scentivaid mycapturer thelightindonesia

Tasawuf Itu Ilmu dan Ilmiah, Bukan Sekadar Kata Indah

Tasawuf Itu Ilmu dan Ilmiah, Bukan Sekadar Kata Indah
Ilustrasi Dok. Istimewa

Tasawuf itu tidak cuma tentang kata-kata indah, bukan juga cuma dibatasi dengan pembahasan akhlak, atau cuma masalah perdebatan wahdatul wujud. Tapi ilmu tasawuf itu sebuah bidang ilmu yang di dalamnya beberapa fan ilmu yang setiap dan pada setiap fan memgumpulkan kaidah-kaidah ilmiah dalam beberapa bab.

Diantara fan dalam ilmu tasawuf itu:

– Ushul Tariqah yang didalamnya membahas kaidah ilmiah arkan tentang rukun-rukun tasawuf seperti Syekh, murid, suhbah, ilmu, tujuan dll. Di antara kitab penting dalam fan ini Anwar Qudsiyah Syarany, ushul tariqah zaruq, dll.

– Adab, didalamnya membahas kaidah ilmiah tentang adab-adab salik dalam menjalani kehidupan seperti adab salat, adab salat, adab makan, adab dengan manusia, adab dengan makhluk tuhan lainnya, adab dengan tuhan, adab jihad, adab tetangga,, dll. Di antara kitab penting dalam fan ini Adab Dunya Waddin, Bidayatul Hidayah, dll.

– Akhlak, di dalamnya membahas kaidah ilmiah akhlak yang harus disifati oleh salikin baik seperti pembahasan tentang ushul akhlaq, takhaly, tahally, dll. Diantara kitab penting dalam fan ini Syajaratul Maarif, Akhlaq Adhudiyah, dll.

– Wadhifah Murid dan Salik, di dalamnya membahas kaidah ilmiah tentang apa yang harus dikerjakan salikin dalam bertarekat seperti pembahasan tentang uzlah, azkar, hadrah, sama’, ahzab, dll. Diantara kitab penting dalam fan ini Uhud Muhammadiyah, Kawakib Durriyah, dll

Sair was Suluk, di dalamnya membahas kaidah ilmiah tentang perjalan spritual yang akan dilewati seorang salik, seperti pembahasan tentang al-qalb, ar-ruh, ahwal, maqamat, dll. Diantara kitab penting dalam fan ini: Setrenjil Arifin, Risalah Qusyairiyah, Manazil Assairin, Sair was Suluk ila Malikil Muluk, dll.

Baca Juga: Syekh Abdussamad Al-Palimbani: Ulama Besar Tasawuf dan Pengarang Sirussalikin

Thabaqat, di dalamnya membahas kaidah ilmiah tentang tingkatan manusia dan kisah manusia-manusia yang mengamalkan tasawuf, sehingga salikin bisa menjadikan mereka qudwah dalam bertarikat seperti pembahasan tentang riwayat para imam tasawuf, penjelasan tentang abdal, qutb, dll. Di antara kitab paling penting dalam fan ini Shafwatus Shafa, Jami Karamat Auliyah, Tahabaqat Sya’rany, dll.

– Qawaid Tasawuf, pembahasan tentang kaidah umum dalam ilmu tasawuf yang mirip seperti Asybah Wannadhair dalam ilmu fiqh. Di antara kitab penting dalam fan ini alHikam, Faidhur Rahmany, Qawaid, dll

– I’tiqad Sufi, pembahasan tentang kaidah ilmiah yang menjelaskan akidah ahli tasawuf, mulai dari barhanahnya, cara mencapainya, istidlalnya, syubhat dan jawabannya, dll. Di antara kitab penting dalam fan ini, Miftahul Jannah, Qawaid Kasyfiyah, Aljawahir, dll

– Dan lainnya seperti Mawaidz, Washaya, Tafsir Isyary, Hadis, Dawawin, dll.

Ada beberapa kitab yang membahas sebagian besar ilmu-ilmu di atas dalam satu buku, biasanya dijadikan kitab madrasy seperti Ihya Ulumudin, Alluma, Furuhat Makkiyah, Awarif Almaarif, atau yang ringkas dan mudah seperti Haqaiq Anit Tasawuf.

Ada juga yang menulis dalam satu buku 2 fan atau lebih seperti Risalah Qusyairiyah memadukan antara fan Thabaqat dan Sair wa Suluk. Ada juga yang menggabungkan adab dan akhlak seperti Bidayatul Hidayah dll. Tapi intinya ya tetap satu, bahwa ilmu ini bukan ilmu yang ada tanpa dhawabit ilmiah dan hanya mengandalkan dzauq atau perasaan, sehingga menjadi liar, sihingga masuk di dalamnya khudr wal yabis. Sebaliknyai ilmu ini adalah ilmu yang berdiri atas dhawabit ilmiah mundhabitah yang sesuai dengan maziyah ilmu ini.

Selain itu mempersempit tasawuf hanya untuk ilmu akhlak, atau wahdatul wujud, dll adalah bentuk ketidakpahaman kepada ilmu ini, karena ilmu tasawuf yang begitu luas, masa yang dibahas wahdatul wujud saja atau cuma memperbaiki akhlak saja atau cuma maqamat saja, dll. Sebagaimana ilmu fikih memiliki banyak cabangnya seperti fikih, qawaid fiqh, tarikh tasyri, hadis dan tafsir ahkan, nadhariyah fiqhiyah, dll. Begitu juga dengan ilmu tasawuf.

Sungguh ajaran Nabi Muhammad saw dalam ilmu ini sangat luas, sungguh sayang hanya dijadikan satu bab saja, bahkan satu pembahasan saja yang terus diributkan seperti wahdatul wujud. Marilah kita kembalikan ilmu ini sebagaimana mestinya dan sesuai tujuan awalnya. Yaitu “cara ilmiah menuju tuhan”, sesuai dengan arahan Nabi saw dan para muridnya dan para muridnya yang mewarisi ilmunya.

Catatan penting: buku-buku itu hanya membantu muridin dalam mengetahui mizan ilmiah dalam bertasawuf. Adapun ilmu tasawuf itu baru sempurna jika dirasakan, melalui bimbingan seorang guru.

Akhirnya, sebuah makanan tidak hanya menjadi catatan resep, tapi telah dimasak oleh koki handal, dan dihidangkan dihadapan kita. Lalu kita tinggal menikmati hidangan tersebut setelah kita yakin bahwa koki itu memang bisa memasak makan enak itu sesuai resep dan tidak berbahayah. Begitu juga dalam kita menikmati zauq makanan ruhaniyah yaitu ma’rifatullah.

Baca Juga: Beberapa Percakapan Dasar tentang Sastra Pesantren

Kita baru merasakan nikmatnya ketika merasakannya bukan sekadar mengetahui resepnya dari buku kumpulan resep makanan. Atau mengenalnya dari review doank. Walaupun buku-buku dan review itu sangat membantu memperluas pengetahuan tentang makanan baru dan lezat tentunya. Maka dari itu apapun yang terjadi carilah guru yang bisa membantumu mencapai lezatnya hidangan ma’rifatullah.[]

Fauzan Inzaghi
Mahasiswa Indonesia di Suriah