Puisi Nuranisa Nabylla:
Menyayat
Ada luka yang begitu dalam dan lebih besar dari rongga
Terletak tepat di hatiku
Lantas, tercipta tembok nan besar dan kokoh
Untuk melindungiku dari dunia sebelah.
Bau Sampah
Kamu tahu?
Sulit bagiku untuk bertahan hidup setiap harinya…
Semua orang lari menghindari, sampah sepertiku
Bahkan ada yang tega menyumbat lubang hidungnya di depanku
Keliru
Doaku untukmu
Semoga karma kiliru akan alamatmu
Aku tak ingin sakit ini
Kelak kau kenal juga
Matahari
Hati yang berawan gelap
Pasti ada…
Segumpal cahaya kecil
Meski tak begitu terang
Cahaya yang bisa menyentuhmu
Dan menuntunmu…
Pada kebaikan
Kerendahan hati
Yang aku harap abadi
Cita-Cita
Semua orang mudah mendapatkannya
Semua orang mudah menyebutkannya
Pada usia yang begitu belia
Seolah-olah itu bukan hal serius
Dan berapi saat berangan
Tapi, diriku lain
Tak kunjung kutemukan
Mengenai pekerjaan masa depan
Aku hanya ingin menjadi seorang istri
Katanya itu bukan cita-cita
Melainkan keinginan
Kuabaikan ucapmu
Dan kuklaim keinginan itu
Menjadi cita-cita
See The Star
Putih pada lautan yang luas
Berdiri tegak sendiri
Tak kenal kawan
Meski banyak orang…
Dingin…
Tempat itu membuatnya membeku
Tapi aku menatap indah, dari belahan yang sangat jauh…
Tiap-Tiap Aku Ada
Tak ada yang lihat
Tak ada yang baca
Tak pula dicari-cari
Tapi aku egois
Pada larik-larik
Malam yang dirasa begitu kelam
Puisi Nuranisa Nabylla lainya klik di sini Puisi Nabila
Leave a Review