PANGIL SAJA AKU MALIN
Pangil
saja aku malin
ayahku adalah lautan rahasia
kundang aku sampai zaman paling durhaka pun
di mana orang-orang datang
menginjak kapal waktu
duduk di atas kepala
dengan hati membatu
yang
pantai tetaplah manis
pada bibir iblis
di antara deretan sejarah panjang
tak jua sampai, membadai berandai-andai
dimakan ambai-ambai
kala permainan usai
kelapa sudah habis terjual
pasang naik menutupi jalan kepulau pisang yang tak beranak pinak
ombak melahap kantong palastik, sambilu tabu, celanadalam, tarompa japang dan sepatu
dan aku menjilati kencing orang-orang berpose
dengan latar raksasa berbulu mega
dalam, tarompa japang dan sepatu
dan aku menjilati kencing orang-orang berpose
dengan latar raksasa berbulu mega
kemudian permainan beralih menuju jabal nur
di mana pondok-pondok membuka pasar
dua teh botol seharga 30.000 ribu rupiah
tempat singgah bunga muda mengadaikan perawan demi cinta
Dan kau
penguasa bangsat kata diraja
pasir takkan membawa kapal berlayar
meski tapian mandeh lelah mengangkang
membuka pasar lebar-lebar
sebagai
malin yang berhenti hidup karna kata
tiada sempat mencium bau lahat
aku tak mampu mengutuk ibu
yang dari rahimnya aku berlabuh
di atas lidahnya pula aku kaku bisu
Padang, 02 November 2015
Aku, Kunci Dan Korek Api
Kami
ingin menulis
setelah mata terbuka
dari balik jendela berdebu
burung-burung
melintas berarak menuju sarang
anak kambing itu terus melahap rumput di bawah batang pisang kuning
aku: menggeliat
mengucap selamat pagi pada mendung sore
kunci: aku ingin membuka pintu lagit menulis
cakrawala dalam cerita gembala pulang petang
korek api: aku ingin membakar mulut penguasa dan melahap
pondok maksiat berjejeran di pantai
awas……..
Padang, 23 September 2014
PESAN IBU
Kalau
kau pulang
kau ingin dimasakkan apa ?
suara itu memburu kencang ke jantungku
sendawa ku berbau asam durian, nafasku menyegat bau jengkol
lingkaran piring, sayur bayam, serta tawa gemilang
jangan
lama-lama nanti kau tak mengecap padi baru
aku kehilangan kata
kala dipinang ibu !
lalu tanpa kutukan aku membeku salju.
Padang 04 Mei 2013
RENUNGAN IBU MENATAP SEMUT API
dalam
dadanya daun berjatuhan
di antara batu pecah tak terjamah
bunga ombak
semut
berhamburan kehilangan sarang
digisai penggali lahat
ia tetap berdiri kusam
hingga kelam memungut tubuhnya
itu sebelum semut meningalkan api
Padang, 2014
HIDUP atau MATI
Kembali
pada rahim
dan tahajjud.
Padang, 24 0ktober 2012
SAJAK PATANGGANG
matamu
mataku
perahuku perahumu
malam kita berlalu
tanpa mimpi
tanpa tujuan
aku
ingin berteriak
gunung dan pantai dalam keramaian
kepada
hutan
kepada hujan
kepada kenangan keduanya
jiwaku
jiwamu
lukamu lukaku
malam kita berlalu
tanpa kasih
tanpa rindu
aku
ingin berlayar
pulau dan lautan diselimuti asap
matamu
mataku
malam kita berlalu
dalam debu
tanpa suku
Padang, 21 September 2015
Leave a Review