Berikut beberapa literatur yang dikarang oleh ulama asal Jambi yang membahas masalah hukum ziarah kubur, tahlil, sedakah untuk mayit dll.
_________________________________________
- Kitab “Luqtoh at-Takmil” karya Syekh Muhammad Said bin Abd al-Majid Tungkal
Apakah Tujuan dari Ziarah Kubur dan Bolehkah?
Pada hal. 31. Dikatakan bahwa:
زياره كاقبر ستڠه درفدا اداب اورڠ مسلمين دان مقصود زياره إياله مڠبيل اعتبار بݢي اورڠيڠ زياره دان منفعة بݢي يڠد زيارهي.
“Ziarah ke kubur setengah daripada adab orang Muslimin dan maksud ziarah ialah mengambil i’tibar bagi orang yang ziarah dan manfaat bagi yang diziarahi”.
چغنله لالى اى وقت زيارة هنداقله بربيق دعا بكي يغدزيارهيث سوفايا چاغن سيا٢ سجا.
“Janganlah lalai ia waktu ziarah hendaklah berbanyak doa bagi (untuk) yang diziarahinya, supaya jangan sia-sia saja.
مَنْ زَارَ قَبْرَ أَبَوَيْهِ أَوْ أَحَدَهُمَا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً غَفَرَ اللَّهُ لَهُ وَكَانَ بَارًّا بِوَالِدِيهِ
“Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya pada setiap Jumat, niscaya Allah mengampuninya dan ia tercatat sebagai anak yang berbakti kepada keduanya (Birrul Walidain)”.
Bolehkah Mendoakan Orang yang Telah Meninggal?
Pada hal. 29, beliau mengutip hadis Nabi yang berbunyi:
ﻣﺎ ﺍﻟﻤﻴﺖ ﻓﻲ ﻗﺒﺮﻩ ﺇﻻ ﻛﺎﻟﻐﺮﻳﻖ ﺍﻟﻤﻐﻮﺙ ﻳﻨﺘﻈﺮ ﺩﻋﻮﺓ ﺗﻠﺤﻘﻪ ﻣﻦ ﺍﺑﻨﻪ ﺃﻭ ﺃﺧﻴﻪ ﺃﻭ ﺻﺪﻳﻖ ﻟﻪ ﻓﺈﺫﺍ ﻟﺤﻘﺘﻪ ﻛﺎﻧﺖ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻴﻪ ﻣﻦ ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ﻭﻣﺎ ﻓﻴﻬﺎ.
“Tidaklah seorang mayit di dalam kubur kecuali seperti orang tenggelam yang minta pertolongan. Ia menanti kiriman doa dari anaknya, saudaranya atau temannya, ketika ia mendapatkannya (kiriman doa) maka ia sungguh bahagia, mengalahkan kebahagiaan dunia dan seisinya”.
إنَّ الرَّجُلَ لَيَمُوتُ وَالِدَاهُ وَهُوَ عَاقٌّ لَهُمَا فَيَدْعُو اللَّهَ لَهُمَا مِنْ بَعْدِهِمَا فَيَكْتُبُهُ اللَّهُ مِن الْبَارِّينَ
“Bahwa seorang anak yang kedua orang tuanya telah wafat sementara ia pernah berdurhaka terhadap keduanya, lalu ia berdoa kepada Allah sepeninggal keduanya, niscaya Allah mencatatnya sebagai anak yang berbakti (Birrul Walidain)”.
Bolehkah membaca al-Qur’an, Tahlil untuk orang yang telah meninggal?
تتكلا سمفى كفدا تمفت يغ هنداق دزياراهي ايت هنداقله كيتا بچا يَسن دان الملك دان الإخلاص، الفلق، الناس.
“Tatkala sampai kepada tempat yang hendak diziarahi itu, hendaklah kita membaca surah Yasin dan al-Mulk, Al-Ikhlas, al-Falaq dan An-Nas (Tahlil)”.
Kitab Luqtoh at-Takmil ditulis oleh Syekh Muhammad Said bin Abd al-Majid Tungkal pada tahun 1930 dan dicetak di Tandikat, Padangpanjang. Berbicara berkenaan seputar tata cara memandikan, menyalati, mengakafani dan menguburkan mayit.
Pada bagian Mukadimah Syekh Muhammad Said bin Abdul Majid Tungkal mengatakan bahwa dalam penulisan kitab ini banyak merujuk pada kitab “I’anah at-Thalibin karya Sayyid Bakri Syatha”, “Hasyiah al-Bajuri ala Ibnu Qosim karya Syekh Ibrahim al-Bajuri”, “Irsyad al-Ibad karya Syekh Zainuddin al-Malibari” dan “Kasyifah al-Saja karya Syekh Nawawi al-Bantani”.
Adapun kitab ini telah ditashih oleh Tuan Guru Haji Muhammad Syarif bin Abdurrahman yang kemungkinan seorang ulama dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Baca Juga: engganti Azan Kubur dengan Qad Qamatil Qiyamah
__________________________________________
- Kitab “Tajhiz al-Mayit” karya Syekh Muhammad Jaddawi bin Abu Bakar Syarifuddin dan Syekh Muhammad Alawi bin Abd. Somad.
Doa Takziyah
جاغنله بربايق-بايق جاكف يغ تيدا بركتنتوان دان ترتاوا-تاوا فدا تمفت كماتيان ايت بهوا مغهيبور هاتي اهلى كماتيان ايت لالو ممباج : “بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ، اعظم الله اجركم واحسن عزائكم وغفر لميتكم”
(Janganlah berbanyak-banyak cakap yang tiada berkententuan dan tertawa-tawa pada tempat kematian itu, bahwa menghibur hati ahli kematian itu lalu membaca:
(بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ، اعظم الله اجركم واحسن عزائكم وغفر لميتكم).
Hukum membacakan al-Qur’an & tahlil untuk orang yang telah Meninggal
سنة ممبايقكن ممباج القرآن دان تهليل دهديهكن فهلاث كفدا ميت ايت.
(Sunah membanyakkan membaca al-Qur’an dan Tahlil, dihadiahkan pahalanya kepada mayat itu).
Kitab Tajhiz al-Mayit merupakan salah satu kitab yang pernah diajarkan oleh Syekh Muhammad Jaddawi bin Abu Bakar kepada para santri Pondok Pesantren Sa’adatuddaren, kemudian kitab ini dikumpulkan (dihimpun) oleh sekretaris pribadi beliau yakni, KH. Muhammad Alawi bin Abd Somad yang juga, seorang guru di Pondok Pesantren Sa’adatuddaren. Sebagaimana tertulis pada halaman sampul kitab:
اين كتاب برنما تجهيز الميت
درس مستفاد من دروس الشيخ الفاضل المرحوم احمد جداوي بن ابو بكر، وجمعه الشيخ الفاضل المرحوم محمد علوي بن عبد الصمد نفعنا الله بهما وبعلومهما في الدارين. أمين
(Ini kitab bernama Tajhizul Mayit, pelajaran yang bermanfaat dipetik dari pelajaran As-Syekh al-Fadhil al-Marhum Ahmad Jaddawi bin Abu Bakar Syarifuddin dan dikumpulkan (dihimpun) oleh As-Syekh al-Fadhil al-Marhum KH. Muhammad Alawi bin Abd. Somad).
Muhammad Jaddawi bin Abu Bakar Syarifuddin merupakan Mudir ke IX Pondok Pesantren Sa’adatuddarein, Tahtul Yaman, Pelayangan, Jambi. Sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh KH. Ahmad Syakur bin Syukur, pada tahun 1915 M.
3. Kitab “Tajhiz al-Mayit” karya Syekh Muhammad Ali bin Abd al-Wahab al-Banjari At-Tungkali.
__________________________________________
Bolehkah bersedekah untuk mayit?
تيادا داتاغ اتاس ميت ترلبيه فاياه داريفادا مالم فرتاما ماكا كاسيهانيله اوليهمو اكان اوراغيغ مني غكال داغان برصدقة ماكا جيكاتيداق مندافاتي (تيدا مامفو) ايا ماكا هنداقلة ايا سمبهيغ دوا ركعة.
“Tiada datang atas mayit terlebih payah daripada malam pertama, maka kasihanilah olehmu akan orang meninggal dengan bershadaqah, maka jika tidak mendapati (tiada mampu) ia, maka hendaklah ia sembahyang 2 rakaat”.
Baca Juga: Ziarah Makam Ulama Minangkabau
Hukum membacakan al-Qur’an untuk orang yang telah Meninggal
قال الشافعى والأصحاب: يستحب أن يقرأ عنده شيء من القرآن، وإن ختموا القرآن كله كان حسنا.
“Berkata Imam Syafi’i dan para sahabatnya: Disunnahkan membaca beberapa ayat al-Qur’an di dekat mayit yang telah dikubur. Mereka menambahkan: Apabila dikhatamkan al-Qur’an seluruhnya maka hal itu lebih baik”.
Syekh Muhammad Ali bin Abd al-Wahab al-Banjari At-Tungkali merupakan pendiri Pondok Pesantren Al-Baqiyatush Shalihat, Kuala Tungkal, Jambi. Adapun rujukan Kitab Tajhiz al-Mayit, diantaranya: Kitab I’anah at-Thalibin karya Sayyid Bakri Syatha, Bughyah al-Mustarsyidin – Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husein bin Umar, al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab – Imam Nawawi ad-Dimasyqi, Tuhfah al-Muhtaj – Ibnu Hajar al-Haitami, Tafsir Marah Labid, Nihayah al-Zain – Syekh Nawawi al-Bantani, Sabil al- Muhtadin – Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari dll.
Referensi:
- Kitab “Luqtoh at-Takmil” karya Syekh Muhammad Said bin Abd al-Majid Tungkal.
- Kitab “Tajhiz al-Mayit” karya Syekh Muhammad Jaddawi bin Abu Bakar Syarifuddin dan Syekh Muhammad Alawi bin Abd. Somad.
- Kitab “Tajhiz al-Mayit” karya Syekh Muhammad Ali bin Abd al-Wahab al-Banjari At-Tungkali.
Waallahu ‘Alam
Jambi, 30 November 2021
Al-Haqir Muhammad Azro’i
Leave a Review