Jika di Museum Madinah kita melihat koleksi artefak berinskripsi al-Qur’an Purba yang tertatah dan tertulis di atas lempengan-lempengan batu dan berasal dari masa awal Islam, maka di Museum al-Qur’an kita bisa melihat banyak koleksi manuskrip al-Qur’an dari berbagai zaman.
Museum Manuskrip al-Qur’an menyatu dengan gedung Pameran al-Qur’an (Ma’radh al-Qur’an) yang terletak di sebelah barat Masjid Nabawi di Madinah.
Museum ini menyimpan puluhan manuskrip al-Qur’an dari berbagai masa, mulai dari abad ke-3 Hijri sampai masa modern (14 Hijri), juga dari berbagai negeri.
Kita bisa menyaksikan keindahan dan keagungan seni manuskrip al-Qur’an yang berbagai macam, lintas ruang dan masa. Kita juga dapat menyaksikan bagaimana perkembangan seni penulisan dan pemushafan kitab suci itu.
Baca Juga: Tiga Cara Membaca Al-Qur’an Menurut Ulama Ahli Qiraat (Muqri’)
Setiap manuskrip memiliki ciri khas dan keistimewaannya tersendiri, mulai dari asal masa, asal tempat, ukuran, bahan dasar manuskrip, jenis aksara (khat), iluminasi, hiasan, zukhruf, ornamen, dan perpaduan warnanya.
Ada manuskrip yang berasal dari masa Abbasiyyah di Baghdad, Ayyubiyah di Kairo, Mamluk di Syam, Mughal di India, Ilkhan di Asia Tengah, Selcuk di Rum, Usmani di Eurasia, dan lain-lain.
Museum ini seakan menuntun kita memasuki ruang berbagai lintasan waktu, mengajak kita bertamasya menyaksikan sekaligus menikmati sejarah seni keindahan al-Qur’an yang ditulis dan diabadikan di sepanjang rentang zaman.[]
Leave a Review