Lokasi /Letak Geografis
Pondok Pesantren Modern Ainul Yaqin Batagak (PPMAY) berada di Jorong Sawah Liek, Nagari Batagak, Kecamatan Sungai Pua, Kabupaten Agam-Sumatera Barat.
Lokasinya sangat mudah dijangkau karena moda transportasi mencukupi untuk sampai kelokasi. Dari arah Bukittinggi kita cukup naik angkot Koperasi Mersi warna kuning, bermerek 03 di kaca depannya. Dan dari arah Padang Panjang kita bisa berhenti di simpang 4 Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Pua, lalu disambung dengan angkot Koperasi Mersi 03 tadi.
Bagi yang melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi alamat bisa diakses melalui Applikasi Google Maps. Cari Ppm Ainul Yaqin Batagak, maka ‘uni’ google akan menuntun kita menuju lokasi yang dimaksud.
Keberadaan PPM Ainul Yaqin Batagak ini ada di kaki gunung Singgalang, lingkungannya sangat asri, sejuk, dan jauh dari keramaian, pemandangannya indah, sangat nyaman bagi para penuntut ilmu.
Mulai Berdiri dan Pendiri
Ppm Ainul Yaqin Batagak yang saat ini Pimpinan Pondoknya (Syaikhul Madrasah) Ustadz Asrizal Malin Sinaro (Alumni Pesantren Madrasatul Ulum, Lubuak Pandan-Pariaman dan saat ini merupakan Anggota DPRD Kab. Agam) berasal dari halakah (mangaji duduak) yang dimotori oleh ustadz Tariadi pada tahun 1989 di Masjid Ainul Yaqin Padang Kudo Batagak.
Berdasarkan penuturan Ustadz Rinaldi Dt. Labiah Nan Putiah (kepala KUA Banuhampu), karena begitu antusiasnya masyarakat mengikuti kajian secara halakah ini maka terbersitlah hati para tokoh masyarakat untuk mendirikan wadah Pendidikan Formal, sehingga pada tahun 1990 setelah koordinasi dengan berbagai pihak, tokoh masyarakat bersama ustadz Tariadi sepakat untuk mendirikan sebuah Pondok Pesantren dan pada tahun itu juga melakukan penerimaan santri untuk pertama kalinya. Namun, karena ada permasalahan pribadi, setelah penerimaan santri baru ustadz Tariadi menyatakan untuk tidak melanjutkan memapah Pondok ini ke depannya.
Setelah pengunduran diri ustadz Tariadi, pengurus Masjid Ainul Yaqin yang diketuai oleh Dt. Tumbasa bertindak cepat. Dt Tumbasa segera menemui ustadz Rinaldi (alumni MTI Canduang) di Batu Palano untuk bersedia melanjutkan apa yang telah dirintis ini. Dengan hasil sudah ada 23 santri yang mendaftar. Akhirnya ustadz Rinaldi bersedia dan beliau didapuk sebagai Kepala Sekolah masa awal itu.
Tenaga pengajar untuk pelajaran Pondok waktu itu ada beberapa orang guru alumni dari beberapa Pesantren, diantaranya:
1. Ustadz Rinaldi, tamatan MTI Canduang, sekaligus kepala Sekolah.
2. Ustadz Maliyus, tamatan PP Nurul Yaqin Ringan-Ringan – Padang Pariaman,
3. Ustadz Bustami, tamatan Pesantren Madrasatul Ulum Lubuak Pandan, dan
4. Ustadz Fikran Ahmadi, tamatan Pesantren Madrasatul Ulum Lubuak Pandan.
Pada tahun 1992 bergabung pula lah beberapa orang ustadz dari berbagai daerah, sebut saja beliau-beliau itu seperti (1) Ustadz Amirudin Saleh, Padang Panjang, (2) Ustadz Marzuki, Padang Panjang, (3) ustadz Naswar Tuangku Mudo, Batagak. Ketiganya merupakan alumni PP Madrasatul Ulum Lubuak Pandan, (4) Ustadz Ismael Marzuki, alumni MTI Koto Tinggi, Pandai Sikek, (4), dan (5) Ibu Yusnaini, dari Batagak.
Sebelum berada di lokasi sekarang, di Jorong Sawah Liek, awal berdirinya PPM Ainul Yaqin Batagak tahun 1990 itu lokasinya berada di Jorong Padang Kudo, Nagari Batagak. Tepatnya berada di lingkungan Masjid Ainul Yaqin dan MDA Ainul Yaqin Padang Kudo-Batagak. Tempat belajar atau lokal yang digunakan pada waktu itu merupakan bangunan MDA Ainul Yaqin. Waktu belajar waktu itu jam 07.30 WIB sampai jam 12.00 WIB, lalu jam 015 sampai 17.30 digunakan untuk PBM MDA Ainul Yaqin. Oleh sebab awal berdirinya berada di lingkungan Masjid Ainul Yaqin dan MDA Ainul Yaqin yang digunakan sebagai tempat belajar mengajar, nama ini pun menjadi inspirasi para pendiri untuk ditetapkan sebagai nama Pondok Pesantren yang didirikan.
Berkat niat baik, kesungguhan, dan kegigihan para pendiri PPM Ainul Yaqin Batagak mangalami kemajuan yang begitu pesat dari tahun ke tahun. Empat tahun berjalan para penuntut ilmu yang datang ke sini tidak hanya anak-anak Nagari Batagak, namun sudah banyak yang berdatangan dari berbagai daerah terdekat, seperti Nagari Padang Laweh, Nagari Sariak, Nagari Batu Palano, bahkan banyak pula yang berasal dari daerah-daerah yang agak jauh, semisal Panyalaian – X Koto, Sumani dan Bukik Sileh – Solok, Matur, Palembayan dan daerah lainnya. Sehingga membuat para pendiri berupaya mencari lokasi lain untuk pengembangan dan mendirikan bangunan baru dikarenakan bangunan MDA Ainul Yaqin tidak sanggup lagi menampung para penuntut ilmu. Berkat kerja sama Pendiri, tokoh masyarakat dan Pemerintahan Nagari, dimotori oleh ustadz Rinaldi, ustadz Ismael Marzuki, ustadz Naswar Tk. Mudo, pada tahun 1995 didapati tanah seluas 5450 M² di Jorong Sawah Liek – Batagak. Tanah tersebut merupakan waqaf dari K. Dt. Kampuang Rajo (alm). Selanjutnya pada tahun itu juga dibentuklah Yayasan Pondok Pesantren Modern Ainul Yaqin dengan Akta Notaris Ny. Husna Misbah, SH, No. 5, tanggal 15 September 1995. Sebagai wadah tempat bernaungnya PPM Ainul Yaqin Padang Kudo, Batagak.
Selanjutnya, pada Tahun 1996 mulailah dilaksanakan pembangunan PPM Ainul Yaqin Batagak di lokasi baru, yakni di Jorong Sawah Liek. Pembangunan dilaksanakan secara gotongroyong oleh masyarakat Nagari setempat dan para santri setelah pulang sekolah secara maraton, bahkan seringkali para santri dan masyarakat bekerja saling bahu membahu sampai jam 11 malam demi mencapai target bangunan cepat terrealisasinya. Bangunan awalnya terbuat dari papan dan bambu, memanfaatkan bambu-bambu masyarakat yang ada di lingkungan Nagari Batagak dan beratapkan rumbia, serta beralaskan tanah. Sangat sederhana sekali. Seiring berjalannya waktu pada tahun 2014 dilakukan pembaharuan Yayasan dengan Akte Notaris Roni, SH., MKn, No. 21, tanggal 08 Desember 2014. Semula bernama ‘Yayasan Pondok Pesantren Modern ‘Ainul Yaqin Padang Kudo Batagak’ diubah menjadi ‘Yayasan Pondok Pesantren Modern Ainul Yaqin Batagak’.
Baca Juga: MTI Bayur, Madrasah Tarbiyah Islamiyah tepi Danau Maninjau
VISI dan MISI
Adapun Visi dari PPM Ainul Yaqin Batagak adalah ‘Mencipatakan Generasi yang Rabbani’.
Sedangkan Misinya adalah:
1 ). Menyebarkan dakwah Islamiyah dengan meningkatkan pemahaman Agama Islam sesuai dengan Tuntunan al-Qur’an dan Sunnah, beri’tikad Ahlu Sunnah wal Jamaah dengan berpegang teguh kepada Mazhab Syafi’i,
2). Memberdayakan kaum duafa dan membantu pendidikan anak-anak terlantar dan fakir miskin.
3). Menghasilkan santri yang berakhlakul karimah, beriman dan bertakwa, berilmu dan berwawasan keislaman yang luas, berjiwa sosial dan mampu menjawab tantangan zaman.
4). Terciptanya santri yang berjiwa mandiri dan berjiwa kepemimpinan yang mempunyai keterampilan dan kreativitas.
Sistem Pembelajaran
PPM Ainul Yaqin Batagak mempunyai dua tingkatan pendidikan formal, yakni Tingkat Tsanawiyah dan Tingkat Aliyah yang masing-masing ditempuh selama 3 tahun belajar. Sistem pembelajarannya memadukan tiga konsep pendidikan. Pertama, mengacu kepada kurikulum Kementerian Agama RI dengan mata pelajaran berupa Bahasa Arab, al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih dan Sejarah Kebudayaan Islam.
Kedua, mengacu kepada kurikulum Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, Sejarah, dan lainnya.
Ketiga, mengacu kepada konsep pendidikan pesantren-pesantren klasik yang menggali khazanah ilmu keislaman berdasarkan kitab-kitab kuning zaman dahulu, dengan mata pelajaran Fikh, Tafsir, Hadis, Nahwu, Sharaf, Tarekh, Akhlak, Mantiq, Balaghah dan lainnya.
Dengan memadukan tiga konsep pendidikan di atas, maka dibutuhkan waktu yang panjang dalam proses belajar mengajar sehingga para santri dipondokkan selama 24 jam dengan jadwal tersusun dan terprogram dari pagi sampai malam setiap harinya. Secara garis besar jadwal tersebut dapat dirangkum sebagai berikut:
1. 07.30 s.d 15.30, PBM,
2. 15.30 s.d 18.00, Salat Asar, olahraga, masak, makan, mandi, dll,
3. 18.00 s.d 20.00, Salat Magrib, kegiatan di Masjid, salat Isya,
4. 20.30 s.d 23.00, belajar malam (maulang kaji, muhadharah, mudzakarah),
5. 23.00 s.d 04.30, istirahat.
6. 04.30 s.d 07.30, salat Subuh, masak, mandi, makan dan siap-siap berangkat untuk belajar formal di kelas.
Catatan: untuk konsumsi/makan para santri tidak dimasakkan tapi masak secara mandiri. Beras dan sambal serta peralatan masak dibawa dari rumah masing-masing.
Selain PBM secara reguler, PPM Ainul Yaqin Batagak juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan ekstra kurikuler, seperti; Silat, Latihan Ceramah, Pramuka, Rebana, Menjahit dan Olahraga. Di luar kegiatan formal dan ekstra kurikuler. Sebagai tambahan, setiap santri yang laki-laki diharuskan menghafal doa-doa sebanyak mungkin yang nantinya akan dipraktikkan secara bergantian dalam berdoa setelah salat berjamaah, juga sebagai bekal tambahan ketika nanti telah kembali ke kampung halaman.
Kitab-Kitab yang Diajarkan
Adapun kitab-kitab yang diajarkan di PPM Ainul Yaqin Batagak mengacu kepada kitab-kitab yang diajarkan pada Madrasah Tarbiyah Islamiyah dan Pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan Tarbiyah Islamiyah, diantaranya: Kitab Fiqh (Matan Taqrib, Fathul Qorib, Fathul Mu`in), KitabTafsir (Tafsir Jalalain), Kitab Nahwu (Matan al-jurumiyah, Mukhtasar Jiddan, Imriti), KitabSharaf (Matan al-Bina, al-Kaelani), Kitab Ushul Fiqh(Mabadi Awwaliyah, al-Waraqat), Kitab Tarekh (Khulasah Nurul Yaqin) dan kitab-kitab lainnya.
Baca Juga: Ponpes Darul Makmur, Pesantren Muda
Perkembangan dari Masa ke Masa
1) Pimpinan Pondok
a. Tahun 1992 – 2000, Drs. Naswar Tuangku Mudo,
b. Tahun 2000 – 2011, Drs. Ismael Marzuki Labai Malinjun,
c. Tahun 2011 sampai sekarang, Asrizal Malin Sinaro
2) Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar berasal dari tamatan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Sumatera Barat. Sebut saja seperti tamatan IAIN Bukittinggi, UIN Imam Bonjol Padang, STIT Ahlussunnah Bukittinggi, UNAND, UNP dan lainnya. Perekrutan tenaga pengajar dilakukan dengan seleksi ketat demi meningkatkan kualitas dan kuantitas tamatannya dari tahun ke tahun. Untuk mata pelajaran pondok atau pembelajaran kitab kuning, pada masa awal guru-guru di sini merupakan alumni dari Madrasah dan Pesantren terkemuka di Sumatera Barat. Sebut saja alumni Pesantren Lubuak Pandan di Pariaman, alumni MTI Canduang, MTI Pasia, MTI Koto Tinggi, dan lainnya.
3) Perkembangan Pendidikan
Semenjak berdirinya pada tahun 1990 PPM Anul Yaqin Batagak telah menamatkan peserta didiknya sebanyak 24 angkatan untuk tingkat Aliyah. Alumni yang dihasilkan sebahagian besar melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi yang ada di Sumatera Barat, baik perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Baik Perguruan Tinggi Islam, maupun Perguruan Tinggi Umum. Para alumni yang dihasilkan pun sudah banyak yang bekerja di instansi pemerintah (PNS dan Honorer), BUMN dan instansi swasta.
Pada awal-awal berdirinya, PPM Ainul Yaqin Batagak berkembang melebihi ekspektasi. Puncaknya pada tahun 1997 jumlah santri MTs dan MA lebih dari 250 orang, bahkan yang mendaftar sebagai santri baru untuk kelas 1 MTs pada waktu itu hampir 50 orang. Sebuah pencapaian yang luar biasa bagi pesantren yang baru berdiri dengan banyak kekurangannya.
Waktu berlalu, masa berganti. Euforia menjadi salah satu Pondok Pesantren yang diminati pada tahun 2000 nyaris mencapai titik nadir. Hal ini disebabkan karena adanya permasalahan dan konflik internal sehingga berakibat kepada banyaknya para santri yang pindah ke Pesantren-pesantren dan sekolah-sekolah terdekat. Selanjutnya, tahun 2000 sampai 2010 adalah masa suram. 10 tahun lamanya Pondok ini bagaikan ‘hidup segan, mati tak mau’. Begitu sulitnya merekrut santri baru yang akan belajar di sini. Di masa ini selain santri minim, juga didapati adanya satu atau dua kelas yang kosong tanpa santri.
Belajar dari masa yang sudah berlalu, medio 2011 tersentaklah hati dan jiwa beberapa orang alumni untuk membangkitkan Pondok ini kembali. Dilakukanlah pertemuan secara intens dengan Pimpinan Pondok, Pengurus Yayasan dan civitas akademika untuk mencari solusi dan jalan terbaik. Secara bertahap, walaupun masih jauh dari yang diharapkan PPM Ainul Yaqin Batagak mulai menata langkah dan secara perlahan mulai bangkit lagi.
4) Perkembangan Pembangunan
Dalam 30 tahun perjalanannya perkembangan pembangunan PPM Ainul Yaqin Batagak jika dibandingkan dengan Pesantren-pesantren yang lahir semasa atau sesudahnya terbilang cukup lamban. Pondok ini masih memiliki bangunan yang terbuat dari papan, bertonggak bambu, berdidinding pembatas tripleks dan beratapkan seng yang sudah karatan. Kualifikasi bangunan dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1). 3 ruang bangunan lama dengan dinding papan, dinding pembatas tripleks, tonggak bambu, dan atap seng yang sudah karatan,
2). 2 ruang asrama putri, 1 ruang kepala MTs dan MA, dan 1 ruang rumah Pimpinan Pondok, 2 ruang rumah guru dengan bangunan semi permanen,
3). 2 ruang belajar, 1 ruang majelis guru, 1 ruang asrama putra, dan 1 Masjid dengan bangunan permanen yang telah diplaster,
4). 4 ruang belajar dengan bangunan permanen yang belum diplaster, 5). 1 gerbang utama yang terbuat dari bambu.
Masalah yang Dihadapi
PPM Ainul Yaqin Batagak yang saat ini untuk Tingkat Tsanawaiyah dikepalai oleh Anizar, S.Pd.I dan tingkat Aliyah dikepalai oleh Nurma Hayati, S.Pd.I (keduanya alumni) mempunyai beberapa masalah yang biasa dihadapi oleh umumnya Pesantren-pesantren yang ada, diantaranya:
1). Kurangnya biaya dari bulan ke bulan untuk menjalankan PBM, termasuk untuk honor guru. Bahkan sempat beberapa kali pembayaran honor guru “tertunggak” 3 sampai 4 bulan,
2). Sulitnya menggaet donatur tetap untuk kelanjutan pembangunan dan biaya operasional,
3). Susahnya merekrut peserta didik baru, karena image yang pernah berkembang di masyarakat semasa Pondok berada dalam keadaan darurat, bahwa PPM Ainul Yaqin Batagak sudah ‘mati’ atau sudah tidak berkualitas. Untuk saat ini jumlah santri dari kelas 1 MTs sampai kelas 3 MA hanya berjumlah 52 orang santri,
4). Kurangnya tenaga pengajar untuk kitab kuning, sehingga membuat satu orang guru memikul 2 sampai 4 mata pelajaran pondok. Dengan keterbatasan tersebut pelajaran kitab difokuskan hanya kepada nahwu, sharaf, fiqh, ushul fiqh, tafsir, hadist, tarekh dan tauhid.
5). Kurangnya partisipasi dan kepedulian para alumni terhadap Pondok, terutama dalam mensosialisasikan Pondok ke masyarakat sekitarnya.
6) . Kurangnya rasa kepedulian masyarakat sekitar terhadap Pondok.
Sungguhpun demikian keadaannya, PPM Ainul Yaqin terus mengadakan upaya dan terobosan-terobosan demi meningkatkan kualitas dan kuantitas untuk di masa yang akan datang.
Kontak yang bisa dihubungi: Halaman Facebok Pondok Pesantren Modern Ainul Yaqin Batagak
26 Juni 2020
Leave a Review