Pengantar Redaksi tarbiyahislamiyah.id:
Demi terus mewacanakan khasanah pemikiran Tarbiyah Islamiyah, Redaksi memandang perlu memuat ulang tulisan lama ulama-ulama Tarbiyah Islamiyah. Redaksi kali ini akan memuat ulang sebuah tulisan lama dari tim redaksi majalah Soearti (Soeara Tarbijah) tentang prinsip-prinsip dasar pendidikan yang dijalankan sekolah Tarbiyah Islamiyah di era sebelum Kemerdekaan RI.
Tulisan ini dimuat di majalah Soearti No. 5, Thn.1, Okt-Nov. 1937, hlm. 9-11. Tulisan ini berbentuk jawaban terbuka redaksi Soearti yang dikomandoi Buya H. Sirajjudin Abbas. Meski berbentuk jawaban atas surat-surat pembaca yang datang dari berbagai pelosok negeri kala itu, namun isinya mencerminkan semacam kredo ketarbiyah-islamiyahan sebagai sebuah gerakan pendidikan Islam. Redaksi web.tarbiyahislamiyah.id memuat ulang tulisan ini apa adanya, kecuali ejaan lama (ejaan van Ophijsen) disesuaikan dengan ejaan yang berlaku saat ini demi memudahkan pembaca.
Tulisan ini dimuat ulang dengan tujuan bisa menjadi inspirasi dan sekaligus pijakan bagi tulisan dan pemikiran baru seputar dunia pendidikan. Jadi inspirasi karena ternyata para pendahulu sudah sebegitu canggih dalam merancang masa depan pendidikan. Jadi pijakan karena jika generasi sekarang mau membaca dan belajar dari khasanah tradisi, tak perlulah selalu bernapas ke luar badan: memakai teori-teori pendidikan dari kedai orang lain!
Sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah
Pada waktu yang akhir ini Sekolah Tarbiyah Islamiyah kita banyak sekali mendapat perhatian, sehingga dari sana sini kami mendapat beberapa pertanyaan yang wujudnya sebagai yang di bawah ini:
1. Apa tujuannya sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah?
2. Apakah macam ilmu yang diajarkan pada sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah itu?
3. Apakah diajarkan vak umum sebagai: dierkunde, plantkunde, natuurkunde dan yang sebangsa dengan itu
4. Spesial pertayaan dari Bengkoelen, yaitu kalau sekiranya Madrasah Tarbiyah Islamiyah ditebarkan disitu, apakah tidak akan berlawanan dengan adat istiadat mereka?
5. Dan yang lain-lain yang berkecil-kecil seumpama: faedah bersatu, berapa banyak murid tiap sekolah Tarbiyah yang ada, diploma guru-guru yang telah ada dll., sebagainya.
Menilik soal-soal yang tersebut maka rasanya baik juga kalau kami umumkan dalam majalah ini hal-ihwal madrasah Tarbiyah Islamiyah, supaya dapat diketahui oleh semua golongan.
Maka karena itu kami mintak maaf kepada yang bertanya sebab kami tidak menjawab dengan surat tertutup, karena kami rasa dengan majalah ini akan lebih besar faedahnya.
Penjawaban itu kami bagi pula kepada beberapa bagian, yang bermula tentang
Tujuan Sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah:
Ada pun tujuan dan doel (Bhs. Belanda: target –red. TI) dari sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah adalah akan mendidik putra dan putri kepada jalan yang lurus, jalan yang diridoi Allah subhanahu wa Ta’ala, yaitu jalan yang dibentangkan oleh yang mulia maulana Nabi besar kita Muhammad SAW dalam agama Islam.
Baca Juga: Kehalusan Budi-Bahasa sebagai Tali Pengikat Adat dan Syarak
Tarbiyah Islamiyah artinya PENDIDIKAN Islam. Oleh karena itu ulama-ulama Tarbiyah berpendapatan yang bahasa (bahwa –red. TI) keselamatan manusia di dunia dan akhirat hanya dengan menjalankan perintah agama Islam semata-mata, maka karena itulah mereka berusaha dengan mengorbankan tenaga buat keperluan itu. Tuhan Allah telah berfirman dalam Qur’an-Nya:
Inna ad-diina ‘inda Allahi al-Islam (Q.S.,: Ali Imran, 19).
Artinya menurut keterangan ulama-ulama tafsir: bahwasanya agama yang disukai Tuhan (yang telah diridoi-Nya) hanyalah agama Islam (Ali Imran, 19).
Jadi tujuan yang pertama adalah akan meratakan agama Islam di antara penduduk Indonesia yang bermiliun banyaknya.
Ilmu yang Diajarkan di Sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah:
Dan Tentang adalah sekalian ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan agama semata-mata. Ulama-ulama Tarbiyah Islamiyah berpendapatan bahwa karena ilmu agama Islam ini amat lebar dan banyak simpang siurnya, maka terpaksalah dalam sekolah Tarbiyah Islamiyah bagian ibtidaiyah dan sanawiyahnya tidak diajarkan dari ilmu-ilmu agama Islam.
Adapun ilmu dierkunde (ilmu hewan) dan plantkunde (ilmu tumbuh-tumbuhan) dan lain-lain yang sama dengan itu, maka buat sementara tidak akan diajarkan dalam sekolah Tarbiyah, karena:
a. Ilmu semacam itu telah diajarkan pada sekolah-sekolah Gouvernement klas II dan sekolah-sekolah partikoelier dan yang sebangsa dengan itu.
b. Karenakan mengajarkan ilmu-ilmu yang macam itu menurut pendapatan kami mustilah berkehendak kepada guru-guru yang ahli pula dalamnya karena tidaklah akan mendapat hasil kalau sekiranya guru dalam hal ini guru yang tanggung-tanggung.
Janganlah pembaca mengartikan yang kami benci atau tak suka kepada ilmu-ilmu itu, kalla wa haasya, jauh sekali, karena siapakah di antara umat Islam yang benci kepada ilmu pengetahuan yang dipuja-puja dalam agamanya?
Yang kami takutkan adalah sebagai pantun orang kita:
Anak anduang ketitiran,
Anak barabah ampek-ampek,
Nan kanduang berciciran
Yang dikejar indak dapek
Akan membagi-bagi kerja itulah maksud kami.
Sekolah yang mengajarkan itu bekerjalah dengan sesungguh hati dan kami akan bekerja pula mendidik pemuda dan pemudi menjadi ulama-ulama Islam yang akan mempertahankan agamanya di kemudian hari.
Sekolah Tarbiyah Islamiyah dan Adat Istiadat Masyarakat Sekitarnya
Penting pula rasanya pertanyaan dari saudara-saudara kami di Bengkulen, yaitu tentang pendirian kami dengan ADAT ISTIADAT.
Dalam hal ini marilah kita ambil satu contoh.
Ada umpamanya dua orang berjalan merantau menuju sesuatu maksud: si A dan si B namanya.
Si A dalam perjalanannya melalui jalan yang biasa ditempuh oleh kolega-koleganya di zaman dahulu.
Si B tidak memikirkan keadaan jalan, hanya memikirkan “doel” dan tujuan saja, karena apakah gunanya dipikirkan jalan asal kita akan sampai kepada yang dituju? Tak ada salahnya kalau kita berjalan itu tidak menempuh yang biasa ditempuh orang asalkan kita akan lekas sampai kepada yang dituju. Begitulah pendapat si B.
Selain dari itu, maka si A dalam perjalanannya menuju maksudnya, melihat ke kiri dan ke kanan, memperhatikan orang-orang yang berada sekelilingnya, memperhatikan akan keselamatan masyarakat yang dilaluinya, sedang si B oleh karena pikirannya hanya kepada doelnya, maka orang-orang di sekelilingnya tak sedikit juga dilayaninya.
Nah, maka ulama-ulama Tarbiyah Islamiyah dan sekolah-sekolahnya dalam perjalanannya menuju agama Islam yang suci itu adalah sebagai yang dijalankan oleh si A tadi.
Murid-murid itu akan dididik dengan pendidikan Islam, akan dididik sampai mengerti tujuan agama Islam yang tersimpul dalam Quranul Karim dan hadis yang suci, akan tetapi dalam perjalanannya haruslah ia menempuh apa yang telah dilalui oleh imam-imam, bujangga-bujangga Islam yang telah mengorbankan tenaga dan usahanya untuk keselamatan agamanya, sebagai Imam Syafi’i, Hanafi, Maliki, Hambali, Ibnu Hajar, Nawawi dan Ramli.
Baca Juga: Memukul Ular di dalam Persemaian: Prinsip Pertalian Adat dan Syarak
Kami akan menurut langkah-langkah dan jalan yang mereka lalui, karena orang-orang yang tidak lalu dijalan itu ada harapan tidak akan sampai kepada yang ditujunya dan boleh jadi juga akan kesasar di jalan, masuk rimba raya tak tentu lobang dan kuburnya.
Selain dari itu tentang adat istiadat penduduk yang tidak bertentangan dengan agama Islam, maka kami akan hormati dan kami akan junjung tinggi, karena kami berkeyakinan bahwa tujuan adat setiap negeri adalah akan mengatur penduduknya dengan cara yang sebaik-baiknya pula.
Dalam surat perintah yang diberikan kepada guru-guru Tarbiyah Islamiyah oleh Hoofdbestuurnya, nyata diterangkan bahwasanya guru-guru itu tidak boleh sedikit juga membikin “oorust”, membikin kacau di antara adat istiadat penduduk, karena adat itu menurut timbangan dan putusan kami besar pula faedahnya dalam masyarakat.
Yang tua akan dimuliakan, yang muda akan dikasihi, beranak berbapak, bermamak berkemenakan, meletakkan sesuatu pada tempatnya, begitulah dasar yang ditanamkan setiap hari.
Tentang Keadaan Umum dari Sekolah Tarbiyah Sekarang Ini.
Adapun sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah itu sudah didirikan sepuluh tahun yang lalu. Menurut penyelidikan kami yang paling akhir bahwa sekolah Tarbiyah Islamiyah itu pada waktu ini tak kurang dari 300 sekolah yang bertebaran di seluruh Sumatera, dari Aceh sampai ke Jambi, ke Kuantan dan ke Indragiri.
Di daerah Benkulen sampai ke Kapahiang tak kurang kurangnya pula sekolah kita, begitu juga di sekeliling Kerinci.
Ada pun guru-guru yang ada dalam madrasah-madrasah Tarbiyah itu adalah kurang yang telah mendapat Diploma pada sekolah-sekolah Tarbiyah Islamiyah dari Canduang Baso Bukittinggi yang dikepalai Yang mulia maulana Syekh Sulaiman Arrasuli, dan dari Jaho Padang Panjang yang dikepalai oleh yang mulia maulana Syekh Muhammad Djamil Jaho Padang Panjang, dan dari Tabat Gedang Payakumbuah yang dikepalai oleh Yang mulia maulana Syekh Abdul Wahid Al-Chalidi.
Sebagai orang sudah sama mengetahui bahwasan pada waktu yang akhir ini dibangunkan organisasi baru dengan pimpinan PERSATUAN ULAMA-ULAMA TARBIYAH ISLAMIYAH. Adapun yang telah masuk dalam lingkungan organisasi baru itu hanyalah sebagai yang tertulis pada omslag belakang dari majalah ini, akan tetapi ada harapan dalam sedikit waktu lagi akan dapatlah dipadu dijadikan satu seumumnya sekolah Tarbiyah Islamiyah di Sumatera, karena dengan persatuan itu mereka akan teguh dan dengan bercerai berai mereka akan jatuh.
Insyaallah sesudah puasa tahun ini akan diadakan Konferensi guru Tarbiyah Islamiyah bertempat di Bukittinggi, yang mana harapan kita bertambahlah semangatnya guru-guru kita menjalankan agama Allah yang dipikulkan di atas pundaknya. Amin ya Rabbal Alamin.
Wassalam
Hoofdbestuur Persatuan Ulama-ulama Tarbiyah Islamiyah
Diketik ulang oleh Inyiak Ridwan Muzir
Ini dasar pendidik agama yang sangat unik dan berkelas.