scentivaid mycapturer thelightindonesia

Mukadimah Kitab Harta Karun yang Tersembunyi

Mukadimah Kitab Harta Karun yang Tersembunyi
Foto Penulis bersama Syekh Prof. Dr. Usamah Sayyid Mahmud Al Azhary

Mukadimah kitab

مقدمات الكتب كنوز مخفية
“Mukadimah kitab adalah harta karun yang tersembunyi”

Syekh Prof. Dr. Usamah Sayyid Mahmud Al Azhary -حفظه الله تعالى- ketika menjelaskan mukadimah kitab Arbain an-Nawawi menceritakan kisah manis masa belajar beliau di Azhar, bersama al-Allamah al-Baligh al-Kabir Syekh Ibrahim Muhammad Abdullah Khuli -حفظه الله تعالى- pada saat Dirasat Ulya di fakultas Lughah Arabiyyah.

Syekh Usamah Al Azhary kuliah di fakultas Ushuluddin, namun beliau suka berkelana ke seluruh fakultas untuk meneguk air ilmu dari pada masyaikh disana.

Belajar dengan Syekh Ibrahim Khuli selama 7 jam tanpa henti dari jam 2 siang sampai jam 9 malam, istirahat hanya untuk salat lalu kembali lagi belajar. Ketika jam 9 malam, Syekh menutup pelajaran dan mengatakan:

“وأكتفي بهذا القدر مراعاة لقدرتكم”

“Aku cukupkan sampai di sini, karena mengingat kemampuan kalian”

Syekh Usamah Al Azhary dengan mimik wajah heran menyebutkan: padahal ketika itu musim dingin dan umur beliau telah sepuh sekali; 70 tahun lebih. Kemampuan Syekh melebihi umurnya, aneh sekali. Padahal kami para mahasiswa masih sangat muda, usia 25 tahunan, andai Syekh tidak ada pasti semua kita sudah bubar karena letih dan habis tenaga. Karena itu kami sangat terkejut dan heran ketika di akhir majelis beliau akhiri dengan “Mengingat kemampuan kalian”.

Baca Juga: Bagaimana “Ijtihad” Ulama-ulama Al-Azhar dan Indonesia di Bidang Kurikulum Pelajaran Agama?

Maksudnya, seandainya kalau tidak menimbang kemampuan kami, Syekh masih tetap mampu melanjutkan mengajar dan mensyarah pelajaran padahal semua kami telah merasa bosan dan jenuh karena semenjak siang tidak istirahat.

Syekh Usamah melanjutkan ceritanya, bahwa diantara metode pengajaran Syekh Ibrahim Khuli -حفظه الله تعالى- adalah hanya membacakan mukadimah sebagian kitab kemudian pindah ke kitab lain. Diantaranya beliau membaca mukadimah kitab an-Nihayah fi Gharib al-Hadist wa al-Atsar Ibnu Atsir. Selama 7 jam dan 4 kali muhadarah hanya mengupas mukadimah. Syekh menegaskan:

إن المقدمة فيها مخ العلماء

“Di dalam mukadimah kitab itu terdapat otaknya para ulama pengarang tersebut.”

Maksudnya adalah inti dan pemikiran dari pengarang ada di mukadimah tersebut.

Kemudian Syekh menjelaskan, bahwa di mukadimah kitab terkandung khutot ilmiyah, metode penulisan, adab menulis, manhaj kitab tersebut, alasan mereka mengarangnya dan kandungan yang berharga lainnya. Karenanya di mukadimah setiap kitab para ulama terkubur di sana berbagai permata dan harta karun yang tersembunyi.

Baca Juga: Kitab “al-Khazâin al-Saniyyah min Masyâhir al-Kutub al-Fiqhiyyah li Aimmatinâ al-Fuqahâ al-Syâfi’iyyah”

….

Syekh Hisyam Muhammad al-Mirshafi -حفظه الله تعالى- pada majelis Ikhtisar Ulum al-Hadist Ibnu Katsir selasa lalu, 10/11 menyampaikan kepada kami bahwa Syekh Prof. Dr. al-Allamah Al-Muhaddits Ahmad Ma’bad -حفظه الله تعالى- menyebutkan, bahwa Syekh al-Allamah Al-Muhaddits Muhammad Abu Syahbah -رحمه الله تعالى- menyampaikan: “Kitab yang kalian pelajari itu, terlebih dahulu bacalah mukadimah dan fihrisnya (daftar isinya.”

Membaca mukadimah untuk mengetahui tentang apa kitab ini, tujuan muallif (pengarang) mengarangnya dan manhajnya dalam mengarang. Membaca fihris untuk mengetahui judul-judul pembahasan di dalamnya.

Guru kami, Syekh Aiman Hajar -حفظه الله تعالى- juga menyampaikan nasihat yang sama:

لا تضع كتابًا اشتريتَه على رفوف مكتبتِك قبل أن تقرأ المقدمة، والفهرس، وبعد ذلك لا عليك من حرج إن لم تعد للكتاب مرة أخرى، وهذا أضعف الإيمان في التعامل مع الكتاب الجديد.

“Jangan kamu letakkan di rak, kitab yang telah kamu beli sebelum membaca mukadimah dan fihrisnya. Setelah itu dilakukan, maka tidak apa-apa seandainya tidak dibaca lagi. Ini adalah tingkatan iman paling rendah dalam memperlakukan kitab baru.”

Membaca mukadimah dan fihris kitab juga akan membantu kita mencari tema tertentu yang mungkin kita butuhkan sewaktu waktu. Karena tidak setiap orang memiliki himmah yang tinggi untuk mengkhatamkan kitab baru yang dimilikinya.

Semoga Allah selalu menjaga para masyaikh kita dan memudahkan jalan ilmu untuk kita semua. Allahumma Amin.

Afriul Zikri
Mahasiswa S1 Universitas Al-Azhar, Kairo