scentivaid mycapturer thelightindonesia

Pesantren Tasawuf

Pesantren Tasawuf

Polemik tentang tasawuf, wabil khusus masalah tarekat akhir-akhir ini bisa dijadikan sebagai momentum untuk mempelajari salah satu cabang keilmuan dalam Islam ini secara serius. Dalam penelusuran saya, tasawuf selama ini tidak begitu dikaji secara mendalam dalam beberapa lembaga pendidikan Islam. Pembelajaran tasawuf lebih kepada menitikberatkan doktrin akhlak dan perilaku sehari-hari.

Adapun tema-tema “berat”, yang kerap menjadi “perdebatan” keras di dalamnya tak begitu mendapat porsi yang cukup. Padahal jika boleh jujur, tasawuf adalah kajian yang menarik digali secara mendalam.

Debat-debat tasawuf selama ini hanya berkutat apakah fan ilmu ini ada di zaman Nabi atau sesuatu yang bidah? Padahal debat-debat tentangnya bisa masuk dari segi ontologi, epistemologi dan aksiologi. 

Baca Juga: Pesantren dan Tarekat

Tasawuf persis seperti fikih dan ilmu kalam dan beberapa keilmuan dalam Islam, yang memiliki mazhab dan sejarah yang panjang. Bukan hanya itu, dalam tasawuf peranan ilmu-ilmu lain seperti ilmu kalam, filsafat, mistisisme dan banyak ilmu-ilmu lain sangat memiliki pengaruh dan membentuk corak tersendiri di dalamnya.

Tokoh-tokohnya juga beragam; ada yang menempuh jalan lurus dan ada juga yang menempuh jalan terjal berliku. Untuk bagian kedua, kita bisa menyebut Ibnu Arabi, al-Hallaj, Abu Yazid al-Busthomi, Jalaluddin  Rumi, Mulla Sadra dan beragam nama lainnya.

Namun apakah tokoh-tokoh itu dipelajari serius di Indonesia? Setahu saya dipelajari hanya sekadar dijadikan quotequote cinta. Nama Rumi menjadi nama yang sering dikutip anak-anak muda bucin (budak cinta) untuk menghiasi dinding media sosial mereka.

Adalah Haidar_Bagir melalui Nur al-Wala yang cukup intens menelaah kajian-kajian tasawuf, dari yang suluki hingga yang falsafi. Nama seperti Ibnu Arabi, al-Hallaj dan Jalaluddin Rumi pernah dibahas di lembaga ini.

Pesantren saya kira cukup strategis untuk mempelajari kajian tasawuf sebab mereka memiliki basis tradisi yang baik. Menguasai bahasa arab dan segenap gramatikalnya. Tentu hal itu adalah fondasi pertama. Saya tak bisa membayangkan ada orang ke mana-mana bahas Rumi, Ibnu Arabi tetapi mereka membaca pemikiran mereka tidak dari sumber utamanya.

jika sudah demikian, yang ada adalah kengawuran. Dikit-dikit bicara Islam cinta tetapi yang dikutip bukan buku-buku induk rumi tetapi quotequotenya yang bertebaran di medsos. Apakah yang seperti ini ada? Banyak.

Belakangan ada lembaga pendidikan tingi khas pesantren yang bernama Ma’had Aly. Nah salah satu kajian di Ma’had Aly ada kajian tasawuf dan tarekat. Ma’had Aly yang memfokuskan kajiannya pada bidang ini adalah Ma’had Aly Blokagung Banyuwangi. Mudirnya adalah guru dan sahabat saya, Kiai Zainul Mun’im Hasan, cucu dari Sayyidi al-Syaikh Kiai Hasan Abd. Wafie.

Pesantren Blokagung adalah pesantren yang dikenal memiliki spesifikasi kajian utama dalam ilmu tasawuf. Khususnya Ihya Ulumiddin. Pendirinya, Kiai Syafaat dikenal sebagai “Ghazali tanah Jawa”. Sampai sekarang tradisi pembacaan Ihya secara intensif terus berlangsung dan lestari.  bahkan menjelang Haul Masyayikh ada tradisi pembacaan Ihya Ulumiddin dari para dewan kiai.

Baca Juga: Kenapa Sebagian Orang Alergi dengan Kitab Ihya Ulumiddin?

Berikut adalah sedikit bocoran, judul-judul kitab tasawuf yang penting dibaca dan dipelajari:

1. Al-Risalah al-Qusyairiyah karya al-Qusyairi

2. Ihya Ulumiddin karya al-Ghazali

3. al-Futuhat al-Makkiyah karya Ibnu Arabi

4. Futuh al-Ghaib karya al-Jailani

5. Al-Fath al-Rabbani karya al-Jailani

6. Al-Yawaqit wa al-Jawahir karya al-Sya’rani

7. Matsnawi karya al-Rumi

8. Al-Futuhat al-Ilahiyah karya Ibnu Ajibah

9. Al-Ta’aruf li al-Madzhab al-Tasawuf karya al-Kalabadzi

10. Al-Insan al-Kamil karya al-Jili

11. Qawaid al-Tasawuf karya Zarruq

12. Bustanul Arifin karya al-Nawawi

13. Al-Thawasin karya al-Hallaj

14. Al-Kibriyat al-Ahmar karya al-Sya’rani.

15. Haqaiq al-Haqaiq karya al-Jili

16. Al-Hikam karya al-Sakandari beserta para syarahnya

17. AlHikmah al-Muthaaliyah karya al-Sirazi

18. Lathaiful Minan karya al-Sya’rani

19.  Awarif al-Ma’arif karya al-Suhrawardi

20. Dan beberapa nama lain-lain.

Ahmad Husain Fahasbu
Pemulung Kata || Frelance Thinker || menamatkan pendidikan fiqih-ushul fiqh di Ma'had Aly Situbondo|| Sekretaris Redaksi Kupipedia.ID ||