Sejak keilmuan Islam masuk dalam era pendidikan modern, ada suatu yang cacat dalam mengajarkan sirah nabawiyah, dimana fokus pengajarannya lebih pada peperangan. Kita digambarkan dalam melihat kehidupan Nabi adalah melihat dari sisi beliau sebagai panglima dan pahlawan besar saja. Bukan seutuhnya sebagai Nabi yang bisa menjadi teladan diberbagai kehidupan. Iya, kita tidak mengatakan itu bukan bagian penting dari sirah atau siyar, tapi itu bukan sirah nabawiyah seluruhnya, itu ilmu maghazi, dan itu hanya sebagian kecil dari lautan ilmu sirah? Ketika menamakan ilmu maghazi sebagai sirah nabawiyah tanpa penjelasan detail bahwa itu hanya sebagian dari ilmu sirah, maka kita tidak akan bisa mengenal Nabi seutuhnya.
Makanya dalam kitab ushul ketika ulama menulis sirah nabawiyah, maka mereka menulis sejarah dengan semua yang terjadi, dari segala sisi, mulai dari sisi keluarga, dakwah, spritual, kehidupan sehari, teman-teman kecilnya, sisi kenabian, dan tentunya masalah maghazi. Karena sirah itu sendiri berarti perjalanan hidup. Dan untuk mengenal Nabi saw dan menjadikannya uswah hasanah tentu kita harus membaca dan mengetahui sisi hidup beliau Saw. dari segala sisi.
Masalah ini sebenarnya tidak jadi masalah pada era terdahulu, karena dalam kurikulum pendidikan agama, kitab sejarah yang dipakai dalam kurikulum kita dulu itu kitab-kitab ushul. Sedangkan sejak era akademik modern masuk, maka banyak yang meringkas buku-buku sejarah ini, sehingga buku sejarah Nabi yang diajarkan seolah buku seorang revolusioner atau pahlwan perang. Bukan lagi buku tentang Nabi sebagai pembawa risalah ketuhanan, yang mengeluarkan manusia dari kegelapan dunia menuju cahaya ilahi. Bukan lagi sosok yang bisa menjadi contoh kebaikan bagi semua manusia.
Melihat permasalahan ini, maka para ulama merasa perlu meluruskan, maka dituliskanlah sirah nabawiyah dengan penjelasan tentang pentingnya memahami sirah itu, dimana setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup Nabi jadi ibrah dari berbagai sudut kehidupan. Lahirlah buku-buku seperti Fikih Sirah Syekh Buty dan Syekh Ghazaly atau Sirah Ibrah wa Idhat Syekh Sibai, atau buku yang membahas sirah dari sisi tertentu seperti Rasul al-Qaid Muhammad Syit Khatab atau Rasul al–Mualim karya Syekh Abdul Fatah Abu Ghudah, dll. Dengan begitu ilmu sirah nabawiyah yang sebelumnya dipelajari cuma hafalan tahun dan peristiwa, kembali seperti ke fungsi awal dimana alasan kenapa sirah ditulis yaitu isbat nubuwah dan risalah.
Baca Juga: Pembantaian Ratusan Bani Quraizhah dan Nalar Kritik Sirah
Ditambah lagi mempelajari sirah nabawiyah dari berbagai sisi maka sirah bisa kembali dekat dalam kehidupan kita, karena jika sirah nabawiyah dibatasi dalam maghazy maka hanya para pemimpin dan tentara yang paling dekat dengan sirah. Sedangkan saat sirah nabawiyah dibahas dari berbagai sisi maka kita semua bisa dekat dengan sirah nabawiyah, karena disana ada berbagai contoh terbaik bagi kehidupan dari makhluk yang paling sempurna. Mulai dari saat nabi bersama keluarga bagaimana beliau, saat beliau bersama sahabatnya bagaimana akhlaq beliau, saat beliau menjadi guru bagaimana metode beliau, saat beliau bersama dengan tuhan apa yang beliau rasakan? dst
Ini adalah penjelasan Syekh Nizar Abazah, beliau adalah salah satu ulama penulis sirah nabawiyah paling produktif saat ini. Beliau salah satu guru saya dalam sirah dan tarikh, dan adab araby (sastra arab) dan bisa dikatakan guru sirah saya yang paling asas. Beliau pernah menjelaskan tentang kesalahan dalam pengajaran sirah, dimana beliau merasa bahwa ilmu sirah nabawiyah harus kembali diajarkan sebagaimana mestinya yaitu ilmu sirah nabawiyah yang dulu diajarkan ala tariqah masyaikhiyah. Maka dari itu salah satu tujuan beliau adalah membahas sirah dari berbagai sisi dan mendekatkan sirah kepada awam dengan bahasa yang mudah. Dengan begitu umat yang sudah mengenal Nabi Saw. bisa dekat dengan Nabi Saw. dan menjadikan beliau teladan dalam berbagai masalah yang kita hadapi dalam kehidupan, karena kita sudah mengenal beliau.
Karena kegelisahan ini maka dari itu beliau terpanggil untuk menulis beberapa buku tentang sirah, yang isinya berbagai sisi kehidupan mulia Nabi Muhammad saw. Mulai dari kehidupan Rasul saw. bersama sahabat kecilnya, atau sisi kepemimpannan beliau baik dalam perang ataupun dalam kehidupan sipil, ada juga sisi akhlaq beliau, atau sisi kehidupan Nabi Saw. bersama keluarganya, dll. Dan beliau berusaha menulis itu semua dengan bahasa yang mudah dipahami awam, karena tujuannya memang mendekatkan sirah nabawiyah kedalam kehidupan sehari-hari, dan ini terbantu dengan spesialisasi beliau lain dibidang sastra, makanya buku-buku beliau ini cukup laku dipasaran, karena selain dimudah dipahami awam, juga ditulis dengan bahasa yang indah.
Baca Juga: Syekh Ali Jumah, Entah Bagaimana Mungkin Aku Tidak Mengaguminya
Dan Alhamdulillah rata-rata sudah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Dibeli saja bukunya, bermanfaat insyaallah coba googling, buku-buku beliau mudah dipahami insyaallah. Tidaak perlu harus alim dulu. Tadi siang beliau ngabarin insyaallah dalam waktu dekat akan ada buku beliau yang baru, minggu ini masuk percetakan insyaallah. Kata temanku “Senyum Ajaaah!!”.[]
Leave a Review