Pondok Pesantren Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) Candung mendapatkan kunjungan Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) dari Kementrian Sosial pada Minggu (07/08/2022). Kunjungan ini dimaksudkan terkait verifikasi pengusulan pendiri MTI Candung Syekh Sulaiman Arrasuli sebagai pahlawan nasional. Verifikasi yang turun ke lapangan dipimpin langsung oleh Muklis Paene.
Muklis Paene dan tim disambut kepala Dinas Sosial dan TP2GD Provinsi Sumbar dan Kepala Sosial dan TP2GD Kabupaten Agam, kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Agam, ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli bersama pembina dan ketua DPD Persatuan Tarbiyah Islamiah Sumbar.
Dalam sambutannya berkunjung di MTI Candung, Ketua TP2GP Muklis Paene mengatakan bahwa pengusulan seseorang menjadi pahlawan nasional itu tidak mudah tapi membutuhkan perjalanan yang panjang. “
Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam pengusulan seorang menjadi pahlawan nasional itu’. Ujarnya. Ketiga yang dimaksud itu antara lain, kelengkapan administrasi. Kelengkapan administrasi itu menurut Muklis, diawali dari pengusulan ke pemerintah kabupaten, kemudian ke Provinsi dan diteruskan ke pusat.
Setelah kelengkapan administrasi “dilanjutkan dengan kelayakan secara akademis, Kelayakan administrasi yang merupakan penopang layak tidaknya seseorang itu diusulkan sebagai pahlawan nasional,” ujarnya.
Di dalam memenuhi kelayakan akademis itu harus ada juga kisi-kisi yang jelas terhadap tokoh yang diusulkan. Kisi-kisi yang dimaksud seperti pemikiran serta ideologi yang dianutnya. Cakupan tentang pemikiran dan ideologi itu tidak terbatas pada masyarakat sekitar tapi melampaui batas wilayah dan pemikiran yang masih bisa dirasakan hingga saat ini.
Kemudian Muklis Paene kembali menegaskan alasan kunjungannya ke MTI Canduang ini yaitu; “Untuk itulah kita dari tim verifikasi datang untuk mencoba membenarkan dan mengamati apa yang diusulkan dalam surat dan naskah-naskah tertulis itu dengan realitasnya di lapangan”.
Setalah Muklis Paene menyajikan dua proses di atas, di menyinggung tahapan ketiga, adalah keputusan politik. Menurutnya, penetapan seseorang sebagai pahlawan nasional itu tidak berdasarkan kelayakan akademis tapi rekomendasi kelayakan akademisi dan keputusannya adalah keputusan politik yang berada di tangan presiden.
“Tugas kita sebagai TP2GP adalah menverifikasi untuk melihat kesesuaian data yang disampaikan dengan fakta fakta di lapangan, kemudian hasilmya diteruskan ke dewan gelar dan presiden,” ujarnya.
Kemudian sambutan dilanjutkan oleh Ketua Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli, Dr. Sukri Iska. Ia menyampaikan rasa sukurnya, karena sudah ada progres kelanjutan dari pengusulan Syekh Sulaiman Arrasuli sebagai pahlawan nasional. Hal itu ditandai dengan turunnya tim verifikatur dari pusat. Tim Peneliti Kemensos ini bertugas melakukan penelitian kesesuaian data-data yang dituangkan dalam dokumen pengajuan pahlawan nasional dengan fakta dan kondisi di lapangan.
Dr. Sukri Iska menyampaikan harapan; “Kita berdoa dan berharap setelah verifikasi ini tim dapat merekomendasikan ke dewan gelar sehingga Syekh Sulaiman Arrasuli kemudian dapat diakui secara formal sebagai pahlawan nasional”.
Acara itu juga diisi dengan penyampaian testimoni dari beberapa tokoh masyarakat terkait peran, pengaruh perjuangan dan pemikiran dari Syekh Sulaiman Arrasuli. Di antara testimoni itu disampaikan oleh ketua Persatuan Tarbiayah Islamiyah (Perti) Sumatera Barat. Prof Dr. Syafiarma Marsidin, Dewan Pembina Yayasan Prof H.Makmur Syarif dan sejumlah ahli sejarah, walinagari dan tokoh masyarakat lainya.
Salah satu testimoni yang disampaikan itu adalah tentang seruan jihat kepada umat Islam terhadap agresi militer pertama yang dilakukan oleh Belanda tahun 1947. Menurut Prof. Safiyarma Mursidin seruan jihad “Ini merupakan bukti nyata dari peran arr dalam mempertahankan kemerdekaan RI, karena itu ia sangat layak untuk diakui sebagai pahlawan nasional”.
Tim Peneliti Kemensos ini juga berziarah secara langsung ke makan dan prasasti Syekh Sulaiman Arrasuli yang berada persis di halaman Pondok Pesantren MTI Candung, kemudian melihat perpustakaan dan dokumen serta koleksi di perpusatakaan. Terakhir tim berkunjung ke Museum Syekh Sulaiman Arrasuli yang berlokasi di Simpang Gadung Jl. Syekh Sulaiman Arrasuli.
Kemudian tim melihat langsung peninggalan-peninggalan dari Syekh Sulaiman Arrasuli yang berupa dokumen dan kitab-kitab karangannya. Ketua Tim Verifikasi. Muklis Paene menyarankan agar peninggalan dari Syekh Sulaiman Arrasuli itu dapat dimasukkan dalam ingatan kolektif nasional (IKON) sehingga semua peninggalan itu dapat dicatat sebagai warisan dokumenter.(Rilis Tim TP2GD Kab. Agam dan Yayasan Syekh Sulaiman Arrasuli)
Leave a Review