena sanad, maka semua orang akan bicara semau mereka”. Sanad itu ya rekomendasi dari Nabi dan rekomendasi dari orang yang direkomendasikan Nabi tadi. Perkataan ini dimaksudkan untuk mengingatkan umat dari orang kayak ente atau ane yang tentuin seorang ulama atau tidak dari feeling atau intuisi. Nyari jodoh aja gak gitu-gitu amat kali! Haha.

Jadi bagaimana? Ya untuk mengetahui apakah seorang itu ulama apa tidak, maka carilah tahu rekomendasi itu dari ulama senior sebelumnya. Apakah orang yang disebut ulama itu dapat rekomendasi atau tidak. Jaminan penilaian mereka dari Nabi lho. Karena mereka rekomendasi Nabi atau rekomendasi dari orang yang sudah direkomendasikan Nabi Saw, so insyaallah terjamin.

Tapi saya tidak suka kepribadiannya? Ya tidak apa-apa. Suka atau tidak suka itu urusan hati. Jadi tidak bisa dipaksa. apalagi tidak semua ulama juga harus diikuti. Kan pilihannya banyak, pilih saja yang kamu senangi. Itu sudah biasa terjadi sejak zaman dulu. Apalagi jika pendapat ulama berbeda, ya tinggal pilih saja yang mengena di hati. Tapi bukan berarti kamu jadi punya hak mengatakan dia bukan ulama atau dia ulama. kamu tidak punya legalitas untuk itu. Atau jangan-jangan ente sudah mencuri stempel itu dari Nabi? Lalu bisa memakai stempel itu sesuka kamu dalam melabeli seorang itu ulama atau bukan? Jadi Sebagai ganti Nabi yang merekomendasikan seorang itu sebagai ulama atau bukan. Ya, berarti kamu maling agama! Ada, ya?

Intinya begini, kamu berhak memilih untuk ikut ulama yang kamu suka, tapi kamu tidak punya hak untuk menentukan jika seorang ulama atau bukan. Tahu diri sajalah. Sadar posisi.

Fauzan Inzaghi
Mahasiswa Indonesia di Suriah