Aku Bisa 1:1
Kamu menjauh aku juga
Kamu mendekat aku juga
Kini, aku bisa meniru
Aku telah belajar banyak
Aku membaca setiap halaman
Yang kamu tulis
Hingga catatan terpenting
Kamu ingin aku ada
Kadang kamu harap aku tiada
Muram
Biasanya aku tidak masalah sendirian
Tapi hari ini, pertama kalinya
Aku kasihan mendapati diriku seorang saja.
Kasus Tukang Simpan Rasa
Katanya lebih baik disentuh dengan doa
Berharap jadi bisikan kepada Tuhan
Mengenai sosok impian
Bahkan dikata orang
Demikian lebih indah
Meski banyak tertahan.
Tahan melihatnya dengan yang lain misalnya.
Pangkal Kayu
Jangan membuat gadis kampung bingung
Dia tak mengerti arti suksesnya lelaki menuju kota
Yang ia tahu hanya setia.
Jika maknanya mencari yang baru setelah tinggi
Tolong jangan pinta ia menunggu.
Engkau sangat tahu
Ia begitu penurut
Dan terjerat pada janji
Yang ia kira itu pasti.
Cry Alone
Aku sama sekali tidak tahu
Aku harus ke mana
Dan sudah sejauh apa
Aku kehilangan diriku
Orang lain memandang
Aku hanya kehilangan kamu
Tapi yang aku rasa
Aku kehilangan bumi ini
Parahnya
Tak ada yang bisa kuselesaikan
Hari-hariku kacau
Bayangan Semprong
Satu per satu
Aku menemui diriku
Semakin dekat aku melangkah
Semakin aku menyadari
Aku mendapati diriku yang lain
Bahkan tak kukenali
Yang mana diriku yang sebenarnya?
L a g i
Tempat kakiku berpijak semakin rapuh
Bahkan mawar bukan lagi tanda kasih
Duri seakan membentuk tragis
Titikan darah
Etah mengirim sinyal apa
Mata kita bertemu tanpa makna yang sama
Dan tak cerminkan ada aku di sana
Aku mengerti,
Aku diusir lagi.
Tulip di Krah Putih
Dinding kamarku pun tak bisa menghapus bekas foto kita di sana.
Apalagi diriku, itu mustahil sayang.
M a t i
Mendengarkan lagu romansa tanpa arti
Menyumbat telinga dengan alunan nada tiada henti
Berpikir mengapa orang merasa hidup ini baik-baik saja?
Hanya diriku yang tak terhibur
Karena yang lalu sudah tiada
Tak ada cinta yang padam di mata pencinta sejati
Hanya mataku tak dapat menangkap lagi
Masa itu telah lewat
Yang tersisa rasa tamat
Leave a Review