scentivaid mycapturer thelightindonesia

Pedoman Nahu-Sharaf Ala Nurul Yaqin

Pedoman Nahu-Sharaf Ala Nurul Yaqin

Saya merasa terharu ketika teman kami, salah seorang Guru di Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-ringan mengabarkan bahwa beliau sudah menyelesaikan naskah bukunya tentang ilmu kaidah Bahasa Arab, atau yang lebih lazim disebut dengan Nahu-Sharaf. Kesenangan itu bertambah karena beliau juga meminta Saya untuk menerima salinan naskah tersebut dan memberi komentar atasnya.

Menurut Saya, ini sebuah gebrakan luar biasa yang patut disambut dengan sebesar-besar penghargaan. Bagaimana tidak, selama ini Nurul Yaqin dikenal sebagai salah satu Pesantren di Sumatera Barat yang cukup unggul di bidang ilmu Nahu-Sharaf. Santri dan alumnus telah membuktikan itu dalam banyak kesempatan. Namun sayang, pengakuan itu hanya bersifat oral dan mulut ke mulut. Tidak ada bukti tertulis berupa karya yang lahir di Nurul Yaqin terkait Nahu-Sharaf. Sehingga, bagi orang luar Nurul Yaqin yang ingin mengenal bagaimana pola dan cara orang-orang Nurul Yaqin belajar Nahu Sharaf harus datang ke Nurul Yaqin dan belajar intens di sana.

Hari ini teman kami Wahyudi Chandra Tk. Parmato nan Shaliah (Candra Qoddasallahu Nafsahu) menjawab itu semua dengan karya luar biasanya. Sosok Guru rajin ini biasa kami panggil dengan Ngku Cen. Saya tidak tahu persis apa alasan dan motivasi beliau menuliskan Ilmu Nahu-Sharaf ini. Tapi saat menyerahkan bukunya, beliau sempat bilang kalau buku ini ditulis awalnya karena hanya ingin memudahkan santri-santri di kelasnya belajar Nahu-Sharaf tentang fi’il mu’tall. Tapi malah keterusan sampai jadi sebuah karya utuh tentang Nahu-Sharaf lengkap.

Ngku Cen menyusun naskah buku ini berdasarkan urutan Bab-bab Nahu dan Sharaf sebagaimana lazimnya kitab-kitab terkait. Tapi karena saat itu alasan utamanya adalah untuk santri-santri kelasnya, Ngku Cen pun menulis dengan pola pembelajaran Nahu-Sharaf ala Nurul Yaqin, yakni menggunakan metode Baramulo dan pendekatan pembelajaran yang menggunakan Bahasa Minang.

Menurut Santri yang telah membaca dan mempelajarinya, buku Ngku Cen sangat membantu untuk memahami kitab-kitab yang dipelajari di kelas. Tampak dalam naskah bukunya bahwa rujukan utama buku ini adalah kitab-kitab yang dipelajari di Nurul Yaqin, yakni Kitab Matan Al-Ajurumiyah karya Imam Ash-Shanhaji, Syarah Mukhtashar Jidan karya Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, dan Al-Kawakib Ad-Durriyah karya Syekh Muhammad al-Ahdal, untuk materi Nahu. Sedangkan untuk materi Sharaf terlihat merujuk ke Kitab Matan Bina wal Asas karya Mula Abdullah Ad-Danqazi dan Syarah Al-Kailani karya Syekh Hisyam al-Kailani.

Secara umum buku ini terbagi menjadi dua bagian besar; Nahu dan Sharaf. Setiap babnya didedahkan secara deskriptif dan runut. Mulai dari definisi pembahasan, pembagiannya, contoh-contohnya, dan kekhususan-kekhususannya dalam kalimat. Ada yang didedahkan dalam bentuk kalimat, pointing, dan tabel. Di samping itu, buku ini masih butuh proses editing naskah dan layouting guna lebih memanjakan pembacanya dalam mengulik dan melahap isinya yang segar dan mengenyangkan.

Namun, meski unsur lokalitasnya menyiratkan bahwa buku ini sangat segmented, tapi gagasan dan keberanian yang diusungnya begitu hebat. Sehingga Ngku Cen dalam hal ini layak disandingkan dengan ulama-ulama sekaliber Buya Zainudin Labai El-Yunusi yang menulis kitab pedoman Nahu-Sharaf berjudul Mabadi al-Awwaliyah, K.H. Moch. Anwar dengan karyanya Ilmu Nahu dan Ilmu Sharaf, dan lain-lain.

Awalnya Ngku Cen tidak berniat sama sekali untuk menerbitkan naskah ini secara profesional, tapi menurut Saya, karya ini mesti dipublikasikan lebih luas. Orang-orang harus tau dengan karya dan gagasan yang diusungnya ini. Minimal santri-santri kami Nurul Yaqin se-Indonesia harus tahu dan memegang buku ini. Metode dan pola pembelajaran Nurul Yaqin terabadikan dalam naskah ini. Alhasil, buku ini harus dicetak dan diterbitkan secara profesional. Demi ketersebarluasannya ilmu dan gagasan Ngku Cen, ilmu Nahu-Sharaf ala Nurul Yaqin.

Shafwatul Bary
Alumni PP Nurul Yaqin Ringan-ringan