Oleh: Fauzan Inzaghi
Ini cerita tentang dua orang guru muda favorit saya, kakak beradik. Syekh Hani Syaal (doktor dalam bidang syariah dan hukum internasional dan lulusan S2 sastra Prancis) dan Syekh Muhammad Khair Syaal (doktor hadis dan juga seorang dokter gigi). Ya, dari jenjang akademisi mereka sukses menyatukan gelar di ilmu dunia dan ilmu akhirat. Bahagia di dunia dan akhirat juga mereka tularkan dalam dakwah mereka. Tidak hanya itu mereka berdakwah masalah ibadah atau teori-teori kehidupan, tetapi juga mempraktikkan teori agama dalam dakwah mereka. Selain itu, tema-tema dakwah mereka juga tentang penyelesaian masalah sehari-hari. Mereka sukses dalam menjadikan agama solusi kehidupan.
Nah, saat melihat politik Suriah makin carut-marut maka mereka menghidupkan pengajian tentang fikih krisis. Saat melihat anak muda tak terarah mereka membuat daurah dengan tema permasalahan anak muda dan solusinya. Tidak berhenti sampai di situ, mereka juga mengumpulkan murid-murid dan sahabat mereka yang jauh dari mereka lalu mereka latih untuk mengajarkan hal yang sama di masjid mereka masing-masing. Jadi ilmu yang ada bisa tersebar.
Bagi mereka agama solusi kehidupan yang dihadapi sehari-hari. Agama ini tidak sedang di langit, tetapi di bumi maka harus bisa dinikmati penduduk bumi. Ah, tapi kan itu teori doang, prakteknya? Haha
Baca Juga: Pandangan Syekh Dr. Mustafa Syalabi Tentang Berbagai Model Muamalah Modern
Tenang, ini bukan cuma teori. Misalnya saat krisis keuangan di Suriah sedang memuncak maka mereka mengadakan pengajian khusus tentang mengatur keuangan dengan benar memadukan antara ilmu ekonomi modern dan hukum Islam. Dan ini bukan cuma teori tapi juga dipraktikan. Mereka tidak hanya berbicara Islam membantu fakir miskin. Syekh Muhammad Khair Syaal saat ini membawahi satu yayasan amal untuk membantu rakyat miskin. Kalau tidak salah, yayasan yang beliau kelola ini membantu sekitar 12 ribu keluarga dengan bantuan uang sewa rumah perbulan dan kebutuhan pokok untuk sebulan. Keluarga yang kurang mampu ini hanya perlu berpikir bagaimana caranya berkembang karena masalah utama selesai, bukankah agama jadi solusi?
Saat melihat banyaknya konflik rumah tangga dan masalah percintaan anak muda mereka menggunakan pengajian khusus tentang hubungan lelaki dan wanita mulai dari masa pencarian lalu jatuh cinta terus perkenalan, lanjut ke jenjang pernikahan, hingga malam pertama dan malam selanjutnya terus mempertahankan pernikahan bahkan setelah mati. Mereka membuat umat berpikir bahwa ternyata di dalam agama ada semua solusi untuk permasalahan yangdijalani. Lagi-lagi bukan cuma teori.
Syekh Hani Syaal saat ini memimpin yayasan untuk membantu anak muda yang ingin menikah tapi kurang mampu. Mereka diberi bantuan untuk mahar dan resepsi pernikahan, tapi sebelumnya mereka diwajibkan lebih dahulu mengikuti pengajian tentang teori pernikahan kurang lebih 2 bulan agar mengerti betul bagaimana menjalani rumah tangga dan tujuannya. Jadi tidak hanya materi tapi juga wawasan dan ilmu.
Begitu juga untuk permasalahan ributnya menantu-mertua mereka juga memberi solusinya. Dengan mengajak menantu mertua ikut pengajian tentang hubungan menantu-mertua yang islamis. Begitu juga untuk masalah konflik rumah tangga mereka punya solusi bekerjasama antara jaksa, pengacara, hakim, psikolog, kementerian sosial, hukum dan juga pakar agama untuk menyelesaikan masalah ini. Saat ini pihak kehakiman di Suriah, di Damaskus khususnya, setiap ada masalah perceraian maka tidak langsung masuk persidangan tapi dikirim dulu ke yayasan Syekh ini untuk diselesaikan. Dan alhamdulillah, kabar baiknya setengah dari mereka berhasil diselamatkan rumah tangganya.
Ketika banyak melihat anak-anak menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna mereka mengumpulkan pemuda itu untuk melakukan hal-hal yang berguna, mulai dari seni, olahraga, dan agama. Kegiatan dibuat sedapat mungkin menyenangkan. Lalu agar apa yang diajarkan ini juga sampai ke rumah, mereka membuat pengajian khusus untuk orang tua dalam mendidik anak baik dari segi agama, psikologi, ekonomi, dll.
Begitu juga saat melihat banyak hati manusia yang kosong, terutama orang kaya, dan mencari solusi untuk mengisi hatinya. Mereka membuat majlis zikir dan salat malam mingguan di kompleks orang kaya seperti Hay Malki. Terus, agar membuat orang mencintai Rasulullah mereka memperbanyak pengajian hadis dan Sirah Nabawiyah.
Lihatlah, agama mereka buat menjadi solusi dalam segala sisi kehidupan, agama tidak hanya membuat selamat di akhirat tapi juga menyelamatkan di dunia. Manfaatnya dirasakan langsung oleh umat, inilah yang namanya rahmatan lil alamin. Kalau agama seperti ini yang disebarkan maka tentu orang-orang akan mendekati agama. Agama yang tidak menjual mimpi, tapi memberi bukti.
Baca Juga: Syekh Nizar Abazah dan Usaha untuk Mendekatkan Sirah Nabawiyah dalam Kehidupan
Nah, saat seorang berpikir tentang agama! Agama seperti apa yang kita sebarkan? Agama debat? Agama makian? Apa yang masyarakat rasakan dari agama yang kita sebarkan? Perubahan apa yang terjadi? Ingat, Nabi Muhammad SAW ketika datang ke Madinah berhasil membangun pasar untuk membangun perekonomian, mesjid sebagai pendidikan, piagam madinah untuk perdamaian. Agama solusi kehidupan, bukan agama teori. Apalagi agama makian dan agama debat, ngak banget dah! Lagian Tuhan tidak cuma menurunkan kitabnya sebagai landasan teori, tapi juga rasulnya sebagai contoh praktis dari semua teori kehidupan. Kana khuluquhul quran, akhlaknya Nabi SAW itu ya al-Qur’an, dengan kata lain Nabi SAW itu al-Qur’an yang diterjemahkan dalam bentuk praktis.
Tulisan ini pernah dimuat di Serambi Salaf
Leave a Review