Alam Telah Kronis
Alam Telah Kronis
Oleh: Maulida Irawati
Alam kini tengah bersua
Mengutarakan hal-hal yang ingin ia luapkan
Tentang keadaan yang semakin memburuk
Semakin lama semakin parah
Semakin hari semakin kronis
Tentang rasa sakit yang ia tahan sejak lama
Rasa sakit akibat manusia-manusia yang tak bertanggung jawab
Mulutnya yang berusaha untuk terus menutup
Kini telah menganga
Tak mampu ia tahan lagi
Hingga lahar menyembur di beberapa penjuru dunia
Alamku kini tengah rusak
Hampir hancur bahkan lebur
Jangan lagi kau tambah rasa sakitnya
Jangan lagi kau remukkan sendi-sendinya
Karena tanpa kebaikannya apalah kita
Dinding Putih
Oleh: Maulida Irawati
Benda kokoh yang berdiri tegak
Tanpa penyangga, tanpa penopang
Sebuah penyekat bagi beberapa hal
Kadang kala disebut sebuah pemisah
Dalam beberapa keadaan
Kau kokoh dalam pendirianmu
Kau tegap dalam pandangan
Kau teguh dalam ketegasan
Kau hebat dalam menyekat dan memisah
Dinding putih
Pastinya kau berwarna putih
Seolah memisah untuk kebaikan
Namun, terkadang
Kau memisahkan dua hal yang ingin menyatu
Jika sudah seperti itu
Pantaskah kau disebut sebagai dinding putih?
Kurasa, tidak!
sadsadasdsa