scentivaid mycapturer thelightindonesia

Mengunduh Video Dangdut Terkini; Puisi Maulidan Rahman Siregar

Mengunduh Video Dangdut Terkini; Puisi Maulidan Rahman Siregar
Ilustrasi/Sumber: www.contemporaryartsociety.org

Mengunduh Video Dangdut Terkini; Puisi Maulidan Rahman Siregar

MALAM  (2)

lantunkanlah dengan fasih surah al-lail, sayangku
tengadah ke langit, mohonlah ijabah
aku sedang sembunyi di antara bintang
dengan doa cahaya, merayu-rayu Tuhan
agar surga datang ke rumah, menemui
tubuhmu

lantunkanlah dengan lembut, sayangku
pesankan pada angin agar mau menjadi pengeras suara
lantunkan dengan kuat
agar aku kaget; jatuh lagi ke bumi; ke pangkuanmu

bumi langit jadi saksi
wudhu dan air mata menyatu jadi seutas lagu yang belum diberi judul
sebelum dhuha jatuh
kita selesaikan lagu kita
tentang malam berjuta cahaya
tentang dingin menusuk kuat
tentang pelukan kita yang erat
tentang upaya kita dalam cinta yang dekat

malam ini, dan malam selanjutnya, sayangku
adalah lagu indah dan bahagia
judulnya malam bersamamu
tepat ketika rembulan bintang sedang senyum-senyum

lantunkanlah surah al-lail, sayangku, lantunkan lembut
bila rindu menusuk, bila cemburu penuh sesak di dada

kamu, sayangku
adalah janji yang harus ditunaikan

2015

JANJI

di tubuhMu, aku akan tetap melulu puisi
menjadi kata-kata bagus
menjelma rima yang indah

di tubuhMu, aku memilih puisi
puisi yang lahir dari cahaya
tunduk, tak meminta doa

di tubuhMu, aku puisi
patuh berteduh simpuh

di tubuhMu, aku harus puisi
puisi yang kalah, puisi yang diam
puisi-puisi sunyi
puisi yang berlari dengan jiwa, dengan dosa yang jauh.

05/02/2015

 Baca Juga: Pertolongan Sementara


TUNGGU AKU DI MEDAN

Kekasih, banyak langit yang harus kukalahkan
isteri tua bersenjata tumpul, mati jua bertemu ajalnya

begadang, lagi, aku begadang, menantang hari usang
pesawat tempur seukuran celana dalam, o, demi Tuhan, segala kelam
bermain sosial media, membuang segenap luka

tunggu aku di Medan, kekasih
kereta listrik bertenaga cinta, telah hampir kurenovasi
sebentar lagi aku sampai
menemui namamu, menjemput organ tubuhmu

kekasih, aku pasti sampai
dengan doa jernih yang tak urung usai

Kasang, 2015

PUISI YANG MENOLAK DIBERI JUDUL

laut menolak dipijak,
ketika pemusik memainkan lagu dengan irama sedih, teramat pilu
tak terkisah lagi bagaimana ombak terhempas

nahkoda bingung dengan foto isteri di dompet
kuat tangannya, membawa haluan
bertanggung jawab atas nyawa

kapal rupanya benar-benar karam
Tuhan-lah yang dicari-cari
disebut-sebut, tapi Ia seperti sembunyi

Ketaping, 2015

Baca Juga: Kiai Hansen dan Rockstar

PUISI BATU

penyair gendut yang menandatangani
buku puisinya sendiri, yang aku minta itu, alih profesi,
membawa senter ke mana entah
hendak masuk ke seluruh sekap gelap

bila malam datang, aku merah delima
terang kilau bahaya
bila siang silau, aku sembunyi
menjadi lumut dalam jari
menjadi yang dicari-cari

kau kenapa masih puisi? – tanyanya
iseng dan pengangguran! – jawabku

Kasang, 2015

PUISI BURU-BURU

berputar mencari Tuhan
puisiku meminta-minta maut
tangis riuh menjemput

berdiam, di sisa maut
laa ilaha illallah
laa ilaha illallah
izrail tertawa kecut

surga di depan mata
manis madu tiada tara
mabuk nikmat segala
bathin remuk dibuatnya

bidadari mandi pagi
tanpa busana
tanpa apa-apa
dilihat, tanpa berdosa

ah, pura-pura malu saja, kita.

Kasang, 26/12/2014

Baca Juga: Jatah

 
MENGUNDUH VIDEO DANGDUT TERKINI

angin malam sebenarnya telah pulang
ke sarangnya, sebuah lorong gelap yang diusir orang kota
ke tempatnya para tikus kawin, sesekali
suara anjing melolong, pertanda seorang gadis diperkosa
tapi, mana ada yang hirau
; gank motor dengan knalpot bising sembunyikan kata-kata
; musik dangdut dengan bass keras, oh ke mana dinginnya malam?

asap berkepul-kepul bergantian ke luar
dari hidung atau mulut, hanya satu yang ia tuju; langit
entah sampai, entah pun tidak

aku harus jaga bumi
biar tahu siapa yang membakar hutan malam?
ketika yang lain tidur, ‘ku shalat
laptop berdiri angkuh membunuh khusu’
dalam doa, “O, Tuhan, selesaikanlah seluruh download malam ini”

Kasang, 03/11/2015

MONOLOG TANPA PENONTON

banyak yang mati di kota
gedung tua berhantu, mencekik pegawai kontrak yang malas
detak jantung yang mahal, tersumbat kepul asap industri
kau tebanglah terus kau punya pohon
kau juallah terus kau punya lahan

ulama bunuh diri di surau kami
siapa pula yang tahu bagaimana mengubur jasadnya?

pekerja seni menimpali
bahwa, sekarang tak akan ada lagi berita benar
“upaya penyampaian kabar baik hanya tugas nabi,
kau mau apa, selain memilih sembunyi?”

seperti prostitusi,
manusia ramai sembunyi di dalam kotak
begitu juga kami

4:55 WIB

Baca Juga: Puisi-puisi Andi Markoni

YANG BERTEDUH DI BAWAH JEMBATAN

doa
lebih cepat sampai
dari jasad

kepulangan
adalah yang paling dekat
adalah upaya tanpa meminta

Batam, 28/05/2015

Maulidan Rahman Siregar
Lahir di Padang 03 Februari 1991. Menulis puisi dan cerpen di berbagai media. Bukunya yang telah terbit, Tuhan Tidak Tidur Atas Doa Hamba-Nya yang Begadang (2018) dan Menyembah Lampu Jalan (2019)