scentivaid mycapturer thelightindonesia

Standar Keilmuan di Surau dan Madrasah Minangkabau

Standar Keilmuan di Surau dan Madrasah Minangkabau
Foto Dok. Penulis

Standar Keilmuan

Terima kasih saya ucapkan kepada penulis (Ust. Tarmidzi, Ustzh. Indah al-Aziz, Ustzh. Latania Fizikri, dkk) yang telah menghadiahi saya 2 eks buku “Mata Air yang Tak Pernah Kering” (2020). Buku ini sampai di tangan, kemarin, lewat salah seorang penulis, yaitu Ustzh. Indah al-Aziz.

Hemat saya, buku ini amat penting. Pertama, bagi madrasah (kata “madrasah” ialah penamaan pesantren di Minangkabau) yang sanad keilmuannya bersambung dengan ulama-ulama Persatuan Tarbiyah Islamiyah, buku ini menjadi pengenalan bagi anaksiak (santri) yang akan mendedah kitab-kitab di kelas.

Kedua, buku ini mencatat kitab-kitab yang menjadi pelajaran, yang dipertahankan sejak abad lampau; mulai dari zaman “keemasan” surau, hingga dilanjutkan dan dipertahankan dengan teguh, salah satunya, oleh Madrasah-madrasah Tarbiyah Islamiyah (yang didirikan sejak 1928 di Canduang, dan tersebar di Sumatera).

Untuk poin kedua, jika teman-teman ingin mengetahui standar keilmuan di Minangkabau, setidaknya juga perlu melirik buku ini sebagai sumber tertulis.

Cuma satu dua kitab saja yang diperbaharui, dan yang saya kira belum ada sanadnya dengan maulana-maulana Syekh kita. Dan, saya juga sempat bertanya, pada mudir, kenapa kitab Syarah Baiquniyyah, teks penting ilmu Mushtalah Hadits, kemudian tidak masuk.

Semoga ini buku ini adalah awal dari semangat menulis kekayaan intelektual ulama Minangkabau tersebut. Ya, sebagai “Surau Studies” tentunya.

Baca Juga: Kembali ke Surau atau Kembali Bersurau?

Foto: Bersama salah seorang penulis; dikelilingi sebagian Mahasantri Ma’had Ali Syaikh Sulaiman Arrasuli Canduang.

Apria Putra
Alumni Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah, Pengampu Studi Naskah Pendidikan/Filologi Islam, IAIN Bukittinggi dan Pengajar pada beberapa pesantren di Lima Puluh Kota