scentivaid mycapturer thelightindonesia

Seorang Pumi, Cahaya Bukan Milikku, Luka Bertemu Hujan, Bela, Seutas Hati yang Mati, dan Pelukan Kedua (Puisi Nuranisa Nabylla)

Seorang Pumi, Cahaya Bukan Milikku, Luka Bertemu Hujan, Bela, Seutas Hati yang Mati, dan Pelukan Kedua (Puisi Nuranisa Nabylla)
Ilustrasi Dok. https://unsplash.com/photos/eFbxYl9M_lc

Puisi Nuranisa Nabylla # 1 Cerpen-cerpen Singkat Nuranisa Nabylla

Seorang Pumi

Setiap malam, ku tak dapat terlelap
Layaknya orang waras
Kepalaku penuh makhluk
Makhluk tak terlihat

Kata yang hidup
Padahal aku tidak tahu bentuk jantungnya

Mereka tak dapat kupinta
Untuk diam
Jumlahnya lebih dari…
Tak terhitung!

Jika kudapati tidur yang pulas
Mereka sakit
Mereka lelah
Dan aku pasrah

Tak dapat kubagi obat
Penyembuh pada
Huruf-huruf ini

Cahaya Bukan Milikku

Hidup liar pada gemilang semesta
Pacak-pacak cahaya
Kulihat dengan buta

Hanya ada jalan,
Yang takku tahu banyak lubang
Kupikir tak menghisap
Nyatanya sangat berat

Hidup menjelajahi bui
Demi temui jati diri
Bagai bernafas dalam coba-coba

Namun, sia-sia
Atas dasar nyawa…
Yang tak pernah hidup untuk kedua

Luka Bertemu Hujan

Musim hujan bagai tanda gugurnya hatiku
Rusaknya payungku dan terjebaknya aku
Bukan berteduh, tidak…
Kubiarkan hujan menabrak diriku
Sesuka yang ia mau

Dengan hujan kuberharap
Seluruh lukaku ikut luruh
Terguyur menjadikannya…
Genangan kenangan
Yang akan hilang
Pada siang singkat
Siang yang paling kejam
Di musim ini

Bela

Pusing yang lekat pada kepalaku
Hancurkan irama nafasku
Begitu tidak nyaman…
Gelisah jadinya aku

Hanya ditatap tak kunjung dijawab
Sebegitu tak sudinya dikau

Padahal aku yang tertimpa
Aku yang tak diterima
Aku yang terluka
Kau kabur tutupi telinga

Tak bisakah
Kaubiarkan aku menangis leluasa
Di pundakmu
Di dalam dekapanmu

Jangan acuh padaku
Sepi, aku sendiri
Embani beban hati

Aku bukan,
Aku tak jahat!
Sampaikan itu…

Seutas Hati yang Mati

Posesif sebuah kata
Kemelekatan pada jiwa
Menjadikan aku
Memohon, merintih, dan meminta

Menjeratnya dengan batasan
Berdiri di setiap sudut
Membuatnya gelisah

Ulasan mengenai diriku
Label yang berdiri di belakangku
Menjadikan aku layu

Ukuran rasa ini
Menghilangkan dirinya
Lagi dan lagi

Semua cinta telah mati
Sebab aku posesif

Pelukan Kedua

Kita tersenyum dalam pelukan
Takkan kulepas pelukanku
Jika kau melepasnya
Aku menggila, aku yakin
Aku gila

Jika kau terlepas
Lalu kembali
Kau jatuhi diriku
Dalam situasi semula
Sembuhlah aku

Penyakit hatiku
Itu dirimu
Obat hatiku
Juga dirimu

Sayangmu hangat
Seperti pelukan
Yang lebih hangat
Dari jaket
Dari selimut

Puisi Nuranisa Nabylla #2 Rasa Hujan, Menjadi Titik, Andai Tiada Api, Tak Buta Tapi Iya, Love Instagram, Status Kita dan Ps. Lla

Nuranisa Nabylla
Nuranisa Nabylla lahir di Muara Teweh, Kalimantan Tengah pada 27 November 1999. Sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Lambung Mangkurat sejak 2018 hingga sekarang. Membebaskan emosi melalui tulisan adalah cara terbaik bagi Nabylla untuk mengekspresikan dirinya. Nabylla juga hobi dalam memotret pemandangan, merajut, dan mendengarkan musik Twice. Media sosial seperti Instagram dapat dikunjungi @byllas__ dan @bybylabi. Channel Youtube, Nuranisa Nabylla.