Syekh Zhakaria Al-Makki adalah seorang ulama besar Minangkabau pada abad 18 hingga abad 19. Beliau berasal dari daerah Sariak Laweh, Kec. Akabiluru, Kabupaten Lima Puluh Kota. Dulu beliau Syekh Zhakaria menuntut ilmu di Makkah lebih kurang sekitar 6 tahun. Karena kondisi ekonomi yang kurang memungkinkan, beliau juga bekerja di Mekkah. Mungkin, nama beliau kurang terdengar ke permukaan bahkan kisah beliau nyaris hilang begitu saja.
Syekh Zhakaria Al-Makki berguru kepada salah seorang Syekh yang bernama Syekh Pontong. Nama ini selalu terdengar di banyak riwayat-riwayat dan cerita para ulama Luhak Limo Puluah.
Dalam penelusuran saya beberapa hari yang lalu (29/05/2022) mencari kertas silsilah Tarekat dari Syekh Zhakaria yang belum membuahkan hasil. Di kisah Syekh Mudo Abdul Qadim ditemukan nama beliau. Di kisah itu banyak sudah nama beliau lalu-lalang terdengar di telinga saya. Namun hingga saat ini nama asli dari sosok yang digelari Syekh Pontong yang konon katanya bermukim kota Mekkah tersebut masih menjadi tanya besar bagi penulis. Meski demikian, beliau adalah salah satu ulama pengamal tarekat Naqsyabandiyah.
Setelah kembali dari Mekkah, Syekh Zhakaria mendirikan surau. Surau itu bernama Surau Tinggi. Surau itu bertempat di kampung beliau, yakni Sariak Laweh. Surau itu dibangun dengan kekhasan bangunan Surau di Minangkabau pada masanya. Surau tinggi ini dibangun dua tingkat dan beratapkan ijuk. Pada beberapa tahun yang lalu, bangunan surau ini sudah diperbarui atau renivasi karena usia surau yang telah cukup lama.
Di surau tinggi ini orang dari luar daerah berguru kepada Syekh Zhakaria. Anak siak yang belajar pada beliau mulai dari daerah; Bengkulu, Jambi, Riau dan masih banyak daerah lain lagi. Dan di kampung, Syekh Zhakaria ini sangat disegani masyarakatnya.
Syekh Zhakaria meninggal dalam usia 135 tahun tepat pada tahun 27-09-1920, hari Jum’at. Pada hari Jum’at pula hari kelahiran beliau. Setelah kematian beliau, kepemimpinan surau dilanjutkan anaknya yakni Syekh Lawi Bagindo Ali yang lahir pada tahun 1895 dan wafat pada tahun 1980. Setelah itu kepemimpinan surau jatuh kepada Syekh H. Agus Dt. Asa Basa, dan hingga sekarang dilanjutkan oleh Buya Dt. Maruhun. Berarti baru 4 orang yang menjalani kepemimpinan surau tersebut hingga sekarang.
Mengenai peredaran silsilah keilmuan Tarekat dari Syekh Zhakaria Al-Makki hingaa sampai saat sekarang ini masih ada di beberapa surau di pedalaman Kabupaten Lima Puluh Kota, sebut saja surau di Simpang Sugiran dan daerah Suayan.
Hingga saat ini foto ataupun lukisan wajah dari Syekh Zhakaria Al-Makki belum ditemukan. Namun, dari keterangan dari Buya Angku Marajo, di beberapa tahun lalu foto beliau ada terlihat. Semoga segera didapatkan jika foto betul-betul ada. Tentu saja mengoleksi foto ataupun wajah-wajah ulama ialah hobi saya dari dulunya sampai sekarang. []
Leave a Review