Pembaca yang Budiman,
kita bersyukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberi taufik dan hidayahnya kepada kita semua. Berkat nikmat-Nya itu Redaksi tarbiyahislamiyah.id berkesempatan menerbitkan ulang dalam bentuk digital Kitab Pedoman Puasa karangan Syekh Sulaiman Arrasuli (Inyiak Canduang) di tarbiyahislamiyah.id.
Kitab kecil ini ditulis Inyiak Canduang dengan bahasa Melayu-Minangkabau menggunakan huruf Arab-Melayu atau disebut juga Arab Jawi atau Arab Pegon. Penerbit Tsamaratul Ikhwan Bukittingi menerbitkannya pertama kali 1936 dan terbitan kedua pada 1938. Tebal isinya 24 halaman ditambah sampul depan dan belakang. Ukurannya kira-kira 12 x 18 cm. Ukuran ini bersifat kira-kira karena naskah yang jadi patokan Redaksi dalam mengetik ulang dan mendigitalkannya adalah hasil scan-an dari fotokopian yang diusahakan oleh. Dr. M. Kosim. Karena berasal dari fotokopian dari fotokopian, maka kualitas tulisannya tidak terlalu baik. Untuk mengetahui bacaan di beberapa bagian yang telah kabur, Redaksi berkonsultasi dengan para anak siak (santri) yang mendalami ilmu filologi dan fiqh.
Inyiak Canduang menulis kitab ini dengan bahasa Melayu-Minangkabau. Walau di bagian Pengantar beliau menyatakan menulisnya dalam bahasa Minangkabau, namun di kitab karya beliau yang lain (Hikayat Siti Budiman)yang sama bahasanya dengan Kitab Pedoman Puasa, beliau menyatakan menulis dalam bahasa Melayu-Minangkabau. Redaksi berkesimpulan bahwa istilah yang tepat memanglah Melayu-Minangkabau. Sebab di dalam kitab-kitab beliau yang bukan dalam bahasa Arab, kata-kata Melayu bertebaran di sana sini seperti “yang”, “tidak”, “dengan” dan lain sebagainya. Jika memang beliau menulis dengan bahasa Minangkabau “murni”, tentu kata yang dipakai adalah “nan”, “indak”, dan “jo”. Akan tetapi di sana-sini, Inyiak Canduang juga memakai bahasa Minang totok, bahkan dengan logat Canduang, seperti “mancongkong” (duduk mencangkung), “pitih” (uang), “pabukoan” (makanan takjilan) dan sebagainya. Uniknya, dan ini kekhasan karya-karya beliau jika dibaca dengan rasa bahasa zaman sekarang, ada beberapa kata Minang yang beliau Melayukan atau Indonesiakan, seperti : “mehasung” (menghasut), “menyabit” (mengarit) dan lain-lain. Generasi milenial Minangkabau saat ini mungkin akan menyebut bahasa Inyiak Canduang ini dengan bahasa “Indomi” (Indonesia Minang).
Inyiak Canduang menuliskan kitab ini dengan aksara Arab-Melayu tanpa baris (harakat). Konsekuensi dari hal ini adalah sebagian besar kata bisa dibaca sesuai dengan sistem pelafalan (fonetik) bahasa Minang, bisa pula dengan pelafalan bahasa Melayu/Indonesia. Sebab hurufnya tidak berbaris! Contohnya adalah كڤد, مڽوسوكن, atau سكاليڤون dan lain sebagainya. Ketiga kata ini masing-masing bisa dibaca kapado (Minang) atau kepada (Indonesia), manyusukan atau menyusukan dan sakalipun atau sekalipun.
Demi kemudahan pembaca dalam memahami kitab ini, Redaksi menyediakan alih aksara (transliterasi) dari huruf Arab-Melayu ke huruf Latin. Redaksi memutuskan untuk memakai pelafalan (fonetik) bahasa Indonesia atau Melayu. Sebab bahasa ini yang lazim saat ini karena telah jadi Bahasa Persatuan. Akan halnya untuk kata-kata yang tidak bisa dilafalkan menurut lafal Bahasa Indonesia atau kata-kata Minangkabau yang sudah tidak lazim lagi dipakai saat ini, Redaksi menuliskan arti kata tersebut di dalam kurung siku “[…]”. Ini untuk membedakan dengan tanda kurung biasa yang memang ditulis Inyiak Canduang dalam naskah asli.
Redaksi menambahkan judul baru untuk masing-masing pembahasan demi keterbacaan oleh mesin SEO Google dan memudahkan pembaca dalam mencari judul. Di bagian akhir setiap pembahasan Redaksi memberikan sedikit penjelasan yang berisi kesimpulan umum. Kesimpulan umum ini telah dikonsultasikan sebelumnya dengan anak-anak siak yang fokus mendalami fiqh (hukum Islam).
Daftar pembahasan Kitab Pedoman Puasa ini dapat dilihat di bawah ini dan bisa diklik langsung untuk melihat isinya:
Pengantar Redaksi untuk Kitab Pedoman Puasa Inyiak Canduang
Menyambut Edisi Digital Kitab Pedoman Puasa Inyiak Canduang Oleh Beni Kharisma Arrasuli
Pengantar Kitab Pedoman Puasa Karya Inyiak Canduang – Ustadz Yendri Junaidi
Kata Pengantar Inyiak Canduang
Hikmah Diwajibkannya Puasa (Fasal 2)
Kelebihan Amalan Puasa (Fasal 3)
Kelebihan Bulan Puasa (Fasal 4)
Hikmah Dikhususkannya Bulan Ramadhan dengan Puasa Wajib (Fasal 5)
Pembagian Puasa dan Tingkatannya (Fasal 6)
Tentang Puasa Sunat Bulan Syawal (Fasal 8)
Perihal Menentukan Awal Ramadhan (Fasal 9)
Rukun Puasa Orang Awam (Fasal 12)
Rukun Puasa Orang Pilihan (Fasal 13)
Rukun Puasa Orang Pilihan dalam yang Pilihan (Fasal 14)
Yang Membatalkan Puasa Orang Awam (Fasal 15)
Haram Ketika Berpuasa (Fasal 16)
Makruh Ketika Berpuasa (Fasal 17)
Sunat Ketika Berpuasa (Fasal 18)
Jumlah Rakaat Shalat Tarawih (Fasal 19)
Kewajiban Mengqadha Puasa (Fasal 21)
Denda Meninggalkan Puasa (Fasal 22)
Fidyah Meninggalkan Puasa (Fasal 23)
Tetap Puasa sampai Berbuka walau Sudah Batal di Tengah Jalan (Fasal 24)
Memaknai Kitab “Pedoman Puasa” Syekh Sulaiman Arrasulli – Oleh Muhammad Shalihin
Redaksi ingin menyampaikan beberapa hal dalam kesempatan ini. Pertama, alasan dan motif publikasi Kitab Pedoman Puasa dalam format digital serta alih aksaranya ini semata-mata HANYA bertujuan mengharap berkah dari sosok Syekh Sulaiman Arrasuli. Sama sekali tidak ada motif dan kepentingan komersial dan yang sejenis dengan itu dalam proses digitalisasi dan publikasi ulang kitab ini. Mudah-mudahan segenap pihak yang terlibat dalam menyiapkan edisi digital ini mendapat berkah tersebut. Begitu pula dengan para pembaca. Harapan lainnya adalah semoga Allah melimpahkan pahala yang sebesar-besarnya bagi arwah Inyiak Canduang atas jasanya mengarang kitab sederhana namun penting ini, sehingga generasi sekarang tetap bisa mempelajari dan mengamalkannya. Mudah-mudahan Allah menilai kitab ini sebagai ilmu yang berkekalan dan bermanfaat sehingga pahalanya mengalir ke kubur pengarangnya.
Kedua, Redaksi mengucapkan rasa terima kasih dan rasa hormat kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam digitalisasi dan publikasi ulang ini. Utama sekali kepada Bapak Beni Kharisma Arrasuli sebagai perwakilan zuriyyah Inyiak Canduang. Selanjutnya Buya Apria Putra Angku Mudo Khalis dan Buya Afriyul Zikri (konsultan isi), Dr. M. Kosim dan Dr. Zulkifli (pemilih naskah fotokopian), Geri Septian (juru alih aksara), Fajriati Jamil dan Bonni Adrian Alva (ilustrator). Serta pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu.
Terakhir, Redaksi mengajak sidang pembaca untuk menghadiahkan Al Fatihah kepada arwah Syekh Sulaiman Arrasuli An-Naqshabandi al-Klalidi serta para ulama dan guru yang telah wafat maupun masih ada. Lahum al-Fatihah!
Selanjutnya Baca: Menyambut Edisi Digital Kitab Pedoman Puasa Inyiak Canduang
Leave a Review