scentivaid mycapturer thelightindonesia

Siapa Anak Ideologis Persatuan Tarbiyah?

Siapa Anak Ideologis Persatuan Tarbiyah
Foto anaksiak ( Pondok Pesantren Ashhabul Yamin Lasi) Dok. Ma'had Ashhabul Yamin

Siapa Anak Ideologis Persatuan Tarbiyah?

Baca Juga: Kenapa Persatuan Tarbiyah Tidak Punya Universitas?

“Persatuan Tarbiyah Islamiyah harus dipimpin oleh anak ideologis Tarbiyah”. Kalimat tersebut telah saya dengar lebih kurang delapan tahun lalu. Ketika saya baru sadar kembali, ternyata ada organisasi Islam “Persatuan Tarbiyah Islamiyah”.

Dulu sekali saya pernah mendengar -tapi tidak mengerti- tentang PB Persatuan Tarbiyah Islamiyah, saat masih berada di tingkat Sanawiyah, ketika itu Azwar Annas datang ke madrasah tempat kami belajar. Yang saya ingat betul, ketika itu adalah masa pemilu dan begitu seterusnya hingga dua-tiga kali menjelang saya menyelesaikan pendidikan madrasah. Setelah itu tidak ada lagi.

Memang di Sumatera Barat, Madrasah Tarbiyah Islamiyah, menjadi satu lembaga yang wajib dikunjungi oleh para politisi menjelang pemilu. Tentu saja yang membawa politisi ini adalah pengurus Persatuan Tarbiyah, daerah maupun pusat.

Karena persaingan politik sejak perpecahan (hingga tahun 2016) Madrasah Tarbiyah ikut terbelah menjadi dua kelompok besar, berafiliasi pada Perti dan afiliasi Tarbiyah. Keduanya dalam sejarah sama-sama Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Dan keduanya pula, sama-sama berorientasi politik. Bedanya, yang satu menyatakan kembali ke khittah, tetapi menjadi pendukung partai dan yang satu lagi resmi, terang-terangan berpolitik.

Namun ketika pemerintahan Soeharto berakhir, keduanya juga sama-sama menyatakan kembali ke khittah. Tetapi laku pengurus Persatuan Tarbiyah tetaplah laku politik. Semua konsentrasi pengurus Persatuan Tarbiyah hanya politik belaka. Yang dipikirkan hanya bagaimana berkuasa di banyak lembaga. Tiada hari tanpa membicarakan kekuasaan. Begitulah hingga 2016.

Saya menduga, bahwa munculnya istilah anak ideologi Tarbiyah ini adalah masa-masa awal perpecahan dan masa perebutan pengaruh untuk kepentingan politik ini. Di mana salah satu Persatuan Tarbiyah yang dekat dengan partai penguasa, Golkar berhasil ‘merebut’ banyak Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI), bahkan beberapa diantaranya adalah MTI yang berpengaruh dan tua. Sementara Persatuan Tarbiyah satunya lagi, hanya ‘menguasai’ beberapa madrasah dan lebih banyak surau. Karena pada masa awal perkembangan Persatuan Tarbiyah, surau telah banyak berubah menjadi madrasah, bersamaan kegagalan Persatuan Tarbiyah versi dekrit menguasai surau, surau lalu tidak dianggap lagi sebagai representasi Persatuan Tarbiyah. Dan kian hari, klaim sebagai anak ideologis Tarbiyah itu semakin menguat dan kokoh dengan merujuk pada alumni Madrasah Tarbiyah.

Alumni surau kian terjepit, karena dianggap tidak menyelesaikan pendidikan di Madrasah Tarbiyah, tetapi pendidikan lain. Sehingga mereka tidak dianggap sebagai anak ideologis Tarbiyah. Padahal sebelum Persatuan Tarbiyah terpecah, alumni madrasah dan surau sama-sama berada di bawah naungan Persatuan Tarbiyah tanpa perbedaan sama sekali. Itulah sebabnya banyak alumni surau banyak mengajar di madrasah, dan banyak madrasah yang membuka surau sebagai tempat pengabdian mereka.

Masalah anak ideologis Tarbiyah ini kian rumit, ketika generasi muda Persatuan Tarbiyah hanya menerima sejarah melalui doktrin, dengan yang dimaksud sebagai anak ideologis Tarbiyah adalah orang yang tamat di sekolah Tarbiyah. Padahal organisasi Persatuan Tarbiyah adalah organisasi berskala nasional dan Madrasah Tarbiyah mayoritas hanya ada Sumatera Barat. Ini berarti alumni Madrasah Tarbiyah boleh dianggap sebagai anak ideologis Persatuan Tarbiyah, tetapi alumni surau tidak boleh dipinggirkan.

Kalau visi ke depan adalah membesarkan organisasi Persatuan Tarbiyah, maka generasi muda Persatuan harus membuka diri dan berpikir terbuka. Generasi Persatuan Tarbiyah perlu membawa serta orang-orang yang mempunyai visi yang sama tentang Persatuan Tarbiyah. Sekali lagi, Persatuan Tarbiyah masa kebangkitan ini bukan lagi Persatuan Tarbiyah masa kelam. Maka klaim sebagai pewaris sah Persatuan Tarbiyah mestinya berakhir ketika islah telah ditandatangani.

Baca Juga: Persatuan Tarbiyah yang Jauh dari Umatnya

Dengan ditandatanganinya kesepakatan islah itu, maka anak ideologis Persatuan Tarbiyah adalah orang yang mengerti tentang Persatuan Tarbiyah sebagai manhaj dan mereka hidup dalam kultur Persatuan Tarbiyah. Wallahu a’lam.

Ciputat/28/11/2017
Muhammad Yusuf El-Badri

Muhammad Yusuf el-Badri
Alumni MTI Pasia, IV Angkek, Kab Agam dan Alumni Bahasa dan Sastra Arab IAIN Imam Bonjol Padang.