Mencintai Tarbiyah Islamiyah Mencintai Tarbiyah Islamiyah
Sejak kecil saya sering kali terpikir: “Kapan saya akan jadi ustad itu” “kapan saya akan jadi dai” dan ” kapan saya akan jadi penceramah di mimbar maupun di tv” … Haaaa, mungkin saja itu akan terwujud… Amiin
Saya hari ini, merasa sangat beruntung. Meski begitu jauh dari kesempurnaan, tapi kebahagiaan itu sangat terasa.
Sebermula bersekolah di Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI), saya dididik dan dibina oleh Buya dan para ustad, berkenalan dengan kitab tanpa baris hingga menelaah dan mendalami maknanya.
Baca Juga: Anak Siak Tarbiyah Islamiyah Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1442 H
Tak cukup di situ, dulu pun saya seringkali mencari-cari dimana MTI-MTI yang lainnya berada. Mulai dari mendengar kabar tentang ada MTI di sana, ada MTI disitu dsb. Sampai saya kunjungi satu per satu, bahkan ada MTI yang saya temui hanya sampai depan pagar MTI itu (yang penting saya sudah tahu ini MTI nya).
Terkadang saya juga heran, kenapa batin ini tidak pernah puas untuk menggumam MTI.
Setelah tamat kuliah, saya pun kembali ke MTI. Sepertinya semangat menggumam itu masih ada, namun bukan lagi dalam status santri terdaftar, tapi dalam status santri mengabdi. Yaa mungkin berbeda tapi hakikatnya masih sama yaitu “saya selalu bergumam dengan MTI”, Dan inilah kebahagiaan saya (bersama yang dicintai).
Keberuntungan itu tidak sampai disitu saja. Kali ini saya melihat MTI telah mengepakkan sayapnya dan bersiap terbang tinggi ke angkasa. Mimpi-mimpi itu mulai terwujud, dengan hadirnya beberapa wadah pemersatu Anak Siak di manapun berada, sebut saja ada Persatuan Anak Siak Tarbiyah (PASTI), Ikatan Mahasiswa Tarbiyah (IMTI), Ikatan Pemuda Tarbiyah (IPTI) Dan wadah yang selalu eksis di ranah intelektual yaitu “Kaji Surau” dan Tarbiyah Islamiyah Id. Melalui wadah-wadah ini semuanya telah terjalin indah dan tidak ada lagi jarak yang menghambat untuk berguru dengan para Buya Tarbiyah dan bersilaturrahmi dengan Anak Siak MTI dimana saja berada.
Tidak cukup di situ saja, saat melihat lebih jauh ke seluruh Indonesia, kita melihat ada ustad ini ada kiai itu dan masih banyak lagi. Kita melihat banyak ulama Nusantara yang karismatik. Bahkan tidak sedikit ulama yang kajiannya sejalan dengan ilmu yang kita miliki, sehingga kita semua juga berguru kepada beliau. Yang jelas, syarahan beliau lebih mendalam dan jelas (kalau kita mungkin hanya di level ujung kuku).
Ternyata mimpi itu juga terwujud, Para kiai yang sebelumnya kita berguru kepada beliau hanya lewat media sosial. Maka hari esok beliau yang kita lihat di internet itu akan kita temui. Kita dapat belajar langsung kepada beliau, kita dapat mendengar langsung nasihat beliau dan masih banyak lagi keberkahan yang akan kita dapatkan melalui beliau.
Lagi dan lagi kita merasa beruntung. Semua adalah berkah dari kerja sama seluruh buya-buya, uda-uda, uni-uni dan anak siak Tarbiyah Islamiyah. Saya selalu mendoakan agar semua warga Tarbiyah Islamiyah selalu sehat dan makin kompak untuk maju bersama.
Hari ini, Guru kita telah mendarat di ranah minang, Selamat Datang K. H. Ahmad Ginanjar Sya’ban, Kiai Idrus Ramli dan Kiai Ma’rif Khozin Hafizahumallah. Semoga Allah merahmati perjuangan dakwahmu dan semoga kami dapat keberkahan ilmu darimu.[]
Alumni PP MTI Bayua 2004
MTI Pencetus anak yang bermartabat