scentivaid mycapturer thelightindonesia

Rasa Hujan, Menjadi Titik, Andai Tiada Api, Tak Buta Tapi Iya, Love Instagram, Status Kita dan Ps. Lla (Puisi Nuranisa Nabylla)

Rasa Hujan, Menjadi Titik, Andai Tiada Api, Tak Buta Tapi Iya, Love Instagram Status Kita dan Ps. Lla (Puisi Nuranisa Nabylla)
Ilustrasi Dok. https://unsplash.com/photos/eFbxYl9M_lc

Puisi Nuranisa Nabylla #1 Seorang Pumi, Cahaya Bukan Milikku, Luka Bertemu Hujan, Bela, Seutas Hati yang Mati, dan Pelukan Kedua (Puisi Nuranisa Nabylla)

Rasa Hujan

Kata orang pelangi ada setelah hujan
Kutunggu hujan reda
Kutunggu dalam diam
Kutunggu lagi
Kutunggu terus
Hingga aku marah
Namun, tetap kutunggu

Sebuah mitos
Pelangi tidak datang untukku
Tak ada pelangi untukku
Pelangi Lla
Tidak ada

Menjadi Titik

Awalnya seperti lingkaran
Terjatuh berwarna hitam
Pekat di akhir

Terjebak dalam rasa nyaman
Sudah merasa nyaman
Akhirnya terancam

Terpenjara dalam lingkaran
Terinjak dalam kubang
Berharap mendekat
Kembali melekat
Rasa yang dalam

Menjadikanku hitam
Di ujung catatan

Mengakhiri sebuah judul

Andai Tiada Api

Akan menjadi rumah
Penuh kasih
Bila ada pertukaran
Peran menjadi pemadam

Api dirimu
Diriku air
Aku api
Dan kau air

Aku meledak jika kutumpuk
Untuk memendam
Begitu pula dirimu
Akan terbakar jika kau berusaha

Bisakah cinta
Membuat negosiasi?
Sebelum kita menyaksikan abu

Tak Buta Tapi Iya

Dirimu tak buta dalam kegelapan
Dirimu tak buta pada cahaya
Dirimu tak buta pada mendung
Dirimu tak buta pada pelangi
Dirimu tak buta pada siang
Dirimu tak buta pada malam
Dirimu tak buta pada sujud
Dirimu tak buta pada Tuhan

Hanya saja…
Dirimu berjalan pada hujan
Di tempat orang berdongeng
Tentang kebahagiaan percintaan

Love Instagram

Setiap hari
Aku berikrar
AKU MENCINTAIMU
Dengan begitu jelas
Dan begitu terang
Namun, aku tak cukup
Membuatmu menetap

Penuh kesadaran
Aku berusaha penuh
Menyadarkan diriku
Lebih dari kemampuanku

Tak dapat kututupi
Aku terluka
Aku cemburu

Status Kita

Air mataku murah
Meski tak sebanyak air di cawan
Namun, cukup membuat isak menggema
Karena dirimu
Menjadi tulang pada gusi
Tertancap kasar
Begitu sakit

Ps. Lla

Aku benci diriku yang terlalu mencintaimu
Benci diriku yang tak punya malu
Selalu memperjuangkanmu
Benci diriku yang berharap pesanmu tiba

Benci tahu tanda baca sudah ada
Kosong… tak berbalas
Aku tak bisa berhenti
Mengisi papan ketik
Dan membiarkannya mendarat padamu

Tak punya muka
Sudah tak berharga
Tak terkendali
Tak bisa apa-apa

Ambillah langkah yang pasti
Untuk kuhadapi

Puisi Nuranisa Nabylla #3 Pagi, Cinta di Bawah Kaki Bulan, Air Mata untuk Malam, Surat 31 Mei, Pesan Pubi, Rekapan, Km 5, Pangeran Bisu, Délusi dan Ab-ra-ka-dab-ra

Nuranisa Nabylla
Nuranisa Nabylla lahir di Muara Teweh, Kalimantan Tengah pada 27 November 1999. Sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat sejak 2018 hingga sekarang. Membebaskan emosi melalui tulisan adalah cara terbaik bagi Nabylla untuk mengekspresikan dirinya. Nabylla juga hobi dalam memotret pemandangan, merajut, dan mendengarkan musik Twice. Media sosial seperti Instagram dapat dikunjungi @byllas__ dan @bybylabi. Channel Youtube, Nuranisa Nabylla.