Syekh Nuruddin ‘Itr
أعددت للقاء الله حب الأزهر
“Mencintai Azhar adalah bekal persiapanku menemui Allah”
-Syekh Nuruddin ‘Itr rahimahullahu-
Beliau adalah al-Imam al-‘Allamah al-Mufassir al-Muhaddits al-Faqih Prof. Dr. Nuruddin ‘Itr lahir tahun 1356 H/1937 M di Aleppo. Ayah beliau Syekh Muhammad ‘Itr adalah diantara murid istimewa seorang ulama hadis besar di masanya yaitu Syekh al-‘Arif Billah Muhammad Najib Siradjuddin sekaligus kakek dari Syekh Nuruddin ‘Itr dari pihak ibu. Ibu beliau yaitu Hajjah Durriah yang merupakan anak perempuan satu-satunya dari Syekh Najib Siradjuddin menyebutkan bahwa nama Syekh Nuruddin ‘Itr adalah isyarat dari kakeknya sendiri.
Nasab beliau terhubung dengan penghulu alam Sayyiduna Muhammad Saw dari pihak ayah dan ibu. Dari pihak ayah (keluarga ‘Itr) tersambung melalui jalur Hasan dan dari pihak ibu (keluarga Sirajuddin) tersambung melalui jalur Husain.
Kakek beliau ini semasa dan sekonco erat dengan seorang ulama hadis Syam (Suriah), yaitu al-‘Allamah Syekh Badruddin al-Hasani. Syekh Badruddin pernah mengungkapkan pujian beliau terhadap syekh Muhammad Najib Siradjuddin:
إن الشيخ نجيب أعلم أهل الأرض في زمانه
“Sesungguhnya Syekh Najib adalah orang yang paling alim di muka bumi pada masanya”
Ayah beliau, Syekh Muhammad ‘Itr adalah seorang alim yang sangat wara’ dan sekaligus seorang mursyid. Ketika Syekh Nuruddin ‘Itr dilahirkan, beliau bernazar bahwa anaknya ini kelak akan disumbangkan untuk berkhidmat pada agama Allah, karenanya semenjak kecil beliau selalu dibawa ayahnya ke majelis dan halakah para ulama dan aulia.
Baca Juga: Waled Nuruzzahri Samalanga; Ulama Karismatik dan Murid Prof. Habib Abdullah Bilfaqih
Syekh Nuruddin ‘Itr menyelesaikan pendidikan Tsanawiyah Syar’iyah Khasrawiyah (selevel SMA) pada tahun 1954 M dengan predikat summa camlaude. Semenjak kecil kecerdasan dan kejeniusan beliau memang telah tampak, sehingga dalam berbagai bidang selalu unggul melebihi teman-temannya.
Setelah SMA, beliau langsung menyambung pendidikan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dan memperoleh lisensi (LC) pada tahun 1958 M dan merupakan lulusan pertama pada angkatannya.
Tidak heran memang, karena kecerdasan, kesungguhan dan kesalahannya, beliau mendapatkan perhatian khusus dari guru-guru dan ulama-ulama Azhar. Allah telah menganugerahkan beliau para guru rabbani, diantaranya adalah: Syekh Musthafa Mujahid, Syekh Muhammad Muhammad as-Samahi, Syekh Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid –rahimahumullahu ta’la-. Namun sosok yang sangat berpengaruh dalam pembentukan kepribadian ilmu dan kebeningan spritual beliau adalah Sirajul Ummah Syaikhul Islam al-‘Allamah Syekh Sirajuddin al-Husaini, seorang pakar hadis yang digelari al-Hafidz dan pakar tafsir. Syekh Nuruddin ‘Itr sendiri adalah keponakannya.
Pada tahun 1964 M, Syekh Nuruddin meraih gelar Doktor di bidang hadis dan tafsir dengan predikat mumtaz ma’a syaraf alias summa camlaude. Disertasi beliau berjudul “Thariqah At-Tirmidzi fi Jami’ihi wal Muwazanah Bainahu wa baina As-Sahihaini”. Karya ilmiah, disertasi beliau ini dianggap model yang tidak ada duanya, dari segi konten dan metode. Metode beliau dalam kategorisasi bab perbab diadopsi oleh banyak peneliti dan pengkaji metodologi hadis.
Setelah memperoleh gelar doktor, beliau langsung kembali ke Suriah dan mengajar di tingkat menengah (SMA) dalam beberapa waktu yang singkat, kemudian beliau diangkat sebagai dosen mata pelajaran hadis Nabi di Universitas Islam Madinah dari tahun 1965 M sampai 1967 M, di Kota Madinah Al-Munawwarah.
Pada tahun 1967, beliau kembali ke Damaskus untuk diangkat menjadi guru. Kemudian menjadi profesor di Fakultas Syariah di Universitas Damaskus. Di sana beliau mengajar mata pelajaran Hadis dan Tafsir di Fakultas Adab di Universitas Damaskus dan Aleppo. Selain itu beliau juga mengajar di banyak universitas Arab dan Islam pada beberapa waktu yang singkat. Di samping juga, beliau juga mengajar dan membuka halakah di banyak masjid. Ribuan guru telah banyak lahir dari didikan dan asuhan beliau, termasuk para sarjana, profesor dan ulama-ulama terkemuka.
Beliau juga bekerja sebagai ahli spesialis untuk mengevaluasi kurikulum studi sarjana dan kurikulum pascasarjana di berbagai universitas di dunia Islam.
Beliau mengawasi puluhan tesis universitas dari dukturah (PhD) dan Magister (MSc). Tidak hanya itu, beliau adalah penentu untuk promosi penelitian untuk para guru universitas, dan dikenal karena keakuratannya yang ekstrem dalam menilai.
Buku-buku beliau melampaui lima puluhan, baik yang berupa tahqiq maupun karangan, yang paling menonjol adalah buku: “Manhaj an-Naqd fi ‘Ulumil Hadist”, yang dianggap sebagai era sejarah baru dalam ilmu musthalah hadist setelah Syekh al-Islam al-Hafiz ibn Hajar Al-Asqalani.
Dan juga buku beliau “I’lamul Anam”, yang dianggap sebagai mahakarya yang langka dalam hadits tahlily, sangat gamblang dalam menjelaskan bagaimana para fuqaha menyimpulkan berbagai hukum dari satu teks (dalil). Buku-buku beliau umumnya dicirikan dengan inovasi dalam tabulasi, pengembunan informasi dengan kejelasan untuk spesialis pada saat yang sama, dan ini sangat langka dijumpai. Sebagian besar buku beliau terakreditasi sebagai buku mata kuliah universitas di banyak universitas, seperti Universitas Damaskus, Al-Azhar dan lain-lain.
Bagi murid-muridnya, beliau adalah ayah yang penuh kasih, guru yang ketat dan pendidik yang reformis, yang mempengaruhi kehidupan ilmiah dan dakwah mereka. Beliau memiliki peran dan sumbangsih yang begitu besar dalam membuka banyak ma’had dan madrasah syari’yah. Tidak hanya itu, beliau juga berperan dalam membantu secara finansial banyak siswa secara sembunyi-sembunyi.
Baca Juga: Al-Azhar Produsen Ulama
Syekh Al-Allamah Nuruddin ‘Itr, meskipun beliau adalah salah satu ulama besar hadis di zaman ini, beliau memiliki keistimewaan aspek spiritual yang jelas. Sehingga tazkityatun nafs ; pemurnian jiwa adalah tujuannya, mewujudkan keridhaan Allah dan Rasulnya adalah cita-cita agung beliau. Tidak hanya itu, beliau sangat zuhud terhadap jabatan duniawi, rendah hati, toleran, penyayang, dadanya sangat bersih seputih salju, rendah hati, berhati lembut, mudah menangis. Siapa pun yang pernah menghadiri majelisnya pasti merasakan bahwa syekh hidup di dunia orang-orang yang hatinya dicintai dan melekat pada mereka cinta kepada Rasulullah Saw, serta para sahabat dan pengikutnya.
Oleh karena itu, terlepas dari dahsyatnya pencapaian beliau, beliau selalu memilih untuk tidak dikenal. Pilihan untuk tidak dikenal membuat beliau menjauhkan diri dari sorotan sebisa mungkin.
Sehingga tidak berlebih-lebihan jika kami mengatakan bahwa metode beliau adalah mengecilkan diri sendiri dan kerendahan hati, padahal Allah telah mengkaruniainya dengan wibawa dan penghormatan yang mana hal ini hanya dianugerahkan oleh Allah kepada orang-orang jujur dan istikamah.
Duktur Nuruddin adalah mutiara pemberian dari Allah untuk negeri Syam dan seluruh umat Islam.
Beliau telah meninggalkan kita pada hari Rabu, tanggal 6 Safar 1442 H/ 23 September 2020 M. Kepergian beliau ini di tengah-tengah umat yang sangat membutuhkan sosok ulama yang wara’ dan zuhud seperti dia. Tentu saja beliau akan berkumpul di sana bersama teman-temannya yang telah mendahuluinya; Syekh Wahbah Zuhaili, Syekh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthi, Syekh Al-Khin, ayahnya Syekh Muhammad ‘Itr, kakeknya Syekh Najib Sirajuddin dan berkumpul dengan junjungan alam, kekasih Allah, kakeknya, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.
Semoga Allah merahmati Syekh Nuruddin ‘Itr dan melahirkan untuk kita seratus Nuruddin ‘Itr lainnya.
Karena sejatinya beliau masih tetap ada bersama kita, karangan dan karya-karya beliau akan tetap hidup bersama kita dan akan melahirkan ratusan Nuruddin ‘Itr lainnya.
فـفـز بعلم تعش حيـا ً به أبــدا *** الناس موتى وأهل العلم أحياء
“Carilah kemenangan dengan ilmu maka kamu akan hidup selamanya. Semua orang mati, tetapi ahli ilmu akan selalu hidup”
Sumber: https://naseemalsham.com/persons/sh_nour_ater
Leave a Review