Dokumen surat di photo milik Ayahanda H. Sirajuddin Harby ini dikirim oleh Beliau Ummi Hajjah Syamsiyah Abbas. Adik kandung Beliau Abuya KH. Sirajuddin Abbas, tokoh dan pemimpin legendaris yang pernah dimiliki organisasi Tarbiyah/PERTI. Tokoh yang membuat Yai terinspirasi dan mengabadikannya pada nama Ayahanda. Ya, Ummi Syamsiyah dan Buya Sirajuddin adalah putera dari Maulana Syekh Abbas Qadhi Ladang Lawas. Salah seorang pendiri Persatuan Tarbiyah Islamiyah yang juga pendiri Arabiyah School pada tahun 1918 di Gobah, Banuhampu.
Karena Ayahanda merupakan pimpinan di Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Tingkat II (Tk II) Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Tarbiyah) Kabupaten Rejang Lebong (RL) kala itu, maka dirinya masuk ke dalam daftar jaringan korespondensi Ummi Syamsiyah. Ya, surat ini ditulis oleh Ummi Syamsiyah Abbas di Bengkawas pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 1413 H bertepatan dengan bulan September tahun 1993 M. Empat tahun setelah DPD Tk II Tarbiyah RL membentuk Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Curup menyusul pembentukan Yayasan Tarbiyah Rejang Lebong (YTRL) yang memang dipersiapkan untuk itu. Surat ini semacam rangkaian materi pemikiran dan pergerakan Ummi Syamsiyah yang rutin Beliau sebarkan kepada jaringannya. Baik kepada rekan seperjuangan, murid maupun jajaran pengurus Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Dengan kop Hajjah Syamsiyah Abbas, Anggota Dewan Pembina dan Penasihat, Persatuan Tarbiyah Islamiyah. Rangkaian materi ini disebutnya sebagai Khutbah.
Baca Juga: MTI Putri Bengkaweh; Banjak Bitjara dan Banjak Bekerdja
Melihat isi surat ini saja, tak terbayang betapa tinggi aktivitas dan mobilitas Ummi. Dari persoalan global seperti Konferensi Tingkat Tinggi Non Blok (KTT NB) hingga persoalan dasar seperti pemertahanan i’tikad Ahlissunnah wal Jamaah dan Masdzhab Syafi’iyah. Dalam satu surat itu. Ada tiga poin dalam edisi ini. Pertama mengenai penyelenggaraan KTT Non Blok di Jakarta. Kedua mengenai sikap Amerika terhadap Irak. Ketiga menyoal selintas mengenai i’tikad dan amalan Tarbiyah.
Semasa hidupnya, Ummi Syamsiyah memang banyak berperan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, sosial, sampai politik. Bidang pendidikan, dibantu oleh sang kakak, Buya Sirajuddin Abbas, Ummi Syamsiyah mendirikan Madrasah Tarbiyah Islamiyah (MTI) di kampungnya, Bengkaweh. MTI ini dikenal dengan sebutan MTI Putri Bengkaweh. Di samping itu, ia juga mendirikan Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Abdi Pendidikan Bengkaweh (kini berpindah ke Kota Payakumbuh) dan STKIP Ahlussunnah Tarok.
Baca Juga: Hj. Syamsiyah Abbas Tokoh Perti dan Pendidikan Perempuan Minangabau #1
Kesemua lembaga pendidikan yang didirikan oleh Ummi Syamsiyah pun Buya Siradj atau, secara umum, putera Maulana Syekh Abbas Qadhi tentu bukanlah sengaja diharapkan untuk tidak beroperasi lagi kini. Apalagi oleh mereka yang termasuk para teladan terbaik yang dimiliki organisasi ini. Namun, hemat penulis, aktivisme bahkan situasi sosial nasional kala itulah yang membuat para panutan kita ini ditarik sedemikian rupa dalam fokus perjuangan nasional. Sehingga belum sempat melakukan perkaderan secara lebih terstruktur, sistematis dan massif. Namun, itu juga bukan masalah. Sebab kapasitas atau ketokohan atau keteladan nasional dari Ummi Syamsiyah, Buya Siradj dan Maulana Syekh Abbas Qadhi itulah sesungguhnya yang masih hidup dan menjadi modal utama kita kaum muda untuk meneruskan perjuangan. Lahumul Fatihah.
Leave a Review