Puisi-Puisi Siti Fatimah Puisi-Puisi Siti Fatimah
Cintaku di Ujung
Oleh Siti Fatimah
————————-
Ada kerutan di sujudku
Yang bisu menunggu
Turunnya tangis kepada malam
Aku hilang akal merangkai kartika
Yang muncul dan berakhir merangkai kata ketika
Tiada gelak tawa kala itu
Tiada ketenangan
Tiada dekapan
Aku kembali menjadi ratapan
Ia kembali menjadi kehidupan
Kepada kasih senandung ini kusampaikan
Tangan-tangan ini menadahkan kerinduan
Doa-doa panjang mendulang puing asa
Tetapi pulang rasakan segala kenangan
Membisu adanya malam
Dari pojok-pojok menuju hari tenang
Ia eratkan hati dari datangnya ragu
Andai kau tahu seisi harap
Sungguh akan kudekap ragamu selama raya memuja cinta
Pemeran Fiksi
Oleh Siti Fatimah
————————-
Malamku bagai klausul dalam cerita fiksi
Setiap serialnya mencipta penasaran
Hidupku berjalan di peran antagonis
Yang kau bungkus sebagai cerita palsu
Dan pada tatapmulah dua mata ini tak berhenti untuk menunggu
Berharap esok satu episode berakhir
Kau menghadirkan alur cerita yang merindu
Lalu, masa mengemban prosa ke dalam cerita
Bukankah, kau tahu bagaimana pahitnya peran utama?
Meredam luka untuk bertemu asa
Dingin Membeku
Oleh Siti Fatimah
————————-
Selayaknya kepingan salju yang dingin
Di malam-malang penuh rasa nyeri
Di suara-suara tetesan tanpa arti
Kudapati ada janji yang ditebar kemana saja
Dinginnya mimik muka menatap adalah bisu
Dinginnya rasa berpendar adalah pautan
Kasih, selalu kupanggil namamu di Kota Aomori
Agar namamu membeku dari dinginku
Baca Juga: Puisi-puisi Siti Qur’ani Merenggut Kembali dan Pembuktian
Baca Juga: Puisi Asriani: Rindu dalam Sepi dan Si Bandit Kecil Sebatang Kara
Leave a Review