Mungkin saya tidak akan melupakan pengalaman pahit ketika badan diri ini menjamah ke berbagai surau, dan melihat tumpukan kitab suci al-Qur’an berserakan dan begitu juga dengan kitab-kitab lainnya. Semuanya kitab-kitab ini seperti tidak ada kemanfaatannya bagi warga sekitar, di setiap “Surau Tingga” yang saya jamah.
Seiring dengan kondisi surau tersebut, kondisi makam para tuan-tuan syekh yang yang dulu membangun masjid juga banyak yang menyedihkah. Makam mereka sudah tidak terurus jarang pula diziarahi. Fokus perhatian saya di sini “nama-nama para tuah syekh tersebut tetap disebut” namun makam dan suraunya dibiarkan lapuk dengan sendirinya. Suraunya dibiarkan tidak terurus.
Baca Juga: Surau “Tingga”, Surau Pondom Syekh Dt. Tan Nan Godang
Kebalikan kondisi di atas, di berbagai daerah, yang saya lihat lebih terfokus pada perlombaan pembangunan masjid yang besar dan megah. Memang hal tersebut tidak salah sama sekali. Namun jikalau di suatu kampung kita masih ada surau, kenapa tidak itu saja yang kita benahi dan kita rawat dibandingkan kita mengejar hal-hal baru?
Tentu saja lebih baik kita memaksimalkan yang sebelumnya telah ada pada nagari atau kampung kita. Alasannya ialah surau itu identitas bagi kita bersama. Di surau tidak hanya perihal mengaji, tausiyah, belajar membaca al-Qur’an, sejatinya silek pun dimulai dari surau pula, bahkan kebersamaan pun bisa pula terbangun di surau
Saya menjadi teringat apa yang dituliskan oleh Buya Apria Putra, MA.Hum yang telah lebih dahulu malang melintang, pada bait tulisan beliau yang berjudul “Tangis di Makam Syekh Muhammad Thahir Barulak dan Syekh Muhammad Jamil Tungkar” yang menjadi konsentrasi saya ketika membaca artikel tersebut pada bait ” Urang Darek Yang Tidak Menghargai Ulama”.
Sudah banyak surau yang saya lihat secara langsung, arsitekturnya yang begitu megah, dan sebanyak itu jualah surau tersebut lapuk dan ditinggal. Itu semua menandakan surau mulai menunjukkan trend penurunan tidak hanya eksistensinya namun fisiknya pun bernasib sama. Saya berpendapat trend penurunan tersebut tentu saja akan berimbas pada 3 aspek , apa saja itu, pendidikan, budaya, dan keagamaan. Bukan tidak mungkin generasi muda berikutnya, tidak akan meraih 3 aspek dari surau tersebut, yakni pendidikan, budaya, dan keagamaan seperti yang telah sebutkan di atas. Jadi jangan heran apabila generasi muda kita berikutnya buta terhadap hal-hal tersebut.
Baca Juga: Berziarah ke Makam Syekh Muhammad Thahir Barulak dan Syekh Muhammad Jamil Tungkar
*Keterangan Foto di atas : Surau Pondom, Jorong Guguak Nunang, Kenagarian Sungai Talang, Kec.Guguak, Kab.50 Kota. Surau ini pernah menjadi lokus pendidikan keagamaan di masanya, berbondong-bondong anak siak untuk menuntut ilmu disurau ini dahulunya
Leave a Review